chapter 4

7 1 0
                                    

"Hiks hiks,"

Baru saja Sheren memasuki kelas dia langsung disambut dengan isakan tangis, dia memang kepagian pergi ke sekolah tapi mana ada hantu dipagi-pagi ginikan? Ok, itu memang isak tangis tapi bukan kepunyaan hantu tapi isak tangis punya Rika. Disana di tempat duduk Rika ada Carol, Fifi dan tentu saja si empunya kusri, Rika.

Sheren segera mendekati ketiga teman barunya itu setelah meletakkan tasnya.

"Rika kenapa?" tanyanya.

"Um, biasa bertengkar sama Alan, hahaha," tawa Fifi agak dipaksakan. Dan itu terdengar aneh bagi Sheren.

"Kenapa sampai menangis?"
Rika berhenti menangis karena beberapa murid sudah mulai berdatangan.

"Tidak apa kok Sheren, gue nangis bukan gara-gara Alan, kok, walaupun agak sedih dan kecewa gara-gara Alan kemarin, sih. Hehe..." jawab Rika.

"Oohh, kalau begitu saya duduk dulu ya."

Rika dan Carol mengangguk sedangkan Fifi berjalan mengikuti Sheren ke tempat duduknya yang bersebelahan dengan Sheren.

Tak lama, sudah banyak siswa-siswi yang berdatangan. Dan bel pun berbunyi, pelajaran pertama dimulai.

Teng teng teng,

Bel tanda istirahat pertama berbunyi nyaring, bagai bel panggilan dari surga(?) bagi para murid yang lapar ingin makan ataupun ingin bebas dari pelajaran.

Erik berjalan ke kantin dan disampingnya ada Alan yang terlihat agak muram sejak masuk kelas. Dan Erik tahu apa penyebab Alan seperti itu apalagi kalau bukan dimarahi oleh rika dan tidak dimaafkannya.
Emang labil batin Erik.

Hari ini dia akan bertemu Alya. Makan bersama dan mengobrol banayk hal sampai bel masuk kelas berbunyi.

Dan disana Alya sudah menunggunya di meja nomor 8 samping jendela kantin.

"Yo!" sapa Erik ketika sampai.

"Hai! Loh kenapa Alan muram gitu?" tanya Alya.

"Biasa," ucap Eri sambil duduk. Diikuti oleh Alan.

Alya memang sudah tahu juga dengan kebiasaan Rika dan Alan. Bahkan teman sekelas dan beberapa kelas lain juga tahu bahkan beberapa guru juga.

"Ooh."

"Mau pesan apa?" tanya Erik.

"Bakso aja deh, lo?"

"Gue bakso juga dan lo Lan mau apa?"

"Jus mangga aja."

"Ok, kalau gitu sono lo pesenin pesanan kami Lan," perintah Erik innocent.

"Lho? Kok gue? Gue kira elo."

"Enak aja emang lo kira gue pelayan lo?"

"Emangnya gue juga pelayan lo?"

"Udah sana hush hush, gue traktir deh jus lo," usir Erik.

Alan beranjak tanpa mengatakan apa-apa dia benar-benar badmood.

Alya yang melihat itu hanya tertawa geli.

"Lo ini jahat banget sama Alan, udah tahu dia badmood."

"Biarin."

Tak lama Alan kembali dengan 2 bakso 2 es jeruk dan 1 jus mangga. Dan tak lama mereka pun mengobrol lebih tepatnya sih Erik dan Alya, Alan hanya sesekali ikut bicara.

Brak!

Tiba-tiba meja mereka digebrak memang tidak kencang namun cukup membuat kaget Alan, Erik, dan Alya.

CONSCIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang