[51] Drabble - Akhirnya Merdeka

18 3 0
                                    

Jenny Kartika Zega-Akhirnya MerdekaDark-angst378 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jenny Kartika Zega
-
Akhirnya Merdeka
Dark-angst
378 kata

Surat singkat ini kutulis tepat sehari sebelum kau membacanya sekarang. Lala, apa kabar? Dua tahun tidak berkabar membuat sahabatmu yang satu ini menggigil rindu, tahu?
Ha-ha-ha. Tidak apa-apa. Berbahagialah, La.

Ingat tidak, La, dua tahun yang lalu, tepat sebelum kita menjadi seperti tidak kenal satu sama lain, kau menamparku? Sakit, La. Aku jadi tidak nafsu makan berhari-hari entah karena apa; karena memikirkanmu atau khawatir akan persahabatan kita. Eh, sama saja ya? He-he-he.

La, jangan merasa bersalah. Kau ini perasa sekali, selalu saja bisa membuatku kelimpungan untuk menenangkanmu.

Masih suka permen susu rasa cokelat tidak La? Kalau masih, aku sudah menyiapkan banyak sekali permen itu dengan banyak jenis juga loh. Khusus untukmu, he-he-he. Silakan ambil di laci di bawah meja rias, di kamarku. Jangan lupa ya, La?

Oh ya, bagaimana hari-harimu, La? Aku tahu, pasti sulit. Kau tertatih-tatih ya? Maaf, La. Sahabatmu ini memang orang paling bodoh. Sejak kau menamparku waktu itu, aku tahu jika aku menemuimu lagi, kau pasti mau memaafkanku—berhubung hatimu baik sekali. Namun, aku yang pengecut. Aku terlalu takut untuk melihatmu dengan kondisi yang sudah berbeda setiap harinya, apalagi karena aku.

Maaf, aku tidak pernah berusaha untuk memerbaiki persahabatan kita ini. Maaf lagi, aku selalu saja membuatmu bersedih dan sekarang aku melakukannya lagi lewat surat ini. Namun aku janji, La, ini yang terakhir. Selepas ini, berbahagialah sesukamu.

Jujur, aku melakukan semua ini bukan karenamu La. Semua ini karena dan untuk diriku. Egois sekali, aku tahu, tetapi hanya dengan ini aku bisa tenang setelah dua tahun terakhir aku selalu dihantui rasa bersalah. Tidak ada yang bisa kulakukan dengan baik. Kuliahku terbengkalai, orang tuaku bercerai dan pacarku bermain di belakang. Dulu, aku selalu punya dirimu untuk berbagi keluh. Setelah tanpamu, aku tidak baik-baik saja, La.

Jadi, semoga dengan cara ini, semua pihak berbahagia.

Sekali lagi, berbahagialah, La. Oke? Kau baik sekali dan aku sangat bersyukur bisa mengenal dan menjadi sahabatmu. Salam sayang.

***

Setelahnya, surat itu diletakkan di atas nakas di samping tempat tidur sebuah hotel, sedang pemiliknya mengambil puluhan pil obat tidur. Ia meminumnya, lalu tersenyum sesaat sebelum jiwanya digandeng entah siapa menuju yang katanya kekekalan.

Akhirnya, Ia merdeka dari belenggu rasa bersalah setelah tanpa sengaja menabrak sahabatnya hingga lumpuh dan bisu dua tahun lalu.

Akhirnya!

«Terima kasih sudah membaca»

Event 73 Tahun IndonesiakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang