Satu gebrakan di meja dan seluruh permukaan wajahku langsung mengerut. Aktivitas lain di ruangan ini otomatis berhenti. Ekor mataku menangkap ekspresi canggung Roni, matanya bolak-balik menelusuri tensi di antara kami sementara mulutnya masih sedikit terbuka--tak sempat menyelesaikan hipotesisnya tentang zat dalam selaput serangga yang bisa menyaring debu-debu halus.
"Ada apa--"
"Silakan keluar sebentar, Pak Roni. Ada yang harus saya bicarakan dengan Bu Indri soal M301."
"File laporannya sudah saya kirim kemarin. Analisis perkembangannya masih saya kerjakan tapi--"
"Saya tidak sedang membahas pekerjaan unit kalian yang terlambat dikumpulkan." Kepala Tim menatap tajam ke arahku. "Ini soal insiden dua hari yang lalu, percobaan lapangan di bawah pengawasan Bu Indri."
Tangan kananku otomatis terangkat. Minta kesempatan bicara sebelum Kepala Tim melanjutkan kalimatnya. "Memang kemarin lepas. Tapi perbaikan sistem fit and lock M301 sudah di tahap akhir. Hasilnya akan saya kirim besok."
Satu gebrakan di meja lagi. Kali ini aku bisa mendengar rasa frustasi Roni keluar bersamaan dengan embusan napas kami berdua.
"Coba lihat ini."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku bertukar pandang dengan Roni. Sepertinya dia juga tak menemukan apa yang sangat salah dari rekaman itu. Toh Kepala Tim memang selalu minta file simulasi lapangan dan proses perbaikan M301 berjalan dengan baik. Masalah ini sebenarnya juga sudah dijelaskan dalam laporan.
"Dalam manual yang sudah disepakati, masing-masing model harusnya hanya diberi satu sampel M301." Kepala Tim memijit pelipisnya sambil mengamati reaksi kami. Volume suaranya turun beberapa tingkat saat melanjutkan, "Model video ini punya dua sampel. Kemarin investor lihat rekaman ini dan protes soal cost riset yang boros."
"Mereka memang sedang cari-cari alasan untuk menekan cost pra-produksi." Roni menepuk pelan bahuku. "Harusnya tak masalah karena progress riset kita sudah lebih dari target."
Aku mengabaikan omongan Roni. "Perusahaan bagaimana?"
Mendengar ini, raut wajah Kepala Tim semakin surut. "Minta cost-nya dipotong. Mereka minta launching dimajukan. Takut sponsornya berkurang."
Aku menelan ludah dalam-dalam. Oke, ini masalah serius.