CHAPTER 3

410 50 3
                                    


(abaikan muka uke eren yang di mulmed//plak)


"Senyuman tipis, tapi akan selalu aku ingat"

.

.

.

*Di toilet wanita*

*[Name] PoV*

Aku memandang pantulan diriku di cermin, aku sedang berada di toilet sekarang, sendiri.

Pandanganku teralihkan pada telapak tanganku. Telapak tanganku yang digenggam oleh Eren tadi. Rasa hangat akibat genggaman tangan Eren masih teringat jelas diotaku.

Aku menghembuskan napas pelan.

Kapan terakhir kali tanganku ini digenggam dengan genggaman seperti itu?

Rasanya yang pernah mengengam tanganku seperti itu hanyalah kedua orang tuaku saja, tapi mereka sudah tidak ada.

Sejak 10 tahun yang lalu.

Aku mengambil sesuatu di kantung hoodieku, sebuah lencana sedang berada ditanganku sekarang. Ya, sesuatu itu adalah lencana yang sudah ada sejak aku lahir ke dunia

Lencana itu berbentuk perisai dengan sayap berwarna biru dan putih ditengahnya.

Lencana itu berbentuk perisai dengan sayap berwarna biru dan putih ditengahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Sc: google)

Lencana seorang Chousahedan.

Lencana yang hanya seorang Chousahedan yang memilikinya. Ya, aku seorang Chousahedan. Chousahedan terakhir tepatnya.

Aku akan berubah menjadi seorang Chousahedang hanya dengan melempar lencana itu seperti koin. Aku belum pernah mencobanya, dan aku tak ingin mencobanya.

Menantap nanar pada lencana itu, aku teringat kejadian tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orang tuaku.

Karena ini aku kehilangan orang tuaku.

Karena ini aku sendirian.

Karena ini aku membuat diriku menjadi bukan diriku sendiri.

Karena ini aku...

Aku menggepalkan tanganku mebungkus lencana itu dengan jemari tangan, aku memejamkan mataku menahan air mata yang kapanpun akan jatuh. Aku tak boleh seperti ini, Okaa-san melarangku untuk menjadi lemah. Aku harus kuat. Harus.

FLASHBACK

*Author Pov*

"Hiks... hiks.."

Seorang gadis kecil bersurai (h/c) sedang duduk meringkuk menagis sambil memgangi lututnya yang tengah mengeluarkan darah.

"astaga! [Name] sayang, ada apa dengan lututmu?kenapa bisa berdarah?" tiba-tiba seorang wanita bersurai sama menghampiri gadis kecil tersebut terdengar nada khawatir dari mulutnya, ia menududukan diri aga sejajar dengan gadis kecil tersebut

Attack on Magic [Eren Jeager x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang