kampus

45 1 0
                                    

    "Kemarin gak ada apa-apakan sama bunda?"tanya ayu ketika kini kita berada di dalam kelas. Aku masih belum siap bilang tentang pernikahnku pada ayu. Aku masih membutuhkan waktu yg tepat.

     "Gak ada apa-apa."

      "Syukurlah," bruk! Aku segera mendongak karna seseorang menggebrak mejaku.

       "Eh,, nenek sisih. Lho udah kalah, jadi jangan pernah deketin pak arta. Lo tuh gak cocok."ucap sarah menatapku. Aduh bagaimana ini? Sebenarnya aku ingin sekali menjauhi pak arta. Tapikan aku sudah menjadi pelengkap imanya.

       "Woy nenek rempong, ambil aja tuh pak artanya. Dia juga gak bakalan suka sama elo."balas ayu

        "Elo gak usah ikut campur kejebong anyu." Bentak sarah menatap ayu tajam.

        "Keysa, lo di panggil pak arta diruanganya."ucap salsa. Apalagi sih tuh orang? Kenapa harus memanggilku ketika dikampus? Aku pun beranjak berdiri.

        "Oh,,, jadi lo mau ngelanggar perjanjian kita?"

        "Sory yha sar, gue bukannya ngelanggar. Tapi ada sesuatu hal yg gak harus lo tau."balsku segera beranjak pergi. Aku hari ini malas untuk mendengarkan omelan sarah.

      _
      _

"Ada apa bapak memanggil saya?"

"Duduklah terlebih dahulu."

"Tapi saya harus cepat-cepat pak."alibku. Karna entah kenapa ketika aku hanya berdua dengan pak arta perasaanku aneh?

"Saya menyuruhmu duduk sebagai suami." Astagfirulloh, kalau udah nyangkut pohon gini aku segera melaksanakan perintahnya.

"Saya lupa memberi kewajiban untuk kamu, ambilah ini."ucap pak arta sembari menyodorkan uang.

"Gak usah pak makasih, uang seminggu yg lalu dari bunda masih ada kok pak."alibku. Sebenarnya sih aku udah bokek hari ini. Tapi mana mungkin aku akan menerima uang pak arta.

"Baiklah, kalau kamu tidak mau mengambil uang ini sekarang nanti saya akan ke tempatpengiriman putri." Inalillah, berabe banget kalau pak arta kesana. Bisa-bisa semua orang akan tau pernikahanku.

  "Makasih pak, saya kembali kekelas dulu."balsku seranya mengambil uang itu dan beranjak berdiri.

"Keisya,"panggil pak arta membuat say menooleh.

  "Kamu tidak ingin menyalimi tangan saya?" Allah akbar, nanti kalau ada orang yg melihat bagaimana? Untuk amalan surga aku mendekati pak arta.

"Tangannya pak"  pak arta pun menjalurkan tanganya. Secepatkilat aku menyalimi tanganya dan berlari keluar tidak lupa membaca salam.

   _
  _

  "Ada apa?"tanya ayu ketika aku sampai dikelas.
 
  "Gak ada apa-apa." Sory yha ay, aku tidak bisa memberi tahumu sekarang.

   "Gue kesel tuh sama sarah, kalau kemarin elo gak pulang pasti kita menang."

   "Udah,, kalau kita ngeladenin sarah, apa bedanya dong kita sama sarah." Ayu mengangguk dan menenangkan kemarahanya.

   "Pak arta datang gayus." Teriak ciko membuat semua mahasiswa kembali ketempatnya masing-masing. Tapi kenapa pak arta? Kan sekarang jamnya pak dadang.

   "Selamat pagi, hari ini saya menggantikan pak dadang yg sedang berhalangan hadir. Dan sekarang kumpulkan tugas yg pak dadang berikan dimeja saya." Subhanallah, dimana makalah yg udah aku masukin tas tadi?

   "Maaf pak saya lupa bawa."ucapku mengangkat tangan.

   "Setelah ini kamu harus keruangan saya." Mati aku, kenapa dia menyuruh aku keruangan lagi? Bisa-bisa aku akan mati berdiri bila hanya berdua denganya. Tok!tok!

   "Maaf pak,  saya mencari keysa." Aku terbelak karna apa yg di ucapkan Rino.

   "Kamu tidak tau kalau kini masih jam kuliah?"
Kenapa pak arta begitu sensi? Aneh.

   "Saya ingin memberikan tugasnya pak."

    "Saya ijin keluar dulu pak."ucapku beranjak keluar.

   "Ini sya,"

   "Makasih no, ya udah gue masuk dulu." Tapi langkahku terhenti karna tangan Rino menggenggam lenganku.

    "Maaf bukan mukhrim."

    "Maaf, maaf." Aku mengganguk.

    "Sya, gue tau ucapan gue salah. Tapi gue bener-bener mencintai elo." Allah huama, apalaginih orang. Gak ada abis-abisnya yha nembak gue.

   "Tapi maaf No, gue bener gak bisa."

   "Kenapa sya?"

   "Pokoknya gue gak bisa, maaf."ucapku segera melangkah masuk. Tapi lagi-lagi Rino mencengkramnya.

    "Lepasin no, gue tetep gak bisa nerima elo."

    "Tidak, gue gak mau ngelepasin elo."

     "Sakit no."

     "Lepasin keysa." Aku dan Rino menoleh ke pemiliki suara itu. Ternyata pak arta yg kini meandang Rino. Akhirnya Rino melepaskan tanganya.

    "Masuk keysa."ucap pak arta, aku pun mengikuti perintahnya. Sepertinya hidupku akan seperti drama korea deh. Gilaaaaaaaa....
  

                              assalamualaikum pelengkap imanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang