Menikah bagi Romi dan Fahri itu tidak mungkin. Bisa dicoret dari kartu keluarga mereka. Lagian masih sekolah. Menyebut diri mereka pacaran dimuka umum pun pasti akan langsung mendapat cemoohan dan sangsi dari sekitar. Simpelnya mereka ini backstreet, biar memiliki hubungan di belakang publik.
Kemesraan mereka di depan umum pun tersirat, Romi suka mencuri pandang pada Fahri setiap rapat Osis. Kebetulan mereka berdua masuk ke dalam kepengurusan Osis di sekolah. Dan rapat Osis menjadi ajang menyenangkan bagi mereka karena bisa bertemu dan saling mencuri pandang.
Kencan mereka juga tentu berbeda. Tempat favorit Romi jelas kamarnya atau kamar Fahri. Di sana mereka bebas. Atau tempat gelap seperti gedung bioskop, mereka bisa bergandengan tangan dengan ditutupi jaket berkedok AC di ruangan tersebut terlalu dingin. Dan, parkiran Mall atau Stasiun. Gila sih, tapi dimana lagi tempat yang sepi? Kuburan itu tidak mungkin.
Keduanya tidak pernah menuntut satu sama lain tentang kelainan cara kencan mereka karena mereka berdua sadar mereka berbeda.
"Kaaaak~!" Romi langsung menoleh pada pacarnya yang manis. Fahri tersenyum manja padanya. Itu kode untuk Romi mau keluar dan membelikan Thai Tea di gang depan komplek. Mereka sedang kencan, di kamar Fahri. As always jarang ada orang. Mbok Ijah aja di dapur palingan.
Romi menggeleng. Ok, Romi memang suka membahagiakan Fahri, tapi tidak kali ini. Ia sudah posisi wenak bersandar di sofa dan memasang AirPod di telinganya. Inginnya berbantal paha Fahri, tapi anak itu sibuk dengan PRnya. Jadi Romi mengalah.
Manyun. Untung manyunnya imut bukan menyeramkan jadi Romi biasa-biasa saja malah gemas pada pacarnya yang sudah menutup buku PR dan berjalan ke arahnya dengan aura membunuh.
Membuat Romi menegakkan tubuhnya dan menyopot sebelah AirPodnya.
Yang lebih muda itu masih manyun tapi ia menjatuhkan diri duduk menempel pada Romi. Wajah itu harus dicium sepertinya agar berubah jadi merah. Tapi nyali Romi kecil, ia takut dislepet Fahri yang badan kecil tenaga cukup bagong itu.
"Thai Tea mulu gak bosen apa?!" Enggak. Romi tidak membentak pacar manisnya. Ia sedikit meninggikan volume suaranya. Membuat lelaki manis di sebelahnya menarik diri sedikit menjauh sampai ujung sofa dan itu menjadi kesempatan bagi Romi menjatuhkan kepalanya di paha Fahri. Ok, dia dapat apa yang diinginkan.
"Ok ok, aku ngalah." Fahri bersuara juga dengan ekspresi yang berangsur berubah tidak manyun lagi. Tangannya pun bergerak mengusuk surai hitam Romi.
Jelas Romi kegirangan. Lelaki itu memandangi wajah manis Fahri dengan senyum sewajahnya.
"Teman..."
Fahri menarik alisnya sekiranya dapat bersatu di dahinya.
"Mau putus?"
"Sensi bener neng..." Romi menyolek dagu lelaki manis itu yang melontar tanya pedas tadi.
Putus dengan Fahri bisa bunuh diri Romi. Romi Aditya yang berstatus bucinnya Fahri jelas tidak bisa hidup tanpa lelaki manis itu.
"Nang neng nang neng gue Choke lu!"
Romi hanya terkekeh. Lalu tangan lelaki itu meraba meja dimana ia meletakan satu AirPodnya tadi. Ia memasangkan di telinga Fahri.
"Yang jadi saksi cinta kita biar mentari aja Dek. Kita teman bahagia, sampai tua. Aku sayang kamu,"
Romi memang suka tiba-tiba random tidak jelas tapi membuat hati Fahri jedak-jeduk di dada.
Karena gemas, Fahri menjambak rambut Romi yang sudah di tangannya. Hal itu sukses membuat Romi menjerit merasakan perih di kulit rambutnya.
CUP
"Berisik bener dah!"
"jANGAN DIJAMBAK SAYANG!"
"EH IYA LUPA. SORII!"
"CIYOM LAGE!"
"NAJES"
Romi pun terjembab ke lantai. Masih untung tidak berbenturan dulu dengan meja.
Jatuh dari sofa pun ia mau kalau bibirnya dikecup lagi oleh Fahri.
________
kYAHAHAHAHA jadi aselinya bukan ini yang mau ku publish tapi ini yang jadi duluan makanya deh
semoga sukak ya teman teman♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
[bl] strawberries & cigarettes✔
Short StoryFahri dan Romi setelah berjanji untuk saling komitmen. "...strawberries and cigarettes always taste like you," august, 2018.