sesekali ikutlah denganku bertualang, menjelajah ruang hampa di hatiku, atau ikut saja mendengar detak dan gemuruh tak karuan di bilik kiri dadaku, setiap saat manik mata kita saling tatap dengan harap menetap.
sesekali temani aku merangkai aksara, melahirkan sajak sendu ketika hati sedang hebat-hebatnya merindu, atau temani aku meracik ramuan rahasia dalam puisiku di mana ia hanya berisi perihal kamu, pun tiap lariknya kusemogakan agar berhasil membuatmu terpikat dan terikat padaku.
sesekali cobalah memikirkanku meski hanya sedetik, atau coba saja bertanya kabarku meski tak sangat ingin, walau aku tahu sebuah fakta pelik mengenai aku yang tak sanggup mampir ke hatimu barang sekejap.
sesekali tiru aku yang sebelum tidur sering diserang bayanganmu, atau namamu yang kusebut dalam doa di sepertiga malamku. sebab aku— mimpi yang kadang kamu hinggapi dan hati yang pernah kamu singgahi.
sesekali belajarlah mencintaiku, pelan-pelan saja. aku dengan senang hati mengajarimu sampai mahir dalam hal mencintaiku. jika nanti kamu bosan belajar, biar aku saja menggantikanmu. iya, aku yang belajar membuatmu jatuh cinta padaku. jadi, kita sama-sama belajar untuk melengkapi 'kan?
kita akan belajar dengan rajin, agar nanti saat ujian kecocokan jodoh, semesta sepakat menjadikan kita sepaket insan— yang berjodoh baik di dunia dan akhirat.
intinya, kamu sesekali harus iya kan permintaanku ini, ya?
—senja