chapter 12

7.1K 581 14
                                    

Gian menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, ia merenungkan detak jantungnya yang dalam diagnosa dokter sehat tapi ia merasa tak sehat. Ia merasa ada yang terjadi pada dirinya tapi ia tak tahu apa itu.

Ia berfikir haruskah ia periksa ke dokter lain untuk mendiagnosa apa sebenarnya penyakit yang ada pada Dirinya. Sebuah ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. Maura masuk dan mendekati Gian

"Kamu kok nggak turun makan malam?"

"Enggak mbak aku malas"

"Kamu kenapa sih Gi, beberapa hari ini kok aneh banget sih. Oh ya besok kami ajukan cuti ya, Minggu depan kita liburan ke anyer. Kita disana 3 hari"

"Mendadak sih mbak?"

"Iya, hari ini pengumuman kelulusan Alika dan nilai tertinggi, dan tebak Alika mendapatkan nilai tertinggi UN di sekolahnya"

"Wow beneran mbak? Keren dong"

"Iya makanya aku mau kasih kado liburan buat dia"

"Ya udah besok aku ajukan cuti"

Oooo----oooO

"Ayo kita berangkat" ucap Gian yang melihat Maura dan anak anaknya masih berada di luar mobil.

"Kita pakai mobil kamu aja ya Gi, agak gedean, nggak cukup kalau pakai mobil mas Arsya." Ucap Maura

Gian memasukkan mobil Arsya ke garasi dan mengeluarkan mobilnya.

"Emang bawa barang banyak mbak sampai harus bawa mobil aku?"

"Enggak, biar nggak berdesakan aja"

"Cuma 5 orang mobil mas Arsya juga cukup mbak?"

"Nggak ber 5 Gi tapi ber 6"

"Ber 6? Sama siapa, mbak Maura ajak si mbok"

"Enggak, mbak ajak Ayana, kan berkat dia nilai Alika bagus"

"Oh......"

Tak lama ayana datang membawa tas ransel.

"Maaf mbak Maura, saya telat"

"Nggak apa apa Na, ayo kita berangkat sekarang"

Mereka berangkat ke Anyer mengendarai mobil Gian yang lebih besar dari pada mobil Arsya, mobil di sopiri oleh Arsya sedang Gian berada di sebelahnya, jok belakang sopir Maura dan Ayana sedang jok belakang Alika dan Arlan.

Perjalanan Berlangsung sangat lancar, tanpa macet mereka sampai di Anyer dalam jangka waktu 2,5 jam. Maura sudah booking hotel jauh jauh hari, ia memilih memesan 3 kamar, 1 untuk arsya sekeluarga, 1 untuk Gian dan 1 untuk Ayana.

Setelah sampai hotel mereka beristirahat sebelum mengekplore pantai di Anyer. Ayana meletakkan tas ranselnya di pojok kamar, ia rebahkan tubuhnya di ranjang tapi ia merasakan perutnya kelaparan minta diisi, ia pun bangkit dari tidurnya dan keluar kamar. Ia turun dari lantai 2 dimana kamarnya dan kamar Maura serta Gian berada, saat berada di lobby ia ingat kalau tak membawa ponsel, malas untuk kembali ke atas ia berpesan pada resepsionis kalau keluarga Maura mencarinya ia sedang mencari makan karena lapar.

Ayana berkeliling area hotel untuk mencari resto yang menyediakan makanan murah, ia menemukan resto dengan view yang bagus yaitu mengarah ke indahnya pantai. Bukan resto sebenarnya lebih ke warung lesehan karena pengunjung makan dengan duduk di lantai beralaskan tikar.

CINTA TANPA SYARATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang