IX. Posessive Son (Part. I)

1.2K 136 32
                                    

Note:
Ini terinspirasi dari NCT V Live hari ini, yang mereka choosing Roommates dan Winwin dapet Chenle; Ah, gemes banget pasangan ibu dan anak. XD

***

"Mimi ayo bobo.." ujar Chenle, sambil mengucek matanya. Wajar saja, anak bungsu Nakamoto Yuta ini baru saja sembuh dari demam sehingga terlihat sedikit manja.

"Dede bobo duluan ya? Mimi masih punya kerjaan. Nanti kalo udah selesai, Mimi nyusul deh." Timpal Winwin, ibu dari bocah bernama Chenle itu. Pemuda berwajah cantik itu menghentikan kegiatannya sementara, lalu mengusap wajah putra bungsunya penuh sayang, diikuti dengan mengelap ingus bocah gemas itu dengan tissue basah.

"Ahh! Nggak mau, Dede mau bobo sama Mimi..." balas Chenle, tak mau mengalah. Ia pun memasang wajah sedih tatkala ibunya menyuruh untuk memasuki kamar duluan.

Winwin menghela nafas panjang, lalu menutup laptopnya yang sudah disetting dalam keadaan hibernate, sehingga ia tak perlu mematikan laptopnya walaupun dalam keadaan tertutup.

"Dede, Mimi lagi banyak kerjaan. Jadi dede mendingan bobo duluan ya sayang? Nanti Mimi nyusul. Dede biasanya pintar, kenapa jadi manja banget gini sih, sayang?" Ujarnya, sambil mengelus kedua sisi pundak putra bungsunya itu penuh sayang.

"Huweeee! Gak mau tau! Pokoknya Dede mau bobo sama Mimi. Gak mau bobo sama Gege, bosen! Mau sama Mimi pokoknya! Biarin Dede aja yang bobo di kamar Mimi...." bocah menggemaskan itu tiba tiba saja menangis, tanpa aba aba terlebih dahulu, mengundang rasa tak tega dari Winwin.

"Iya iya yaudah, yuk bobo di kamar Dede? Mimi temenin sampai Gege pulang ya?" Ujar Winwin, mencoba menghibur putranya sambil mengusap kepalanya.

"Gak mau! Gak mau! Pokoknya gak mau! Mimi cuma boleh bobo sama Dede. Gak mau bobo sama Renjun Gege, bosen! Mimi gak boleh bobo sama Daddy!" Amuk Chenle, langsung saja menghambur ke pelukan Winwin yang kini bangkit dari kursi kerjanya.

Winwin lantas menggendong tubuh putra bungsunya itu, lalu menciumi puncak kepalanya hingga ke pipinya. Ia pun tak lupa menelurkan kata kata indah untuk mengungkapkan sekaligus melampiaskan rasa sayangnya akan anak lelaki yang dilahirkannya enam tahun lalu itu.

"Kalo Mimi gak boleh bobo sama Daddy, nanti Daddy bobo dimana? Kasihan kan Daddy kalo gak sama Mimi, nanti Daddynya takut." Ujar Winwin, sambil mencubit gemas hidung bangir putra bungsunya yang berada dalam gendongan itu.

"Nggak mau! Pokoknya gak boleh! Biarin aja Daddy takut. Daddy bobo sama Gege aja! Apa nggak di sofa tuh gak apa apa. Pokoknya Dede mau sama Mimi huwaaaaaa..." jerit Chenle, bak orang kesetanan.

Winwin yang melihat hal itu pun segera menimang nimang Chenle dengan sejuta kalimat positif demi menenangkan putra bungsunya itu dari isak tangis. Walaupun tak semudah yang diperkirakan, namun akhirnya bocah gemas itu terlelap dalam gendongan sang ibu.

- - -

Malam Harinya.

Yuta melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar tidurnya. Didapatinya sosok yang teramat dicintainya yang masih bergeming dengan deadline yang tengah dikerjakannya.

Pemuda cantik yang berstatus sebagai istrinya itu terlihat lelah, tak dapat dipungkiri dengan kedua kantung mata yang terbentuk pada bagian bawah matanya, disertai dengan wajah kelelahan khas istrinya itu.

"Sayang, sudah berapa kali aku bilang lebih baik kamu resign aja, fokus ngurus anak anak dirumah." Ujar Yuta, yang tiba tiba saja masuk kedalam kamar tidur yang ditempatinya bersama dengan sosok cantik itu.

Winwin menoleh, memasang senyum di wajah letihnya. Ia pun hendak beranjak dari kursinya saat mengetahui suaminya telah pulang dari kegiatan wajibnya; bekerja. Namun, Yuta segera menahan lengan Winwin agar tidak bangkit dari duduknya. Yuta begitu khawatir dengan keadaan istrinya saat ini.

He-StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang