Rencana.

2.1K 67 0
                                    

Di belakang kantin yak si Nayya, Putra, Rafi, Kenanth, Sap, Tiara, Lutfi berkumpul tanpa Ajeng. Kalo kalian tanya kemana Ajeng? Hmm jadi teman temannya tuh sengaja nyuekin Ajeng, bikin Ajeng sebel, bikin Ajeng ga ngikutin mulu biar berhasil rencana nya 😂 Maaf Ajeng :').

"Nay gimana nih? Lo udah dapat info soal Putra?." tanya Ken.
"Woi gue disini kampret yang ga ada tuh Aca." protes Putra.
"Yailah typo ngomong gue anju." ketus Ken.
"Heh kalian plis dont berantem." ucap Tiara.
"Tau tuh udah gede masih aja berantem kayak anak kecebong." ucap Rafi.
"Udah udah kalian jangan banyak ngomong mending lanjutin ini aja." kali ini Lutfi bersuara.
"Nah bener si Lutfi. Jadi gini gaes, kemarin mumpung nyokap gue dirumah dan waktu itu juga nyokap gue keluar rumah so kesempatan gue buat lihat hape nya dan minta nomer whatsapp mamanya Aca. Dan tratataaa nih gue udah punya." ucap Nayya.
"Terus lo udah coba hubungin?." tanya Tiara dan dijawab gelengan kepala oleh Nayya.
"Gue ga berani Tir hehehe." cengir Nayya.
*Pletakk*
"Aduh jidat gue sakit dodol." protes Nayya.
"Nayya sayangku plisss dong jangan terlalu geblek. Kalo lo ga hubungin nyokapnya Aca, gimana kita bisa tau keadaannya." jelas Putra (Yang statusnya kini pacar Nayya. Jadi Nayya jadian waktu pulang sekolah sebelum ngedate anggap aja gitu yaa.)
"Ya tapi ga usah jitak jidat gue lah sakit nih." ucap Nayya dan Putra langsung mengelus jidat Nayya.
"WOI KITA MAU BAHAS INI BUKAN MALAH MESRA MESRAAN." teriak Sap dengan wajah cemberut.
"Yailah Sap bilang aja lo iri wkwkwkkwk lo kan jomblo." gelak tawa Nayya sedangkan Sap lebih monyongin mulutnya.
"What? Sap jomblo?." tanya Lutfi tiba tiba dan dengan reflek semuanya menoleh ke Lutfi.
"Iya, emang kenapa?." ucap Sap.
"Eh gapapa sih hehe." cengir ga jelas Lutfi.
"Yodah back to topik sekarang kita gimana?." kali ini Rafi angkat bicara lagi.
"Yaudah sih coba telepon aja." ucap Ken.
"Oke." jawab Nayya.
Telepon pertama tidak diangkat.
Telepon kedua sampek ke empat ga juga diangkat.

"Gimana Nay?." tanya Sap.
"Gak ada jawaban gaes." ucap Nayya pasrah.
"Arghhhh Ca lo kemana sihh anjir emosi sendiri gue." ucap Putra sambil ngacak ngacak rambutnya frustrasi.
"Sabar Put, besok atau kapan kapan kita coba lagi." ucap Lutfi.

Kringgggg bel pulang sekolah pun berbunyi.
"Jeng sory ya tadi aku nyuekin lo hehehehe." cengir Nayya.
"Iya jeng maaf yaa." tambah Tiara.
"Eh Ajeng cantikk gue minta maaf yaa." ucap Rafi dan diangguki oleh Ajeng.
"YEAYYY KITA DIMAAFIN." girang Nayya.
"Eits bukan buat kalian cuma buat Rafi." ketus Ajeng.
"Yailahh ga jadi seneng dong kita. Ye kan Nay?." ucap Tiara.
"Ada saratnya kok." tawar Ajeng.
"Apaan?." ucap Nayya.
"Kalian berdua beliin gue es krim nanti baru gue maafin." jawab Ajeng dengan cengiran khasnya.
"Anjir itu mah sama aja lo memeras kita Jeng." protes Nayya.
"Ya terserah mau dimaafin apa enggak." ucap Ajeng enteng sambil menggandeng tangan Rafi lalu berjalan keluar kelas.
"Iya iya kita turutin, yok dah gue juga lagi pengen es krim." ucap Tiara yang langsung berada ditengah antara Rafi dan Ajeng.
"Oke deh yok." ucap Ajeng.
"Tungguin Putra, Kenanth, Lutfi sama Sap." ucap Rafi.
Setelah semuanya kumpul lalu deh beli es krim ditaman.

Ditaman.
FIJENG.
"Jeng lo mau rasa apa?." tanya Rafi.
"Coklattt donggg." jawab Ajeng dengan girang.
"Lucu banget sih lo." ucap Rafi sambil nyubit pipi gembil Ajeng.
"Pak coklat dua." pesan Rafi.
"Siap." jawab tukang es krim.

PUTNAY.
"Nay, lo mau apa?." tanya Putra sedangkan Nayya hanya cemberut.
"Loh kok cemberut? Emang gue salah apa Nay ke lo?." ucap Putra bingung.
"Laper." jawaban singkat jelas padat.
"Astagfirullah kenapa ga bilang dari tadi Nayyaa." gemas Putra.
"Lo sih ga peka." cuek Nayya.
"Yaudah yuk beli makan." ajak Putra dan diangguki oleh Nayya.

TIRKEN.
"Mau pesen apa?." tanya Ken.
"Gue gamau pesen apa apa kok." ucap Tiara.
"Lah terus?." tanya Ken.
"Gue mau kita nikmati momen ini. Duduk aja sini." ucap Tiara sambil menepuk bangku samping nya.
"Hmm." ucap Ken dan ia langsung duduk disamping Tiara, dan disambut senderan kepala Tiara di pundak Ken.

SAPFI.
"Fi, lo kenapa pindah sekolah?." tanya Sap.
"Karna buat ngeyakini aja." ucap Lutfi.
"Maksudnya?." tanya Sap.
"Ya, karna pindah gue jadi yakin ada bidadari di dunia." ucap Lutfi.
"Gimana sih maksudnya?." tanya Sap masih dengan kebingungan. "Dasar lemot." ucap Lutfi sambil menyentil hidung Sap.
Blussshhhh
*gue kok deg deg gini sih* (Sap)
*njir wajahnya Sap blushingg bikin salfok* (Lutfi)
"Hihhh Lutfiiiii." ucap Sap sambil mencubit pinggang Lutfi.
"Loh kok dicubit si? Lihat aja pembalasan gue." ucap Lutfi dan sebelumnya Sap udah lari sambil menjulurkan lidah ke Lutfi. Akhirnya mereka berdua kejar kejaran.

Waktu sudah menunjukan sore hampir malam hari.

"Jeng pulang yok." ajak Rafi.
"Yuk." ucap Ajeng.
Mereka berdua pulang kerumah.

"Nay udah mau sore, pulang yok." ajak Putra.
"Ayukk." jawab Ajeng.
Mereka berdua pulang ke rumah.

"Tir yok pulang." ajak Ken.
"Yuk." jawab Tiara.
mereka berdua pulang ke rumah.
Jangan tanya Sap sama Lutfi mereka sedang di mabuk cinta wkwkwk akhirnya Sap udah ga ngenes :v

Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang