Bidadari Walid Ku

53 5 0
                                    

Dari tadi aku berkeliling mencari 'dia' . Namun tetap saja sosok itu tak menampakkan sedikit pun dirinya. Sudah lama berkeliling, akhirnya ku lihat ia dengan seseorang. Setelah diperhatikan lagi ternyata ia dengan seorang gadis blasteran. Ku lihat gadis blasteran tadi pergi. Aku langsung menghampirinya. Yaa Allah... Tunai sudah rindu ini, Allah...
"Atul... "ucapku lembut.
Ku lihat ia menoleh. Dari tatapannya terlihat kerinduan. Apa dia juga merindukan ku, Allah?
"Kak... Kak Fah... "yang ku lihat ia mendekat dan...
Ia memelukku. Erat, Allah... Sangat erat. Yaa Allah... Aku sangat merindui Bidadari Walid Ku ini.
"Hiks... Hiks... Kakak kenapa lama kali di sana? "ucapnya menangis.
'Yaa Allah... Serindu itukah dia? '
"Apa kabar Bidadari Walid? "ucapku memeluknya hangat.
Ia membalas pelukan hangatku. Bahkan lebih hangat.
"Masih dengan panggilan yang sama? "tanyanya menatapku.
"Iya, Sayang... "
Aku tidak tau wajahnya seperti apa sekarang. Ku liat ia langsung membenamkan wajahnya di dada bidangku.
'Sejak kapan dia memakai blush on? '
"Kamu memakai blush sudah ke berapa kalinya? "
"Ish... Kakak apaan sih? "
"Gimana sama Umih kamu? "
"Maksudnya, Kak? "
"Kabarnya. "
"Oh, kabar... Atul juga mau ngirim surat lagi, "jawabnya sambil melepas pelukanku.
"Yaudah. Nanti kita ke rumah Kakak ya, "ujarku.
Namun beberapa saat ia menggeleng pelan.
"Ga bisa, Kak! "ucapnya.
"Kenapa? "
"Soalnya Atul udah disuruh temen nginap rumahnya. "
"Perempuan atau laki laki? "
"Perempuan lah, Kak... "
"Yaudah, nanti Kakak ke rumah temen kamu. Mana alamatnya? "tanyaku.
Ia mengangkat bahu.
"Ga tau? "
"Enggak. Nanti Atul tanyain sama temen, Atul... "
"Yaudah, yuk sini! Biar Kakak anterin ke kelas kamu! "ucapku mengulurkan tangan.
"Iya!! "sambutnya.

===========

"Ini kelasnya? "tanyaku sambil melihat kelas yang di tempati oleh Atul.
"Iya, "ia berjalan masuk ke dalam kelas. "Kakak nggak ikut masuk, nih? "
"Kamu duduk dimana? "
"Di sana. Barisan kedua dekat dinding. "
"Kamu- "ucapanku terpotong.
"Eh... Dah dapet gebetan nih, Joness? "tanya seorang gadis berjilbab biru sambil menatapku.
Ku lihat Atul hanya menunduk.
'Siapa gadis ini? '
"Wah... Manis ya. Ganteng banget lagi. Dapet dari mana, Ness?? "tanya gadis itu kasar.
Anehnya sedari tadi Atul hanya menunduk.
"Kamu kok diem aja sih, Ness? Kenalin dong, aku sama gebetan kamu!! "katanya mendekati Atul.
"Hei, kenalin aku Meisha. Sahabatnya si ATUL!! Iya kan, Tul? "tanya nya menatap Atul.
Sahabat? Sahabat macam apa kasar gitu? Atul Atul... Kamu salah pilih sahabat, Sayang...
"Jadi siapa nama mu? "tanya gadis itu mendekatiku.
Oke, aku langsung saja menjauh. "Kita harus ada jarak. "
Gadis itu tersenyum licik sambil menatap Atul sinis.
"Terserah!! "ucapnya pergi dari kelas.
"Atul... Dia siapa? "tanyaku selepas kepergian gadis bernama Meisha tadi.
"Dia sahabatku, Kak... "
"Sahabat macam apa? Kamu salah pilih... "
"Dulu dia nggak kayak gitu. Dulu dia baik. Dulu kami sering memperbaiki diri sama sama. Dulu kami sering belajar ilmu agama. Tapi semenjak dia pacaran, aku sering jadi bahan tertawaan nya. Dia sering manggil aku Jones, Kak... "tuturnya.
Aku sakit mendengarnya. Beraninya gadis itu.
"Gapapa... Sekarang ada Kakak... "
Matanya menyipit. Menandakan ia tersenyum. Aku tidak tau lagi bagaimana caranya tersenyum, karena cadar yang menutupinya. Tapi nanti aku akan tau lagi kok.
"Atul... "panggil sebuah suara lembut. Tapi ini suara laki laki.
Sontak aku lekas menoleh. Atul yang tadinya sibuk dengan ku juga ikut mencari sumber suara tadi.
"Bilal... "lirih Atul.
Laki laki bernama Bilal itu menatapku sambil tersenyum.
"Dimana Alfia? "tanya Bilal.
"Alfia... "ku dengar suara Atul mulai lemah. "Aku tidak tahu... "ia menggeleng.
"Oh... Kalau begitu, makasih... "ucap sosok Bilal itu sambil pergi.
Ku lirik sekilas Atul menunduk dalam.
'Ada apa dengannya? '
"Atul... Siapa Bilal? "

I Love AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang