Chapter 1

166 3 0
                                    

Anaya POV

Kringgggggg......"

Aku mematikan alarmku sambil membuka mata mencoba beradaptasi dengan sinar lampu. Aku menggeliat di tempat tidurku dan menyibak selimut beruangku lalu duduk di pinggir ranjang mengumpulkan semangatku. Pagi ini adalah pagi ketigaku masuk SMA. Oh iya, namaku Anaya Fransisca Amalita. Bisa dipanggil Ana, Naya, Sica, Aya, Lita atau siapapun. Tapi aku paling suka dipanggil Aya atau Naya dan please, jangan manggil aku Frans atau Amal. Aku sekarang sekolah di SMA Harapan. Setelah mandi, aku  bercermin dan mengikat rambut ala pony tail. Entah kenapa aku paling males gerai rambut selain karena ribet, hari ini juga MOS. Siap siap dah dikerjain kakak kelas. "AYAAAAA!! CEPET NAPA?!? LAMA BGT SIH LO!" Terdengar suara lelaki. Aku hanya diam dan gak menyahut. Ya dia adalah kakakku. Namanya Aditya Wijaya Putra. Kak Adit kelas XII IPA 1 di SMA Harapan. Kakakku yang paling ganteng ini pinternya kebangetan. Dia pernah dapet medali perak olimpiade biologi internasional,_, gimana gak dapet coba, belajarnya tuh rajinn banget dan TIAP HARI TERMASUK SABTU DAN MINGGU. Sementara aku? Sejam aja udah pusing. Tapi aku bersyukur gak oon oon banget. Setidaknya ranking 2 kelas kan lumayann. Kak Adit ini bisa dibilang perfect. Gimana enggak? Udah pinter, tinggi, putih, ganteng, ramah lagi. Tapi cerewetnya sih kayak cewek-_- Setelah mengikat tali sepatu dan ngambil tas aku pun turun.

"Pagi Aya, sarapan dulu gih."kata Mama yang sedang sibuk menyiapkan bekal makanan buat adikku, Acha. Mama tumben di rumah, biasanya keluar melulu. Acha yang nama lengkapnya Alshanda Findiriana Amanda, tapi dia lebih sering dipanggil Acha. Acha beda 2 Tahun sama aku. Dia kelas VIII di SMP Harapan. SMPku dulu. Acha ini tingginya hampir menyamaiku. Itu cukup tinggi buat anak seumuran dia. Acha ini cantik, putih, matanya bagus, bulu matanya lentik, alisnya gak tebel2 banget, jadi nggak keliatan serem. Dia ini dulu oon.-. Mainannya mah HP mulu, sampe2 HPnya pernah disita nyokap selama sebulan. Selama itu dia mulai konsen. Nyokap juga janji bakal ngembaliin HP kalo dia dapet nilai 100 di ulangan fisika. Akhirnya dia dapet, hpnya dikembaliin dan dia kembali seperti dulu. Gak pernah belajar-_- Karena pernah disita, dia selalu nyembunyiin hpnya kalo ditaruh di umah. Tapi itu dulu. Sekarang dia udah lumayan bisa ngatur jadwal. Dari ranking 20 jadi ranking 5 kan lumayan lah.

Setelah menghabiskan sarapan, gue pun pamit sama mama. "Ma, Aya mau sekolah ya sama Kak Adit dan Acha." Kataku sambil mencium pipi Mama. "Iyaaa sayang, belajar yang bener. Jangan pacaran aja." Kata Mama yang sukses ngebuat Kak Adit ketawa gaje. "Apaan sih Ma, Aya kan gak pernah pacaran." Jawabku sambil memasang wajah ngambek. "Kalo punya pun Mama gak bakal marah sayang, kamu udah gede. Asal jangan lupain pelajaran." Tambah Mama. "Iyaiya Ma, Aya berangkat dulu." Pamitku. "Iyaa hati2 sayang," Mama memperingatkan sambil melambaikan tangan. "Iyaa Ma." Jawabku singkat lalu menuju mobil. Kak Adit dan Acha menungguku di sana, karena mereka sudah keluar rumah lebih dahulu. "Lama amat sih lo, elahh." Kak Adit mencibir. Ya, dia adalah orang yang paling on time di antara kami

"Ya elah, bentaran doang, baru jam 7 juga. Yok cabut." Kataku. Mobil pun melaju. Aku heran biasanya Acha tidak berhenti ngomong tentang pacarnya, Reza, tapi kali ini beda. Dia diam dan menatap lurus ke depan.

"Cha."

"Hmm"

"Nape lo?"

"Gak"

"Cerita sama kakak lo napa."

"Nanti."

"Yaudah."

Gue tinggal nunggu nanti aja. Palingan sih ni anak ada skandal sama temennya. Nanti juga curhat. Batinku. AKhirnya sampailah kita di Sekolah Harapan Bangsa. Sekolah swasta favorit di Bali. "Kak gue takut. Temen temen lu pada liatin gue lagi. Songong amat sih." Kataku yang belum turun dari mobil. "Diem lu ah. Yok turun." Kata Kak Adit. Aku pun turun dari mobil dan diantar Kak Adit menuju aula sedangkan Acha udah duluan ngacir ke sekolahnya. Tempat kelas X baru berkumpul. "Udah ah Kak sampe sini aja. Ada Clara." Kataku sembari mengusir Kak Adit."Yaudah, nanti kalo udah selesai tlfn gue, atau cari ke kelas." Kata Kak Adit. "Okee kakakku yang paling amit. Udah ah." Kataku. Kak Adit pun pergi sementara aku nyari Clara atau biasa aku panggil Ara. Nama lengkapnya Clarissa Adelia Wiradhani. Entah dari mana dia dapet huruf A sampe2 dipanggil Clara aku juga gak tau. Dia ni kayak kembaranku, tanggal lahir sama, beda 3 jam, nyokap sama nyokapnya Ara juga temenan. Masa lalu kita juga sama sama ngenes. Hem. "Raa..." panggilku sambil melambaikan tangan. "Aya sini!!"kata Ara dengan bahasa isyarat yang sebenernya aku gak ngerti. "Ra, lo tau gak doi sekolah dimana sekarang?"tanyaku kepada Ara sambil duduk menunggu dibukanya MOS. "Lo masih mikirin dia? Belum bisa move on? Waduhh." Jawab Ara. "Yaudah intinya dia sekolah di manaa sekarang?" Tanyaku sekali lagi. "Di sini. Masa lo gak pernah liat sih? Elah." Kata Ara sambil memperhatikan peserta lain. "Etdah gue nanya bener2 Ra." Kataku. "DIA SEKOLAH DI SINI YA!" Kata Ara dengan suara lumayan keras yang sukses membuat kira kira 50% dari keseluruhan pasang mata yang ada menatap kami. Aku pun menyikut lengan Ara yang membuatnya bingung. "Bagi anggota MOS harap segera berkumpul di lapangan." Pengumuman itu akhirnya terdengar.

"Hari ini kita akan melaksanakan sebuah kegiatan kelompok. pengumuman kelompok ditempel di papan pengumuman sebelah kelas XI IPS 2. Setelah melihat pengumuman saya minta kalian mencari teman kelompok dan meminta amplop tugas di Kak Keenan. Mengerti?" Kata Kak Ria yang memberikan instruksi MOS kali ini. "Mengerti kak." Jawab kami Serempak lalu menuju papan pengumuman. Dan ternyata. Aku sekelompok sama dia. Orang yang tak ingin kutemui lagi.

Hurt.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang