Mungkin mentari tak sanggup mengatakan cemburu. Pelangi pun juga tak akan sanggup mengucapkan cemburu. Karna cemburu itu menyakitkan.
****** ************* *********
Aku masih binggung dengan tingkah pak arta kemarin, kenapa dia seperti singa yg marah ketika Rino mencengkram lenganku? Apakah mungkin dia cemburu? Mustahil bila cowok nyebelin itu cemburu. Mungkinkah aku salah melihat saat ini? Aku mengucek-ngucek mataku, tapi tidak ada yg berubah dari penglihatanku. Pak Arta memeluk wanita didepan umum? Kenapa? Siapa wanita itu? Dan kenapa perasaanku sakit? Jangan, aku jangan menangis didepan umum.
"Sya, lo kenapa?"ucap ayu menyenggol lenganku.
"Oh,, gak papa."alibku.
"Kenapa lo liat pak arta sama bu nadia?" Nama dosen itu bu nadia? Tapi kenapa aku baru melihatnya?
"Tu dosen baru disini, dan katanya dulu waktu kuliah diamrik mereka pacaran, untung aja kini dia mau berubah dengan menggunakan hijab. Kan di sini dekat dekat pndok, mungkin dia kesini pengen deket lagi sama pak arta." Mantan? Bukanya namanya mantan udah gak ada ikatan? Tapi kenapa pak arta membiarkan bu nadia memeluknya?
"Gue pulang keasrama dulu yha, ijinin kepak roy gue gak masuk soalnya sakit." Ucapku beranjak berdiri.
"Lo sakit sya? Sakit apaan?"
"Gue sakit hati somplak, udah deh gue pengen pulang ke asrama dulu. Assalamualikum."
"Walaikumsalam."
_
_Ada apa dengan perasaanku? Kenapa sakit ketika melihat pak arta berpelukan dengan wanita lain? Apa kah aku cemburu? Gila, gak mungkin aku cembur. Ini sangat lucu.
"Mbc sya."ucap fitri membuyarkan fikiranku.
"Salam dulu kali fit."tegurku, karna kita harus membudidayakn salam.
"Assalamualikum."
"Waalikumsalam wr. Wb, kenapa fit? Kenapa kamu ngos-ngosan?"
"Dari tadi tuh aku yariin mbc, eh ternyata malah meratapi nasib di sungai."
"Emang ada apa?"
"Itu, ada yg mau mondok, dan mbc kantor menyuruhnya dikamar kita mbc. Kan mbc ketua kamar."
"Ohhh ada santri baru?" Fitri mengangguk. Aku pun mengajak fitri kembali kekamar.
_
_Mataku membulat seketika karna ternyata yg akan mondok adalah bu nadia. Dan hari ini ia resmi menjadi santri. Sepertinya ia benar-benar ingin berhijrah. Dan mungkin aku harus melupakan kejadian pagi tadi.