Chapter 3

278 22 0
                                    

HAPPY READING<3

******

Ms.Abby, wali kelas ku yang gemuk masuk dengan wajah yang cerah. Langkahnya yang ringan menandakan suasana hati yang sedang bagus.

Good morning, today I’m so happy” ucapnya begitu masuk.

Benarkan kataku?

“Cuaca bagus, anak-anak masuka semua, tapi…” tiba-tiba ucapannya berhenti, dan ia memandang ke depan kelas sembari melipat tangannya. “Tapi sepertinya kelas ini agak membosankan. Coba Liam, kamu ambil kertas…”

Jadi menurut Ms.Abby, kelas ini harus bervariasi. Selama ini kami memang dibebaskan untuk memilih tempat duduk masing-masing, tapi sekarang posisi duduk berdasarkan undian. Murid perempuan mengambil satu buah lipatan kertas, begitu juga anak laki-laki nya dan angka yang sama harus berpasangan selama satu semester ini.

“ya silahkan kalian buka dan dicari mejanya masing-masing. Kalian akan berpasangan seperti ini terus sampai akhir tahun pelajaran.” Kata Ms.Abby.

Meja ke tujuh belas. Itu yyang tertera di kertasku. Tidak buruk itu adalah angka favorite ku, batin ku. Aku memasuki kelas dengan hati yang degdeg an. Rasanya debaran jantung ini mengalahkan saat ujian kenaikan kelas. Tapi hatiku langsung lega saat kulihat Zayn yang duduk di meja nomer tujuh belas. Yes! Aku sebangku dengan Zayn! Jangan-jangan benar kata Viola, omongan nenek-nenek itu gausah di dengarkan. Buktinya, sekarang aku bisa duduk disebelah Zayn, cowok terganteng di sekolah.

“Haii” sapaku malu-malu pada Zayn saat aku tiba di meja. Aku akan duduk bareng satu meja dengan Zayn. Ini benar-benar hari terindah dalam hidupku. Paling tidak, aku akan melupakan kejadian Harry tadi pagi.

“Kate..” katanya dengan suara merdunya. Mendengar dia memanggil namaku, rasanya seperti terbang ke surga. Aku pun duduk disebelahnya sambil memberikan senyuman termanisku.

“Zayn, get the hell off from my chair”

Mataku langsung melotot, jantungku seakan berhenti, otakku membeku, ketika aku mendengar ucapan mengerikan. Ucapan itu mematikan impianku untuk duduk sebangku dengan Zayn. Yang lebih membuat aku kaget, suara itu ada suara si keriting, Harry fucking Styles!

Wait… what the hell is going on?” tanyaku cepat sambil menahan semua rasa ingin meledak di dada ini.

Zayn menyengir. “Ini bangkunya Harry, Kate. Aku duduk disini Cuma mau ngobrol sama Liam, Niall, Louis. Tuh mereka duduk di belakang kamu.”

Aku menoleh. 3 manusia itu langsung terkekeh. Sialan, batinku.

“Kenapa kaget Kate? Kamu suka ya sama Zayn?” Tanya si pirang.

“Diam lah Niall kalau kau ingin pulang dengan keadaan utuh” ucapku galak. “Jadi, yang duduk sama aku, Harry?”

“Iya, Kate. Tuh, bangku aku disebelah Alika.” Jawab Zayn dengan lembut. “Padahal enak ya duduk disini? Dekat kamu, dekat Niall, dekat Liam, dekat Louis. Sayang bangku aku ada disana.”

Badanku terasa kaku. Otakku serasa mau pecah. Kulihat Zayn segera berdiri, dan ia kembali pada bangkunya yang ternyata berada jauh sekali dengan bangkuku.

Sesosok makhluk keriting jelek duduk dengan kasar di sebelahku. Harry hanya menoleh ke arahku dengan pandangan tajam. “Kenapa mesti kamu sih yang ngambil nomor sama kayak aku?”

Bloddy hell! Kalau aku bisa mengeluarkan api dari mulutku, pasti dia sudahku sembur sampai gosong. Kalau aku punya tongkat ajaib ibu peri, aku sudah mengubahnya jadi kodok! Harry sialan! Kalau tau meja nomor tujuh belas adalah nomor dia, aku nggak bakal sudi!

“Emangnya kamu doang? Aku juga gak sudi kali sebangku sama kamu! Kamu tuh orang paling menyebalkan se planet! Dasar keriting gila!”

“Berisik kau kaki pendek.”

Sepanjang hari ini aku benar-benar tidak bisa berkonsentrasi. Apalagi setiap aku melihat sosok keriting jelek yang ada di sebelahku. Ya melihat Harry, lalu teringat ucapan nenek tadi pagi. Nggak mungkin! Nggak mau! Nggak rela kalau dia adalah jodohku!titik.

*****

Thanks for reading:) hargai setiap kata yang aku tulis yaaa<3 jangan lupa vote!

Unexpected Love // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang