Hari ini aku kembali bersekolah sama Kak Adit setelah dua hari yang lalu The Kunyuk nginep di rumahku.Cia dan Nia sudah berangkat lebih dulu karena harus mengurus administrasi. Ini hari pertamaku belajar di SMA. Pukul 7.00 kami sudah sampai di sekolah. Masih ada 1 jam sebelum pelajaran dimulai. "Ya, nanti kalo lo udah pulang, tungguin gue di Mading. Jangan nakal lo, belajar yang bener." ucap Kak Adit sambil mengacak rambutku. "Ih apaan sih lo Kak, udah cantik gini rambut gue lo berantakin." Kataku sambil memanyunkan bibir dan merapikan rambutku. "Hahaha, yaudah sana noh lo ke kelas." Kata Kak Adit. "Iye iye, gak usah ngusir gue kayak gitu juga keles." Kataku sambil pergi meninggalkan Kak Adit dan menuju kelas X-8.
Ternyata kelas X-8 masih sangat sepi. Belum ada orang di dalamnya. Aku pun menuju meja barisan ke 2 dari depan dan menaruh tas biru polosku di sana. Aku kemudian duduk dan membaca novelku, tak lupa aku memakai kacamataku. Terdengar suara langkah kaki di ambang pintu dan aku pun segera melihat siapa yang akan datang. Ternyata seorang gadis dengan rambut hitam dan wajah yang agak bule-bule gimana gitu. Hidungnya mancung, wajahnya terlihat ramah, memiliki chococip di bawah matanya, dan kulitnya yang putih. "Gue boleh duduk di sini gak?" Tanya gadis itu seraya tersenyum. "Uhm, boleh kok." Jawabku canggung. "Ehm, kenalin nama gue Meilna Arciyatha Vici. Bisa dipanggil Elna." katanya tersenyum lalu memberiku uluran tangan. "Nama gue Anaya Fransisca Amalita, biasa dipanggil Anaya." kataku sambil menjabat tangannya. Kami pun terdiam untuk beberapa saat.
"El, lo blasteran ya?" Tanyaku. "Enggak kok, keluarga gue asli Indo semua." Jawabnya dengan senyumnya yang belum pudar dari tadi. "Anaya, lo temennya Fando ya?" Tanya Elna. "Hm, iya El. Kok lo tau?" Tanyaku. "Gue sepupunya Fando. Dia sering ceritain sahabatnya ke gue. Hehehe." Ujar Elna. "Fando ah, dia nyebarin aib kita ya?"Tanyaku yang mulai tertatik pada pembicaraan. "Eh nggak kok, cuman dia bilang temennya ada yang takut pisang." Jawab Elna sambil tertawa kecil. Aku pun ikut tertawa. Beberapa saat kami terdiam lagi dan notifikasi Line membuyarkan lamunanku.
Ciiiiaaa : Kak Aya nanti Cia cari kakak ke kelas waktu jam istirahat
Anaya Frnssc : Oke
Aku pun menutup handphoneku dan kembali fokus kepada novelku.
Bel isitirahat akhirnya berdering. Kegiatan belajar mengajar di kelas baru dimulai dengan perkenalan. Ternyata Cia-Nia sudah menungguku di depan kelas sejak tadi. "Yok cepet, Nia laper." kata Nia sambik memegangi perutnya. Kami pun menuju kantin.
Sesampainya di kantin, aku Nia dan Cia mengambil tempat duduk yang masih kosong. "Cia mau makan bakso, Nia sama Kak Aya mau makan apa?" tanya Cia. "Gue nasi goreng aja." Jawabku sambil mengedarkan pandangan seisi kantin. "Nia bakso juga Cik." kata Nia. "Oke, Cia pesenin ya." kata Cia lalu meninggalkan aku dan Nia.
Camel, Abel, Ara, Fando, Dika, Anta, dan Rama pun mendatangi mejaku. "Widih, siapa itu Nay?" tanya Dika. "Oh iya, kenalin ini Nia, sodara gue." kataku. Nia pun tersenyum dan bersalaman dengan mereka.
Tak lama setelah itu, Cia datang dan membawa makanan yang sudah kami pesan. Fando mengerjap dan menatap Nia dengan tatapan aneh. "Nay, mata gue kenapa nih? Kok Cia ada 2?" tanyanya sambil masang tampang polos. Teman-temanku yang lain juga menatapku penuh arti. Ckckck. "Ini Nia, kembarannya Cia." kataku. Cia lalu meletakkan nampan makanan di meja dan mulai bersalaman dengan si kunyuk-kunyuk asoy/?
"Cia udah punya pacar belom? Sama abang yuk?" kata Anta sambil mengedipkan mata genit. TUK! Dika menjitak kepala Anta. "Napa sih?" tanya Anta bingung. "Ada yang cemburu tuh Ta,"kata Dika sambil melirik Abel. Abel hanya diam. "Bercanda doang mah Dik, kan yayang Abel tep di hati gue." kata Anta sambil mencolek dagu Abel. Abel pun blushing dan kami hanya tertawa. Kapan ya aku kayak gitu? Haha. "Eh kalian gak makan?" suara Nia membuyarkan lamunanku. "Enggak." jawab Camel sementara yang lain mengangguk setuju. Aku pun menyantap nasi gorengku dengan lahap. Bertepatan dengan habisnya nasi gorengku, bel masuk berbunyi. Aku pun segera membayar makananku dan menuju ke kelas. Aku tak reputasiku hancur karena dimarahin guru akibat telat masuk kelas. Huh.
Aku memasuki kelas X-8 dan tentunya duduk di sebelah Elna. Kami mengobrol ringan sampai akhirnya 3 orang kakak kelas memasuki kelas kami. 2 cewek yang satunya berambut pendek dan satunya lagi berambut panjang dan 1 cowok. Aku menelan ludah menatap kakak kelas cowok itu. "Anaya, kakaknya ganteng banget." kata Elna bengong melihat kakak kelas itu. "Iya El." jawabku namun pandanganku tak lepas dari kakak kelas yang berdiri di depan kelas itu.
"Selamat siang semuanya, harap tenang. Kakak-kakak di sini mau promosi eskul Basket. Yang mau ikut tolong maju ke depan kelas." kata kakak kelas yang berambut pendek. Wah kebetukan sekali aku pengen ikut basket. Aku pun maju. "Nama lo siapa?" tanya kakak kelas cowok itu. "Anaya kak. Anaya Fransisca Amalita." jawabku dan melihat letter nama kakak kelas itu. Ternyara namanya Eddy Ari Budiono. Namanya kayak orang Jawa, tapi wajahnya wow dan keliatan blasteran. "Oke silahkan duduk." kata kakak itu. Aku pun segera menuju kursiku. "Oke yang ikut basket besok ekstranya jam 4 sore di sekolah ya. Selanat siang." kata kakak kelas yang berambut panjang dan pergi meninggalkan kelasku. Tak lama kemudian seorang guru masuk kelas.
--------------------------------
13 Agustus 2014

KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt.
Teen FictionAnaya Fransisca A, seorang gadis yang harus berhadapan lagi dengan masa lalunya yang kelam, seorang gadis yang tegar menghadapi semua cobaan karena Mama, kakak, adik dan sahabatnya. Mampukah Anaya menghadapi masa lalunya dan berhadapan dengan suatu...