Rabiatul Adawiyah

137 5 0
                                    

Sungguh aku tak pernah mengerti akan cinta. Kemarin baru saja aku mendengar kabar, bahwa Lola temanku, di hamili oleh Ryon. Dan kejadian itu di lakukan di gudang Kuliah. Aneh. Sudah banyak orang berulang kali mengatakan kepada Lola, bahwa Ryon mata keranjang. Namun tetap saja, Lola mengulaskan beberapa alasan, bahwa Ryon hanya mencintainya menyayanginya, dan bla bla bla...

Aku bingung. Kenapa orang selalu salah mengartikan CINTA. Apa mereka tak tahu CINTA itu sangatlah suci. Namun para pemakainya yang membuat CINTA ternodai.

==========

"Atul! "

"Iya? "

"Lola sudah di keluarkan dari Kuliah. "

"Lola? Di keluarkan? "
"Benar. "

"Lalu bagaimana dengan Ryon? "
"Dia menghilang tanpa jejak, satu hari setelah yang ia lakukan kepada Lola. Aku prihatin sekali melihat Lola. Dia juga di usir dari rumah oleh Kakek Nenek nya. Orang tuanya saja sudah menghilang tanpa kabar. Yaa Allah... Miris betul. "

Aku benar benar terdiam oleh penjelasannya tadi. Aku iba melihat Lola. Apa yang sedang ia perbuat sekarang. Berjalan tanpa arah. Tak tau harus kemana. Pasti sangat sakit. Yaa Allah. Tolonglah dia.
"Atul... "

"Hmm... "

"Aku ingin mengatakan sesuatu. "

"Apa? "

"Ada yang melamarku kemarin. "

Aku terlonjak kaget. Melamar? Cepat sekali? Memangnya dia mampu berumah tangga secepat kilat itu.

"Melamar katamu? Memang nya kamu mau jadi ibu rumah tangga? Cepet banget? Ga salah tuh? "

"Aduh... Maksudku jadiin pacar gituh... "
"Pacar? "

"Iya. Terima ga nih? "

"Noo!! "
"Kenapa? "

"Kok kenapa sih. Dah jelas si Lola aja pacaran sama Ryon jadinya gimana tuh? Miris akhirnya kan. "

"Ish.. Dia itu pendakwah loh.. Dia shalih betul. Hafizh Qur'an juga. Juga hafal Hadist Bukhari. "

"Pendakwah? "

"Ya benar... "

"Dia bukan pendakwah! Salah kamu! "

"Dia itu Ustad yang ceramah ceramah di Masjid itu loh... Pendakwah namanya tuh. "

"Nggak! Kamu salah! Gadungan pendakwahnya! Masa iya ngajak pacaran. "

"Intinya terima ga nih? "

"Ya nggak lah! Gimana sih? "

"Kok gitu. Dia itu tatapannya teduh, suara nya lembutt bener. Nggak percaya temuin aja deh, orangnya. "

"Nggak! Intinya tolak! Dah, aku mau keluar. Panas disini. Assalamu'alaikum! "Kataku sambil menghentakkan kaki dengan keras setiap melangkah.

Yaiyalah panas. Wong pembicaraannya tentang PACARAN. Sungguh aku tidak suka dengan 7 huruf itu. Tak ada manfaat.

=========

Aku tengah duduk di teras rumah. Hari mulai senja. Sudah terlihat jingga kekuning kuningan yang bercampur menjadi warna yang unik. Aku sangat suka senja. Entah mengapa. Setiap waktunya senja, aku tak kan melewatkan waktu itu. Aku tak tau. Yang ku tahu, senja adalah waktu yang indah karena aku bisa melihat burung burung mulai berterbangan ke sarangnya kembali. Itu saja. Lebih juga tak masalah.

"Senja yang indah, "ucap seseorang.

"Eh? "aku menoleh kebelakang. "Ai... "

"Kenapa sendirian? "

"Nggak papa. Aku lebih suka sendiri saat ingin melihat senja. "

"Jadi aku mengganggu nih? Oh, yaudah kalo begitu aku balik kamar ya. "

"Eh... Eh.. Nggak papa kok. Ditemenin lebih bagus. Ayo silahkan duduk, "kataku sambil menepuk nepuk kursi di sampingku.

"Iya iya. "

Aisyah segera duduk di kursi sebelahku. Kami saling diam dan menikmati pemandangan alam ini. Sungguh ciptaan-Mu benar benar luar biasa. Benar benar mempesona.

"Udah ada niat buat nikah belum? "

"Aakhh!! "tiba tiba aku tersedak.
Padahal aku tidak memakan sesuatu.
"Eleh... Lama banget sih, nikahnya. Liat ni aku, lagi masa ta'arufan. "

"Ga ngiri, Weee. "

"Dasar... Kenapa sih, nama kamu itu harus Rabiatul Adawiyah? "

"Karena Aku cinta Allah! "

"Apaan sih? Ga masuk akal jawabannya! "
"Intinya. Karena aku cinta Allah! Itu aja! "

"Heh. Ya ya. "

"Masuk yuk! Dah habis senjanya! "

"Yuk yuk! "

-bersambung-

I Love AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang