15

286K 13.2K 519
                                    

Sehabis membersihkan ruang ganti di gedung olahraga, meski kelelahan Dewa dan Rega segera beralih menuju lapangan indoor yang bersebelahan dengan gedung tersebut. Mata keduanya menatap kosong lapangan itu, tidak ada hal serius yang perlu dikhawatirkan. Mungkin, Pak Arman sengaja melakukan hal ini agar kedua muridnya segera berbaikan dan tidak mengulang kesalahan yang sama. Tapi, Rega dan Dewa justru memiliki pemikiran lain. Menurutnya, guru itu kurang kerjaan menyuruhnya membersihkan tempat ini. Tidak ada yang perlu dibersihkan.

Tanpa memberi aba-aba Rega membawa kakinya ke tengah lapangan, kemudian merebahkan tubuhnya yang sudah dibanjiri keringat karena tadi harus membersihkan gedung olahraga. Tak disangka dari arah yang sama Dewa mengikuti apa yang dilakukan oleh Rega, namun tak lupa ia menjaga jarak dengan laki-laki beralis tebal itu.

Merasa ada sesuatu yang bergetar disaku celananya, Rega segera mengeluarkan benda tipis dalam saku untuk memeriksanya.

"KETAHUAN SELINGKUH, RENATA DITAMPAR OLEH DEWA!"

"Hari ini, banyak yang tidak menduga jika Dewa Pramudya Ataric berani menampar pacarnya sendiri. Menurut kabar yang beredar, hal ini terjadi karena gadis bernama Renata yang dikenal ganjen itu ketahuan berselingkuh dengan Rega, senior mereka."

Rega melototi layar hapenya yang menampilkan sebuah halaman berita dari fan page SMA Gemilang yang dikontrol oleh anak-anak bagian ekskul jurnalistik. Selain menjadi laman resmi milik siswa dan siswi di sekolah ini, laman ini juga sering disalahgunakan oleh beberapa murid untuk menyebar rumor terbaru yang terjadi di sini. Apalagi jika berhubungan dengan laki-laki disebelah Rega, Dewa Pramudya Ataric.

"Sialan, buka hape lo anjeng!"

"Kenapa sih, lo?"

Mendengar umpatan tidak jelas dari laki-laki tinggi yang membuatnya jengkel itu, Dewa mendengus sebal lalu segera mengeluarkan hapenya.

"Lo buka laman Fan Page SMA Gemilang!" suruhnya.

Dewa ikut melotot dengan mata kecilnya. "Ini gue? Siapa yang berani nyebar foto ganteng gue. Ni Renata, jelek banget!"

"Diem lo kutil onta! Renata itu lebih cantik dan baik dari cewek-cewek lo!"

"Cih! Ganjen, gatel begitu lo bilang baik."

Dewa menegakkan punggungnya kemudian membaca setiap kata yang tertulis disana baik-baik, ia sendiri heran kenapa berita tentang dirinya yang menampar Renata bisa menyebar secepat ini. Hal ini pasti membuat Rega semakin termakan emosi, dan Dewa menyukai hal itu. Tapi, untuk lebih membuat suasana menyenangkan, laki-laki yang memiliki tindikan dibagian telinga itu semakin memantapkan hatinya untuk memutuskan satu persatu pacarnya, dimulai dengan hari ini.

"JAGA MULUT LO!"

"LO BENER-BENER UDAH NGERENDAHIN HARGA DIRI RENATA!"

Lagi-lagi Rega tidak dapat mengendalikan dirinya jika semua masalah yang terjadi menyangkut soal Renata—adik kesayangannya. Dan yang paling membuat darah Rega mendidih adalah kenapa harus laki-laki ini yang dicintai oleh adiknya, kenapa bukan yang lain? Laki-laki di luar sana banyak yang lebih baik dari dia.

Dewa segera menahan kepalan tangan Rega yang hampir membuat penyok wajah tampannya, setelah berkelahi di lapangan ternyata belum mampu meredam amarah yang terus membakar dirinya.

"Apa? Renata itu udah bukan cewek lo lagi, lo gak punya hak ikut campur soal gue sama dia," ucap Dewa seraya memperingati laki-laki itu.

"Gue punya hak karena dia—"

Laki-laki bernama Rega terdiam, tidak mau melanjutkan kata-katanya. Sudah sejak lama ia menyembunyikan statusnya dengan Renata agar kehidupan mereka tidak ada yang mengusik, dia tidak bisa memberitahu orang lain apalagi laki-laki tidak punya pikiran seperti Dewa.

Renata (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang