27

283K 16.8K 448
                                    

Petunjuk :

Sebelum membaca, budayakan vote untuk menikmati sensasi cerita yang disuguhkan.

Peringatan :

Cerita ini megakibatkan baper,  jantung berdebar-debar, halusinasi tinggi, tekanan darah meningkat dan mengaduk-aduk perasaan.

***

Cowok tinggi yang berjalan sambil menekuk wajahnya mendadak berhenti ketika seseorang memanggilnya. Ia tidak memilih untuk berbalik karena sudah bisa menebak siapa tadi yang menyerukan namanya, bahkan suara itu menggema di koridor sekolah yang sepi. Sungguh, Wisnu merasa sangat bersalah atas apa yang telah terjadi, baik dimasa lalu maupun yang terjadi saat ini. Bukan niatnya untuk menyakiti Dewa atau mengambil apapun yang menjadi milik Dewa, hanya saja keadaan yang selalu membuat Wisnu menerimanya. Wisnu si cowok brengsek itu sudah mati bersamaan dengan tertidurnya Melodi, yang berdiri kaku saat ini hanyalah Wisnu lemah yang hidup dalam penyesalan dan rasa bersalah, yang selalu siap menerima kemarahan serta kebencian Dewa.

Sentuhan hangat dibahunya membuat Wisnu tersadar dari lamunan panjangnya, sorotan matanya yang layu mendapati wajah kesedihan Renata. "Wisnu, yang tadi lo liat itu gak bener. Maksud gue, Dewa gak beneran nyium gue, Wis. Lo percaya, kan sama gue?" jelas Renata dengan tergesa-gesa.

Tidak ada reaksi apapun yang diperlihatkan oleh Wisnu selain tatapan sendu dan rasa bersalah yang dalam. "Buat apa lo jelasin ini sama gue? Lo sama Dewa itu pacaran, gue bukan siapa-siapa lo, Ren. Mulai sekarang, buang perasaan lo ke gue jauh-jauh karena gue udah punya seseorang yang gue sayang," ujar Wisnu.

"Tapi, waktu itu lo bilang udah mulai nerima gue, itu maksudnya apa?"

"Gue nerima lo sebagai adik tiri gue, gak lebih! Gue mohon sama lo, jauhin gue karena lo gak akan bahagia dengan perasaan itu."

Sekali lagi, Renata merasakan ada yang meledak di dalam dirinya. Ternyata dirinya terlalu berharap banyak hal selama ini, mengharapkan sesuatu yang kenyataannya tidak akan pernah terwujud dalam hidupnya, Renata benci ini. Kenapa dulu Wisnu selalu membantunya jika perasaannya tidak akan pernah dibalas? Sekarang tidak ada lagi yang ingin Renata katakan, semuanya sudah terlalu jelas untuk Renata ketahui bahwa ia akan memilih menyerah pada Dewa dan menjauhi Wisnu. Ia terlanjur kecewa dan sakit hati, jadi apa gunanya Renata berharap dan menunggu lagi.

Setelah menunduk terlalu lama, kemudian Renata mengangkat kepalanya dengan senyum penuh paksa—mengangguk setuju dengan kebahagiaan palsu. "Iya. Lo mungkin lebih bahagia sama dia dibandingkan sama gue, Wis. Makasih karena selama ini lo udah jadi Abang buat gue," kata Renata dengan air mata yang terus jatuh. "Mulai sekarang, lo gak usah bantuin gue karena gue bisa jaga diri gue sendiri. Syarat lo yang kemaren, gue setuju kita satu rumah. Gue udah kasih tau Papa sama Mama lo soal ini."

Ternyata ditolak mentah-mentah oleh Wisnu lebih menyakitkan daripada disakiti berulang kali oleh Dewa, Renata tergelak dalam hati setelah memikirkan bagaimana mirisnya kehidupannya. Setelah ini ia benar-benar menjadi pacarnya Dewa karena sudah terlanjur berurusan dengan cowok bebal itu, Renata tidak punya pilihan lain selain menerima perlakuan kasar Dewa sebab rasa sayangnya pada Rega terlalu besar. Begitu pula janjinya pada sang Mama yang menuntut untuk ditepati.

Renata membalikan badannya, menjauh dari Wisnu kemudian memilih menaiki sebuah tangga yang akan mengantarnya ke atap sekolah. Sementara Wisnu terus memandang cewek mungil itu dengan tatapan iba sekaligus rasa bersalah yang semakin menyesakan dada.

***

Di jam istirahat pertama ini dimanfaatkan oleh Dewa untuk mengakhiri hubungannya dengan Ranti si mantan model terkenal SMA Gemilang, seperti ucapannya pada Renata ketika di perpustakaan. Setelah ia menyelesaikan hukuman dari Pak Arman tanpa bantuan Renata, Dewa segera memboyong langkah menuju kelas Ranti dan mengurung cewek itu di kelas agar berduaan dengannya.

Renata (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang