Chapter 5.4

724 55 8
                                    

Sesuai dengan apa yang ia katakan tadi, Naruto kini sudah terlihat duduk di salah satu kursi ruang pertemuan. Di sisi kanannya ada Shikamaru, sedangkan di sisi satunya lagi ada Pain.

Kali ini Naruto tak banyak memerintah, ia hanya diam saja sejak awal. Raut mukanya tampak sangat lelah juga tidak bersahabat, mungkin sekarang ini ia sangat butuh istirahat.

Denting jam mulai terdengar, pukul delapan tepat, rapat harus sudah di mulai. Dari arah pintu ruang pertemuan, muncul sosok pelaku yang akan di interograsi. Di sampingnya, ada Kisame dan Kakuzu yang mendampingi. Sedangkan di belakang, ada Sasuke, dan Skuad Akatsuki lain yang mengikuti.

Sasuke melirik sekilas Naruto yang sama sekali tidak mau menatapnya. Ia mendesah lelah. Ia berjalan mengikuti para Akatsuki wanita dan duduk di samping mereka bersama dengan Kyuubi dan Deidara.

"Baiklah, untuk menghemat waktu, berhubung semuanya juga sudah hadir, aku akan mulai sekarang saja. Harap semuanya bisa tenang!" ucap Pain, selaku wakil Akatsuki.

"Di sini aku yang akan mewakili Naruto untuk berbicara. Baiklah, langsung saja, aku ingin bertanya pada Juugo. Apa maksud dari kedatanganmu kemari?" tanya Pain. Juugo masih menatapnya, baru setelah beberapa detik, ia mulai bersuara.

"Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin memastikan keadaan Sasuke saj-"

"Kenapa kau begitu peduli dengan Sasuke?!" potong Tenten.

"Tenten!! Jangan menyela!!" sarkas Pain. Sedangkan Tenten hanya memutar bola matanya bosan. "Juugo, lanjutkan!"

"Awalnya aku hanya ingin mengetahui keadaan Sasuke, apa dia baik-baik saja atau tidak mengingat tadinya kalian membawa Sasuke dengan wajah yang kesal kemari. Tapi, selain hal itu, aku juga punya maksud lain, karena suatu hal yang sudah lama sangat ingin kusampaikan pada kalian. Itu juga sudah melalui pertimbanganku," ucap Juugo dengan wajah datarnya. Sasuke yang dari awal diam saja, kini mulai duduk gelisah, kurang setuju dengan Juugo yang akan membongkar rahasianya. Bagaimana kalau mereka semua tidak percaya padanya?

Selagi Sasuke bergerak tidak nyaman di tempat duduknya, Naruto juga sedang menahan rasa penasarannya, ia berusaha menenangkan diri meski pikiran dan hatinya berbicara lain.

'Fokus Nar, fokus! Abaikan ini sebentar. Fokuslah dulu pada masalah Juugo.' batinnya menyemangati diri sendiri. Ia sangat terganggu akan tingkah Sasuke. Ia sudah tidak tahan di sini, ia ingin mendekati Sasuke yang melalui ekor matanya, Naruto bisa menyimpulkan kalau Sasuke sedang gelisah.

Ia juga bisa merasakan tadi ketika Sasuke diam-diam meliriknya. Apa boleh ia berharap? Tidak. Bukan hal ini yang harus ia pikirkan sekarang. Tapi masalah Juugo.

Di tengah lamunannya, suara seseorang menyadarkannya kembali. Suara milik Shikamaru.

"Lalu apa yang kau pertimbangkan?" tanya Shikamaru, kali ini ia terlihat lebih bersemangat.

"Keputusanku. Aku sudah lelah menjalani hidup seperti ini."

"Keputusan apa?" tanya Pain menyahuti.

"Aku akan menceritakannya, tapi bisakah kau suruh dua pengkhianat kalian, Kabuto dan Sai pergi? Ia mata-mata Orochimaru dan Danzo!" ucap Juugo. Semua anggota Akatsuki mengernyit.

"Apa hakmu memerintah? Dia berpihak pada kami!" bentak Pain yang sudah memuncak amarahnya.

"Dia mengkhianati kalian, dia bekerja untuk Orochimaru dan Danzo. Mereka mata-mata," ucapnya yakin.

"Kau salah paham Juugo, aku dan Kabuto bukan mata-mata mereka. Kami adalah mata-mata Akatsuki. Kami menyamar menjadi pelayan setia mereka untuk mengetahui segala hal yang tidak kami ketahui," aku Sai. Juugo terkejut tak percaya.

Dark PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang