Desember , hujan
"zrasshhhh...."
Dibalik jendela yang telah terbuka tirainya dari tadi . Tiga gadis , berambut ikal bawah , berambut bop hitam , dan juga gadis berambut hitam lurus sepinggang dengan perban di dahinya . Bersama- sama menghabiskan coklat panas yang disuguhkan oleh tuan rumah .
"kepala lu dah mendingan belum lar ??? "
Yang ditanya menggeleng kecil , lalu menghisap sedikit coklat panasnya .
"masih nyeri saarr , apalagi bagian yang lebam , nyerii bangeeett , lebih sakit daripada diputusin pacar "
Tadi pagi pukul sembilan , sebelum langit mencurahkan isinya . Sarah datang dengan mobil avanza nya , menjemput Rissa yang masih berdandan sebentar . Sebetulnya jadwal mereka menjenguk siih kemaren , tapi karena aktivitas dan vit yang tidak mendukung jadiinyaa sekarang deeh .
Untung saja mereka sampai di rumah Lara sebelum hujan menurunkan butiran berkah nya . Ketika mereka masuk ke kamar Lara , Rissa langsung menyambar memeluk Lara .
"makasih..." ucap Rissa sambil tersenyum , hingga lesung pipi nya muncul membuat nya semakin manis
"sama-sama "
Lara tersenyum , ia tau maksud dari satu suku kata 'makasih' dari Rissa itu berarti beribu makna
' syuran , arigaoutto , kamsahamida , dank u , atur nuhun ... ' dan bahas lain makna dari 'makasih' nya Rissa."Krieettt....."
Percakapan di kamar berukuran 6x5 itu berhenti seketika , semua menoleh ke pintu .
"Lara.. Ada kawan kamu tuuh , laki laki . Katanya dia mau jenguk kamu kalau ngak salah namanya azeek apa gitu ...."
"Ppffftt "
Lihatlah muka mereka merah padan menahan tawa , sejak kapan teman mereka ada yang namanya azeek .
"aahh mungkin zaki , kan dia yang bikin lo babak belur kayak gini "
Lara melotot , tercengang 'ngak mungkin'
"kok dia tau alamat rumah gue ??"
Lara menyedot coklat panas nya membuat perasaanya agak lega .
"iya...gue yang kasih tau"
"Hah?!"
Mulut terbuka lebar dengan mata melotot , itu ekspresi Lara sekarang . Lihat di samping nya tetap tenang meminum coklat panas nya sedikit demi sedikit , tidak peduli dengan Zaki ataupun Azeek .
"emang dia sapa lu , kok lu bisa dapat nomer dia?? "
Lara bertanya lagi , KEPO nya emang tidak habis habis . Sudah lama ia meminta nomer Zaki tapi tidak di kasih kasih , malang sekali nasib nya .
"iyaa... dia itu adek ipar nya sepupu keponakan oom nya teman gue "
Lagi lagi ekspresi mulut terbuka dengan mata melotot di tampilkan lagi , tapi bukan Lara saja yang mengekspresikan nya , yang disamping juga menampilkan ekspresi yang sama .
Tapi Rissa langsung mengganguk , entah paham atau tidak peduli , bomat-bodo amat .
"maksud nya???"
Sebetulnya Lara ingin mengernyitkan dahi , tapi karna dahinya lebam apa boleh buat , sekarng ia hanya menampilkan mulut yang terbuka sedikit .
"kayaknya bukan cuman kepala lu doank yang kebentur , isi nya juga kebentur kayak nya.."
Sarah terkikik juga Rissa , Lara melolot 'enak aja ' mungkin begitulah ekspresinya . Tepat sekali setelah momen terkikik dan melotot itu habis , pintu terbuka , muncul lah laki laki dengan wajah yang di idamkan wanita untuk tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER(hiatus)
Teen FictionIa bagaikan musim dingin yang menyuruh siapapun untuk berlindung di balik kehangatan jaket tebal . Ini kisah sang musim dingin yang menunggu kehangatan musim semi dibalik jendela rasa . bagai salju yang terus menguap dan tergantikan oleh ribuan...