WNTR(2)

21 11 7
                                    


"pa....papa...."

Gadis kecil bermata biru itu menarik-narik lengan baju ayah nya yang sedang membereskn baju di koper hitam bermerek  converse- nya.

"iyaa...kenapa sayang??"

Ayah nya membelai lembut rambut ikal coklat milik gadis mungil itu sambil tersenyum , senyuman yang sudah lama sekali terkubur dalam tumpukan es.

"papa... Mau kemana??"

Mata gadis mungil itu berkilau , sangat menggemaskan . Sang ayah langsung merangkul gadis kecil nya , si gadis berteriak-teriak gembira.

"papa mau pergii , pergi jauuh naik pesawat , huuuusss"

Sang ayah menirukan pesawat terbang dengan mengayun-ayunkan tangan nya ke udara dan mencubit pelan hidung gadis kecilnya .

"Nanti ayah mau ke london..."

Ucap sang ayah sambil menurunkan gadis kecil dari pangkuan nya , si gadis bermangut-mangut sambil memonyongkan bibir mungil nya.

"tapii nanti papa kesini lagi kaann???"

Sang ayah tersenyum "iyaa nantii papa kesini lagi kook "

"Janji??"

Gadis kecil itu menaik-kan jari kelingking kecilnya , sang ayah tersenyum lagi kemudian mengaitkan jari kelingking nya .

"iya... Papa janjii.."

Entahlah terkadang sesuatu moment yang lucu tiba-tiba saja terjadi kapan pun dan dimana pun . Selepas mengaitkan jari kelingkingnya , gadis kecil itu sempat-sempatnya jatuh entah tersandung apaa ...

Tapii bukan badan-nya yang sakit atau berdarah , ia merasa badannya kaku , mati rasa . Yang terasa sakit sekarang ialah... Hatinya. Terasa perih . Sakit tapi , tak berdarah .

"haaaaa!!!!"

Nafas nya mulai tersengal sengal - naik turun tak beraturan , tenggorokan nya kering , air mata deras mengalir dari mata ber iris biru , hatinya ?? . Hatinya perih , perih sekali . Mimpi buruk itu lagi , lagi dan lagi menghantui pikiran nya .

Ia ter isak tangis dalam tekukan lutut nya , menatap kalung yang tergantung di leher nya . Hadiah ulang tahun nya Yang ke -6 tahun , kalung dengan ukiran arab با ر د ة (baaridah) namanya . Yang memiliki makna , DINGIN .

Sama seperti pemakainya, dingin. Gadis itu menyeka ujung mata nya , isak tangisnya mulai mereda , ia mulai mengatur nafas . Sekarang redalah sudah tangis nya , tapi hatinya ?? Entah lah kapan luka hatinya akan terajut dengan benang kebahagiaan yang kian telah lama lenyap diterpa hembusan angin badai .

Gadis itu mendongak melihat ke arah jam , pukul 04.05 dini hari .
Sangat terlalu pagi untuk bangun menurut jadwal sang pe-gadang . Tapi tidak untuk Rissa gadis itu langsung bangkit dari kasur nya , mengambil handuk dan menyiapkan seragam yang masih berada di lemari kayu berwarna putih berukiran bunga-bunga kemudian pergi menuju kamar mandi yang berada di ujung kiri kamar tidur nya daan memulai aktifitas paginya .

Setelah semua beres , ia lansung menuju meja riasnya memakai bedak tipis kemudian memasang  softlens hitam berukuran sedang nya .

•~•

Pukul 06.05

Nenek berusia 60 tahun itu cekatan menyiapkan sarapan , walau umur nya sudah manopause tapi lincah nyaa.. Euyy kayak pemudi berumur tujuh belas tahun , tapi... Wajah nya tetap nya nenek - nenek berumur 55 tahuun . Yaa sedikit awet muda lah yaaa , hihi .

Dengan telaten nenek itu meletakkan telur mata sapi di atas nasi goreng lezat nya . Eiitss.. Jangan salah itu bukan cuman mata sapi biasa , telur yang dibuat oleh nenek satu ini tetap memiliki khas cita rasa tersendiri .

WINTER(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang