4. Pandangan 1 menit

15 2 0
                                    

Bruuukkkk...

Tak sengaja ia menjatuhkan beberapa buah novel.

"Sial pake jatuh segala lagi!"
Layla menunduk bermaksud memungut tumpukan tebal itu satu persatu.

Tiba-tiba..

Sepasang tangan kekar menyentuh salah satu novel yang ia pegang.

Detik kemudian Layla mengangkat wajahnya dan melihat seorang pria sedang menatapnya. Pandangan mereka bertemu selama 1 menit.

Sepasang tangan itu milik Rendy. Pria itu sangat tampan bola matanya coklat, kulitnya mulus kuning Langsat, hidungnya mancung dan bibirnya tipis. Ditambah sedikit kumis tipis menambah kesan manis.

Kira-kira seperti ini. Visualisasi Rendy.

Semenit kemudian Layla membuyarkan aksi saling pandang mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenit kemudian Layla membuyarkan aksi saling pandang mereka. Walau semenit tapi Layla bisa merekam wajah pria itu dengan jelas di otaknya.

"Hati-hati yaa" Rendy mengembalikan beberapa novel itu ke tempatnya. Dia mengusap puncak kepala Layla, kedua bibirnya terangkat sempurna membentuk senyuman yang indah. Dan pemuda itu langsung pergi begitu saja.

Tak bisa dipungkiri Layla sedikit terpesona dengan ketampanan pemuda itu.

"Apa'an sih. Kok gue jadi alay gini! Kayak ga pernah liat orang ganteng aja!" Layla merutuki kelakuannya barusan.


Dikasir...

"Ini mbak"

Mbak kasir menatap kedua orang yang menyodorkan dua buku secara bersamaan itu. Di depannya ada seorang gadis kelewat cantik dan pemuda kelewat tampan.

"Saya dulu mbak!" Layla tak mau kalah karena menurut nya dia lebih dulu antre

"It's ok. Ladys first right?" Tak ingin terjadi perdebatan Rendy mengalah pada gadis di depannya itu.

Ya tau sendirilah. Cewek adalah spesies selalu benar, tak mau kalah, dan tak pernah kehabisan kata-kata.

"Thanks!" Layla menoleh sebentar ke pemuda itu. Seraya berterima kasih atas bantuan dan atas sikap mengalahnya. Walau nada bicaranya ketus tapi dia ucapkan dengan tulus.

Gadis itu sudah keluar pintu utama dan tak terlihat lagi.

Satu sekolah sama gue?
Kok gue gak pernah ketemu ya?
Rendy bertanya dalam hati.

Sebenarnya tadi waktu insiden romantis-romantisan di lorong, Rendy tak sengaja membaca badge sekolah gadis itu.

Tapi dia tak berani bertanya karena wajah gadis itu terkesan jutek. Takutnya kalau dia nanya-nanya dan sok akrab akan menimbulkan kesan pertama yang tidak baik.

My Cool? AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang