chapter 37

9.1K 513 10
                                    

"saya terima nikahnya Ayana Varrania Arabella binti Abdul Aziz Sastra Raharja dengan mas kawin yang tersebut dibayar tunai"

kalimat tersebut keluar Dengan lancar dari bibir Gian dengan satu tarikan nafas, dan di sambut ucapan sah dari penghulu dan saksi akad nikah.

Bapak Abdul Aziz Sastra Raharja tetap menolak untuk tinggal di rumah yang dibeli Ayana untuk mereka, ia memilih tetap tinggal di rumah peninggalan kakek buyut Ayana, Ayana menyerah akan keinginan papanya itu dan ia pun memutuskan untuk menikah di rumah itu.

Bapak Abdul Aziz Sastra Raharja sudah memberikan restu pada lamaran yang diajukan Gian, dan setelah pulang dari Yogya Ayana memberikan kepercayaan pada staf kepercayaannya untuk memegang tampuk pimpinan perusahaan karena ia harus fokus mengurus persiapan pernikahannya di Yogya, tidak mungkin ia harus mondar mandir Jakarta-Yogya, jalan terbaik ia akan tinggal sementara di Yogya.

Ayana memilih rumah kakek buyutnya itu untuk acara akad nikah dan resepsi, ia tak ingin kedua acara itu dilaksanakan di gedung, ia ingin acara lebih akrab dengan konsep garden party tanpa pelaminan.

"Kamu cantik sayang" bisik Gian di telinga Ayana yang sedang merapikan make up nya setelah akad nikah setengah jam yang lalu. Ucapan Gian membuat bulu kuduk Ayana merinding karena hembusan nafas Gian bisa ia rasakan.

Ayana tersenyum dan menatap Gian yang kini sudah resmi menjadi suaminya.

"Jadi biasanya nggak cantik gitu?" Tanya Ayana sambil memajukan bibirnya pura pura ngambek, Gian terkekeh melihat reaksi Ayana itu.

"Gitu aja ngambek, ntar cantiknya ilang loh" ucap Gian melangkah mendekati istrinya yang masih duduk di depan meja rias. Ia memutar tubuh Ayana hingga mereka saling berhadapan, Gian kemudian berjongkok hingga membuat mata mereka bertemu.

Gian mendekatkan bibirnya hingga tak berjarak dengan bibir Ayana, dikecupnya bibir istrinya lama, dikulumnya bibir istrinya atas dan bawah bergantian.

"Ups.....sorry salah kamar" ucap Sheila yang tiba tiba sudah membuka pintu kamar membuat suami istri ini memisahkan diri. Sheila membalikkan badan tapi tetap berdiri di tempatnya.

"Aku keluar dulu ya sayang" ucap Gian yang kemudian berdiri dan berjalan keluar dari kamar.

"Mas tunggu......." Panggil Ayana pada suaminya itu.

Gian Menghentikan langkahnya dan menoleh pada istrinya. Ayana berdiri dan mendekati suaminya. Lalu menghapus sisa lipstick yang menempel di bibir Gian karena ciuman mereka barusan. Gian tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya keluar kamar.

"Ya Tuhan Ay, suami elo sepertinya nggak sabar pengen segera malam pertama" ledek Sheila pada sahabatnya itu.

"Ish Apaan sih Shel" jawab Ayana, wajahnya sudah merona akan ejekan sahabatnya itu.

"Akhirnya elo nikah juga Ay, aku kapan ya?" Ucap Sheila menerawang

"Ya udah Sono nikah sama salah satu pacar elo"

"Enak aja, elo pikir berapa pacar gue? Gue nggak ada pacar Ay, gue pengen ntar calon suami gue itu 11 12 sama mas Gian, baik, romantis, perhatian"

"Yang kayak mas Gian udah sold out, cari yang lain aja"

"Aku kan bilang yang 11 12 Ama mas Gian, bukan mas Gian Ay, sensi banget sih Lo. Udah ah kita keluar, resepsinya mau dimulai." Ajak Sheila pada Ayana

Ayana sudah berganti baju dengan kebaya brokat berwarna tosca dan Jarit tradisional jawa

Ayana sudah berganti baju dengan kebaya brokat berwarna tosca dan Jarit tradisional jawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CINTA TANPA SYARATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang