WNTR (3)

17 10 9
                                    

Desember , hujan

    "zrasshhhh...."

  Dibalik jendela yang telah terbuka tirainya dari tadi  . Tiga gadis , berambut ikal bawah , berambut bop hitam , dan juga gadis berambut hitam lurus sepinggang dengan perban di dahinya . Bersama- sama menghabiskan coklat panas yang disuguhkan oleh tuan rumah .

   "kepala lu dah mendingan belum lar ??? "

  Yang ditanya menggeleng kecil , lalu menghisap sedikit coklat panasnya .

  "masih nyeri saarr , apalagi bagian yang lebam , nyerii bangeeett , lebih sakit daripada diputusin pacar "

   Tadi pagi pukul sembilan , sebelum langit mencurahkan isinya . Sarah datang dengan mobil avanza nya , menjemput Rissa yang masih berdandan sebentar . Sebetulnya jadwal mereka menjenguk siih kemaren , tapi karena aktivitas dan vit yang tidak mendukung jadiinyaa sekarang deeh .

   Untung saja mereka sampai di rumah Lara sebelum hujan menurunkan butiran berkah nya . Ketika mereka masuk ke kamar Lara , Rissa langsung menyambar memeluk Lara .

   "makasih..." ucap Rissa sambil tersenyum , hingga lesung pipi nya muncul membuat nya semakin manis

  "sama-sama "

   Lara tersenyum , ia tau maksud dari satu suku kata 'makasih' dari Rissa itu berarti beribu makna
' syuran , arigaoutto , kamsahamida , dank u , atur nuhun ... ' dan bahas lain makna dari 'makasih' nya Rissa.

   "Krieettt....."

  Percakapan di kamar berukuran 6x5 itu berhenti seketika , semua menoleh ke pintu .

   "Lara.. Ada kawan kamu tuuh , laki laki . Katanya dia mau jenguk kamu kalau ngak salah namanya azeek apa gitu ...."

   "Ppffftt "

   Lihatlah muka mereka merah padan menahan tawa , sejak kapan teman mereka ada yang namanya azeek .

  "aahh mungkin zaki , kan dia yang bikin lo babak belur kayak gini "

   Lara melotot , tercengang 'ngak mungkin'

   "kok dia tau alamat rumah gue ??"

  Lara menyedot coklat panas nya membuat perasaanya agak lega .

  "iya...gue yang kasih tau"

   "Hah?!"

  Mulut terbuka lebar dengan mata melotot , itu ekspresi Lara sekarang . Lihat di samping nya tetap tenang meminum coklat panas nya sedikit demi sedikit , tidak peduli dengan Zaki ataupun Azeek .

  "emang dia sapa lu , kok lu bisa dapat nomer dia?? "

   Lara bertanya lagi , KEPO nya emang tidak habis habis . Sudah lama ia meminta nomer Zaki tapi tidak di kasih kasih , malang sekali nasib nya .

  "iyaa... dia itu adek ipar nya sepupu keponakan oom nya teman gue "

  Lagi lagi ekspresi mulut terbuka dengan mata melotot di tampilkan lagi , tapi bukan Lara saja yang mengekspresikan nya , yang disamping juga menampilkan ekspresi yang sama .

   Tapi Rissa langsung mengganguk , entah paham atau tidak peduli , bomat-bodo amat .

  "maksud nya???"

   Sebetulnya Lara ingin mengernyitkan dahi , tapi karna dahinya lebam apa boleh buat , sekarng ia hanya menampilkan mulut yang terbuka sedikit .

  "kayaknya bukan cuman kepala lu doank yang kebentur , isi nya juga kebentur kayak nya.."

   Sarah terkikik juga Rissa , Lara melolot 'enak aja ' mungkin begitulah ekspresinya . Tepat sekali setelah momen terkikik dan melotot itu habis , pintu terbuka , muncul lah laki laki dengan wajah yang di idamkan wanita untuk tersenyum.

WINTER(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang