7

448 48 13
                                    

7 - Ariyanto

Sepanjang perjalanan pulang dari RS, Dita banyak terdiam. Tak biasanya dia seperti ini, aku bingung ada apa dengannya? Ku putuskan untuk mlbernyanyi berusaha mencairkan suasana hening di antara kami.

............
Ku tak pernah berharap kau kan merindukan
Keberadaanku yang menyedihkan ini
Ku hanya ingin bila kau melihatku kapanpun
Dimanapun hatimu kan berkata seperti ini

Pria inilah yang jatuh hati padamu
Pria inilah yang kan s'lalu memujamu
Aha, yeah, aha, yeah
Begitu para rapper coba menghiburku

Akulah orang yang selalu menaruh bunga
Dan menuliskan cinta di atas meja kerjamu
Akulah orang yang kan s'lalu mengawasimu
Menikmati indahmu dari sisi gelapku
........

Bait tersebut begitu cocok untuk menggambarkan kondisi hatiku dan juga perasaan ku pada Dita. Dalam hati aku berkata bahwa akulah orang yang akan selalu mengawasimu, dan menikmati indahmu dari sisi gelap ku. Ku ulangi terus lagu tersebut.

"Mas, kenapa gak di nyanyiin aja lagu itu tadi, saat kamu menjenguk Caroline. Rasanya cocok sekali lagu itu untuk dia. Kan kamu pemuja rahasia, mencintai tapi tak pernah mengungkapkan."

"Ihh kok malah bahas Caroline sih?" tanya ku bingung.

"Iya kan keberadaan mu menyedihkan saat ini."

"Kok gitu, Dit? Emang sedih kenapa?"

"Iya sedih, kan kamu pinginnya sama Caroline bukan sama aku." jawab Dita.

"Ngomong apa sih kamu, bajigur??"

"Ihh ko bajigur sih?"

"Terus maunya di panggil apa? Ehh iya, tadi yang ngobrol sama kamu di taman siapa Dit?"

"Oh itu, aku juga gak kenal, Mas. Tapi dia mirip banget sama Kyuhyun, orangnya baik deh, Mas. Tadi dia juga minta nomer telpon aku."

"Apa, minta nomer telpon? Terus kamu kasih?"

"Iya lah, lumayan kan nemu cowok ganteng. Walaupun aku gak bisa ketemu sama Cho Kyuhyun yang asli, tapi seenggaknya punya duplikatnya pun gak masalah, kan?"

"Memangya aku kurang ganteng, Dit?"

"Tapi kan kamu bukan siapa-siapa aku."

"Maksud kamu bukan siapa-siapa? Terus di buku nikah itu tertulis nama siapa, dan foto siapa? Coba kamu liat sekali lagi, biar kamu inget siapa aku!" aku sedikit emosi ketika Dita mengatakan aku bukan siapa-siapa, namun apakah benar aku bukan siapa-siapa baginya?

###

Malam itu aku dan Dita kembali tidur dalam satu kamar. Dita sudah asik dengan mimpinya, sementara aku masih asik melihat-lihat ponsel Dita.

Dret...

Ponsel Dita bergetar ada satu pesan yang masuk.

"Malam, Dita. Tks y untuk obrolannya tadi siang. Km org yg asik n nyenengin, smg qt bs brtmu dan brtmn di lain waktu. Tks. Ryu."

Sejujurnya aku ingin marah saat membaca pesan tersebut, tapi ku urungkan. Dan aku langsung menghapus pesan tersebut.
Setelah itu aku meletakkan ponsel Dita ketempat semula. Ku perhatikan wajah Dita yang tertidur pulas, ku kecup keningnya, lalu ku kecup bibir mungilnya, aku kembali memeluknya, dan dia semakin pulas.

"Kamu hanya milikku, dan aku hanya milikmu. Tak kan ada yang lain yang mampu menggantikan keindahan dan kesempurnaan mu di dalam hidup ku. Aku sayang kamu, Dit." kembali ku kecup keningnya. Tak lama, aku pun tertidur dengan memeluk Dita.

True Love (TERBIT DALAM BENTUK PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang