part 4

463 54 0
                                    

Seminggu sudah terlewati, tapi bayang Caroline masih saja nangkring di otakku. Rasanya ingin sekali ku cuci otak ku biar bersih dan tak ada lagi bayang Carolina di otakku.

"Assalammualaikum." suara salam tiba-tiba membuyarkan lamunanku.

"Waalaikumsalam, maaf ini bukan rumahnya Caroline." jawab ku dari dalam.

Krek...

Pintu terbuka dan seseorang memasuki rumah ku.

"Dita.."
Sapa suara wanita paruh baya.

"Maaf tante, ini rumahnya Lettu Ariyanto." aku menjawab tanpa menoleh ke asal suara.

"Dita.... Ini Mama, sayang "

Aku menoleh kearah suara, dan ternyata yang datang adalah Mama mertua dan juga Mama ku.

"Hah ya ampun Mama ngagetin aja, ko Mama gak ngabarin kalau mau dateng?" jawab ku terkejut, sangat terkejut.

"Kamu ngapain sendirian di dapur?"

"Dita bingung mau masak apa, Ma"

"Coba Mama liat isi kulkas mu." Mama Siska lalu membuka kulkas ku.

"Ari pulang jam berapa, Dit?" tanya Mama ku.

"Biasanya jam 12 pulang, Mas Ari selalu makan siang di rumah, Ma."

"Dit, ini ada ikan gurame. Ari suka loh."

"Gurame, Ma? Di asam manis aja kali ya, Ma?"

"Nah itu kesenengannya Ari banget, Dit. Ari itu ya, dia paling suka ikan air tawar kaya gini, sayur asem dia juga suka, tapi kalau masak sayur asam kasih kacangnya agak banyak."

"Kacang ya, Ma? Waktu itu Dita juga masak sayur asem, Ma. Tapi Dita banyakin melinjonya, Ma.

Kemudian kedua Mama itu pun saling berpandangan lalu menatap ku bersamaan, setelah itu mereka tertawa terbahak-bahak.

###

Aku asyik mengolah gurame asam manis yang hampir matang, dan ku dengar deru mesin motor memasuki perkarangan rumah ku. Segera aku berlari ke luar untuk memberi tahu Mas Ari bahwa di dalam ada ranjau yang mungkin menakutkan.

"Sudah pulang Mas?" sapa ku basa basi dan kemudian melingkarkan tangan di lengannya.

"Tumben kamu manis banget?"

"Suuuttt diem.. Di dalem ada duo Mama " sahut ku.

"Duo Mama?"

"Iya Mama kita dateng barengan, kaya anak kembar."

"Ohh.. Iya, aku lupa memberitahumu semalam."

Aku melirik kearah Mas Ari. Tatapan peperangan berkobar dari mata ku.

"Kenapa kamu, Dit?"

"Jahat ihh, mau jebak aku ya?"

"Salah sendiri, semalam habis makan kamu langsung masuk kamar gitu aja."

"Terus ngapain aku nemenin kamu dan dengerin kamu cekakak cekikik sama Si Caroline di telpon?"

"Cemburu tuh.."

Aku diam dan memilih meninggalkan Mas Ari di garasi.

"Tuh kan diem, itu tandanya kamu cemburu, Dit."

"Mau makan gak? Kalau masih ngomong ya udah gak usah makan!"

"Kamu masak apa, Dit?"

"Ikan gurame asam manis, cah kangkung."

True Love (TERBIT DALAM BENTUK PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang