Attack on Magic [Eren Jeager x Readers]

CHAPTER 8

.

.

.

Attack on Magic
Story: viona_el

Disclaimer: Hajime Isayama
seluruh karakter milik sang mangaka Shingeki no Kyojin, El-chan hanya meminjam saja.

WARNING!!: Typo bertebaran dimana-mana, romance gagal, fantasinya juga:'v, Author amatir:"D, cerita gaje, dan kawan-kawannya

Note: El-chan gak jago bikin yang sedih-sedih, mungkin chapter ini menjadi gaje karena kata2 membingungkan, jadi kalo gak paham ya pahamin aja:v//slap

[*Mikasa POV*]

Malam harinya,

Aku tengah duduk di depan jendela kamar tidur dengan beralaskan lantai. Menatap taburan bintang yang menghiasi langit malam dengan cahayanya. Kubiarkan angin malam menerpa wajahku merasakan betapa dinginnya malam membuat helai rambut hitamku menari-nari seirama dengannya. Dalam diam, aku memikirkan tentang banyak hal. Termasuk tentang keluargaku, keluarga Ackerman.

Sebenarnya ada apa dengan keluargaku?

"Apa kau sudah menemukannya dalam diri Mikasa?"

Kata-kata Paman tadi siang kembali terngiang ditelingaku. Menemukan apa?

Aku belum tahu banyak tentang diriku sendiri. Apalagi mengenai keluargaku. Aku pernah dengar rumor mengenai keluarga Ackerman, beberapa hari yang lalu. Saat itu, aku sedang menemani Ibu pergi ke toko dekat rumahku, aku mendengar dua orang didekatku duduk berbicara tentang Ackerman.

"Hei kau tahu? Ackerman membantu Chousahedan membunuh Titan Marley."

"Ya. Aku tahu itu, yang membantu Chousahedan adalah Ackerman Keluarga Utama."

"Keluarga Utama? Berarti luar biasa ya,'"

"Mereka sangat membantu Chousahedan dengan kemampuan Mahou mereka. Aku jadi iri, haha."

"Kau benar, tidak seperti kita yang hanya memiliki kemampuan Mahou kecil."

Kedua orang itu tertawa bersama, pertanyaan-pertanyaan muncul dibenakku.

Ackerman Keluarga Utama...?

Apa mungkin maksud perkataan Paman ada hubungannya dengan hal ini? Apakah Paman dari Keluarga Utama? Kalau Paman dari Keluarga Utama, berarti Ayah...?

Ayah dari Keluarga Utama?? Jika Ayah dari Keluarga Utama, berarti aku....

Aku berdiri, melangkah cepat keluar kamar menuju dimana Ayah dan Ibu berada. Terlalu banyak pertanyaan yang berkecamuk dipikiranku. Itu semua membuatku bingung, sejak awal aku tidak tahu-menahu tentang keluarga Ackerman. Aku ingin tahu, dan aku berhak tahu karena aku adalah Ackerman.

Kenapa Ayah merahasiakan dariku, aku ingin tahu. Kenapa hanya aku yang tidak diberitahu, aku ingin tahu. Kenapa Paman berbicara aneh tadi siang, aku ingin tahu.

Belum sempat kakiku menginjak anak tangga, telingaku menagkap suara percakapan antara Ayah dan Ibu. Percakpan itu membuatku tahu akan semuanya.

"Kenapa kau harus merahasiakannya dari Mikasa?" itu suara Ibu.

Rahasia?

Aku menajamkan pendengaranku. Ayah tidak langsung menjawab pertanyaan Ibu, Ayah terdiam sesaat, akhirnya menjawab.