XIX. Angel Without Wings (Part 3B)

701 90 70
                                    

Sudah hampir satu jam Yixing tak sadarkan diri. Tubuh kurusnya kini masih terbujur di sofa berwarna merah marun yang terletak di ruang tamu rumah mewahnya. Dengan dikelilingi putranya dan para pelayan, Yixing benar benar masih tak ingin membuka mata walaupun sejenak. Mungkin ia terlalu shock dengan apa yang baru saja didengarnya.

Flashback

"nih, liat nih. Keren kan dia? Apa mama bilang" Yixing berujar sambil memperlihatkan foto seorang lelaki berpakaian lengkap dengan jas dokter yang terpampang di layar ponselnya.

Yangyang dengan sigap langsung merebut ponsel sang ibu, dan memandang sosok yang ada di layar ponsel tersebut dengan penuh kekaguman, "Oh My God, mommy he's so damn handsome I'm gonna die!"

Tak ubahnya dengan Jungwoo, menantu Yixing yang paling menggemaskan itu segera menyambar ponsel sang mertua yang sedari tadi berdiam di tangan sang adik ipar, "astaga! Dia ganteng banget ma! Woah.. udah deh aku pastiin Sicheng hyung pasti bakal mau sama dia, orang aku aja tergila gila!"

Yixing memasang wajah tengilnya, sambil kembali bersandar di kursi santainya yang berada tepat didepan kolam renang. "itu anaknya teman perfilman mama. Namanya Jung jaehyun, iya dia emang ganteng banget. Udah gitu dia dokter pula! Sekampus kan sama kamu di Jerman, Yang?" ujarnya, sambil menoleh pada Yangyang.

"Iya ma! Tapi aku belum pernah ketemu dia langsung. Dia sih dengar dengar kepala Rumah Sakit juga di Frankfurt, dan koleganya Dejun. Dia seniorku ma!" timpal Yangyang, dengan wajah berbingar bingar.

"wah serius?" Tanya Jungwoo, tak percaya. "kalau kaya gitu sih tunggu apalagi ma? Udah aja cepat nikahin mereka berdua, hihi. Masa iya nanti Sicheng hyung baru nikah pas anakku sudah lahir—sudah besar malah." Lanjut Jungwoo, diikuti kekehan gelinya.

"Yah, masalahnya sih bukan Jaehyunnya. Kalau Jaehyun sih mama lihat tipe orang yang mudah menerima asalkan itu arahan orang tuanya. Tapi, masalahnya kakak kalian ini nih! Kakak iparmu itu loh, Uwu. Dia keras kepala, mama gak yakin dia mau sama Jaehyun." Ujar Yixing, sinis.'

"duh, bener banget sih Ma. Aku juga setuju. Eh—tapi bukannya hari ini Sicheng gege bilang mau ajak calon suaminya kemari?" Yangyang menimpali.

"oh iya ya..." Yixing mematung. "eh tapi yaudahlah, kita lihat dulu calon suaminya itu. Kalau memang lebih dari Jaehyun ya kenapa nggak, ya kan?" lanjutnya, sambil berheboh ria.

Tak lama kemudian sosok yang dibicarakan pun dating. Ia sengaja tak menginterupsi pembicaraan ibu dan adik serta adik iparnya itu, karena hal itu dirasa tidak sopan. Namun Jungwoo menyadari kehadiran kakak iparnya, ia pun langsung menoleh, "Sicheng hyung! Ayo sini, mana calonnya?" Tanya Jungwoo, dengan senyuman bahagianya.

Sicheng mendongak dan memasang senyumnya, "ada kok, sebentar lagi dia sampai. Mungkin masih terjebak macet di bus. Tadi aku suruh naik kereta nggak mau habisnya." Jawab Sicheng, polos.

Sontak, wajah Yixing, Jungwoo dan juga Yangyang mendadak berubah ekspresi—semula mereka tersenyum merekah, kini saling berpandangan dengan tatapan kaget nan jijik yang dibuat buat.

"Hah? Kereta?" sahut Yangyang.

"apa? Bus?" timpal Yixing, membulatkan matanya tak percaya.

Sedang Jungwoo mengernyitkan alisnya sambil memandang ke segala arah. Ia berujar pelan, "kereta? Bus? Macet? .....gak salah?"

Sicheng terlihat bingung dengan ekspresi ketiga lelaki manis yang tengah duduk bersama itu. Ia sedikit mengernyitkan alisnya sebelum menjawab, "i-iya.. memang kenapa?"

Ketiga lelaki manis itu langsung melempar tatapan aneh dan tak suka. Apalagi Yangyang, ia menggeleng cepat. Jungwoo pun meresponnya dengan ekspresi yang sama. Yixing yang melihat keadaan itu langsung bangkit dan mbersidekap. Ia berjalan menghampiri putra sulungnya sambil mendongak, "kamu nemu laki laki macam itu dimana? Jangan bilang dia sama sama pekerja gak jelas yang masa depannya suram alias aktifis macam kamu."

He-StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang