Chapter 4

528 61 7
                                    

“Lily..” Harry memeluk kekasihnya itu dengan wajah penuh kekhawatiran. Lagi, perasaan asing itu muncul di perut Lily. Saat kulit mereka bersentuhan. “Are you okay, my love?” Tanya Harry dengan kedua tangan yang ia posisikan di pipi kiri dan kanan Lily. “Ya. Aku baik-baik saja, Harry.” Lily tersenyum begitu menatap ke dalam mata Harry yang sehijau Emerald. “Lily, kembalilah bersamaku. Aku akan bersamamu ketika melawan penyihir jahat itu.” Harry menggenggam tangan Lily dan meremasnya, berharap kesungguhannya tersampaikan.

“Harry, it’s too dangerous.” Harry menggeleng tidak setuju dengan pendapat Lily. “Aku tidak peduli. You promised to stay together no matter what happen.” Harry membawa tangan Lily yang berada di genggamannya ke dadanya. “Lily, kita harus segera kembali, keadaan di Crystal City semakin memburuk. Aku khawatir ibu tidak akan bisa menahannya.” Lily mengangguk kemudian ia dan keempat pria lainnya mengikuti Liam menuju sebuah buku besar yang terbuka diatas sebuah meja. “Touch the page and you’ll be transported to Wonderland.” Perintah Liam. Niall memulainya terlebih dahulu, kemudian Louis, disusul dengan Zayn dan Harry. Menyisakan Liam dengan Lily menjadi yang terakhir.

Dalam hitungan menit Lily telah berdiri di sebuah perpustakaan yang tidak kalah besarnya dengan nightgown berwarna putih yang terlihat menawan saat ia kenakan. “Liam, apa yang harus kulakukan? I don’t know the first thing of being a witch!” Ujar Lily pada Liam setelahnya. “Zayn, aku meminta bantuanmu di benteng depan. Louis, aku membutuhkan bantuanmu di benteng belakang. Niall, aku mau kau melindungi Raja dan Ratu dari serangan mereka.” Mereka bertiga mengangguk dan segera beranjak dari tempatnya.

“Harry, bantu aku menemukan grimoire.” Harry mengangguk dan mulai mencari sebuah grimoire. “Apa itu grimoire?” Tanya Lily yang mengikuti Liam. “Grimoire, adalah sebuah kumpulan mantra, berbagai jenis ritual, dan juga ramuan-ramuan penting dalam dunia sihir. Aku tahu kau seorang mahasiswa yang pandai, jadi aku yakin kau dapat menghapal semua mantra yang berada di buku ini.” Liam menjatuhkan sebuah buku besar nan tebal yang sudah usang ke tanah. “Harry, I’ve got it!” Liam berteriak memanggil Harry, yang kemudian bergabung dengan mereka.

Lily berusaha mengingat semua mantra itu dan bersiap dalam waktu beberapa jam. Ia, Harry dan Liam telah memiliki sebuah rencana tersendiri untuk membunuh Theodora. Sementara itu keadaan Niall tidak sebaik yang ia kira. Pasukan dengan ilmu sihir hitam sangat susah di taklukkan. Mereka seperti robot jika di Bumi. Begitu pula dengan Louis, ia masih berusaha menjaga benteng belakang, sementara Zayn masih berusaha menembak makhluk apapun untuk melemahkan sihir Theodora.

“Baiklah. Ibu berkata jika aku bersamamu, kita akan kuat. Cukup kuat untuk membunuh Theodora. Jadi kau tetap bersamaku, oke?” Lily mengangguk mengerti mendengar perintah Liam. “Harry, kau pergi. Bantu Niall menjaga Raja dan Ratu.” Harry mengangguk mengerti, namun sebelum ia pergi, ia memeluk dan mencium kening Lily. Sementara Lily membisikkan sebuah mantra untuk menjaga Harry dari apapun. Ia tahu bahwa ia baru saja bertemu dengan Harry, tetapi ia merasakan sesuatu yang asing jika ia bersama Harry. Ia merasakan hal itu; cinta dan kasih.

“Pakai ini, ini adalah kekuatanmu. Cincin ini diciptakan lebih kuat dari milikku atau ibu.” Liam memasangkan sebuah cincin dengan bentuk bintang yang berada di dalam lingkaran ke telunjuk Lily sebelum ia dan Lily berjalan meninggalkan perpustakaan dan membunuh apapun yang menghambat jalan mereka untuk mencapai tempat dimana ibu, ayah, beserta Theodora berada. Sampai di sebuah lorong kecil, ia melihat ibunya yang berusaha melawan Theodora, sementara ayahnya telah tergeletak dengan darah berlumuran. “Ayah..” Lirih Liam. Ia benar-benar marah sehingga ia segera keluar dari persembunyiannya dan menyerang Theodora. Liam telah menggagalkan rencananya sendiri.

“Well, well, well. Siapa lagi kalau bukan Putra Mahkota.” Theodora tertawa dengan jahatnya, sementara Lily yang masih bersembunyi sedang memikirkan sebuah taktik untuk melawan Theodora. Ia mencari-cari apa kelemahan Theodora. “Jauhkan tanganmu dari ibuku atau kau kehilangan satu tanganmu.” Ancamnya disertai dengan tatapan tajam kearah Theodora. “Tebak apa, Liam? Ancamanmu tidak membuatku takut.” Ia menyeringai lebar kemudian melayangkan tongkat sihirnya kearah Liam sehingga ia terpental menjauhi Theodora dan mendarat tepat di tubuh Lily.

“Oh, sayang sekali, adik kecilmu adalah sasaran pertamaku. Kau tahu, keberadaannya membahayakanku. Keberadaan kalian semua membahayakanku.” Seorang wanita paruh baya yang Lily simpulkan sebagai ibunya menoleh kearahnya, dan tersenyum. Lily membalasnya dengan senyuman dan mengangguk. “Ini akan menjadi sebuah pilihan yang sulit. Lebih baik aku membunuhmu, atau menyiksamu seperti yang kulakukan pada adik kecilmu?” Theodora tersenyum miring dan melayangkan tongkat sihirnya kearah Liam, sehingga ia tersiksa akan mantera dari Theodora.

Tiba-tiba Lily mengingat sesuatu, cincinnya.

•••

Kalau kalian mau tau gimana bentuk grimoire, coba cek link eksternal. Terus bentuk cincin Lily ada di multimedia :)

Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang