3

2.8K 472 64
                                    

MYUNGSOO

Untung saja semalam ketika kejadian runtuhnya apartemen mewah itu aku sedang di rumah Minhyuk bersama Wonho. Kami sedang bermain Playstation ketika Ayah menelpon kalau apartemen mewah dan mahal yang sengaja dibeli orangtuaku itu roboh. Hell, kalian pasti menyadari keganjilan sama sepertiku. Apartemen mewah yang katanya harganya selangit, bahkan bisa runtuh mengalahkan apartemen kelas bawah. Dengan diantar Minhyuk dan Wonho—karena mobil kutinggal di apartemen karena Ayah akan memakainya—menuju kawasan Apartemenku.

Dan, satu-satunya alasan kenapa aku menerima soal tawaran untuk tinggal dengan sahabat Ayahku adalah karena aku penasaran. Saat aku tak sengaja menemukan raut wajah bahagia dari anak semata wayang sahabat Ayahku—paman Lim—Ketika aku menolak dan mengatakan akan tinggal di hotel saja sampai rumah keluargaku selesai di bangun. Ego-ku terluka ketika melihat anak perempuan yang malah bahagia setengah mati—disaat semua orang senang karena akan tinggal bersamaku—jadi, aku memutuskan memainkan sedikit permainan.

Omong-omong, pagi ini terasa sangat menakjubkan. Rumah Keluarga ini memang tidak terlalu besar jika dibanding rumahku di Roma, atau dibanding rumah kami yang sedang dibangun. Tapi, pemandangan dari balkon kamar ini yang langsung menghadap ke perbukitan membuat udara sejuk itu turut menenangkan syaraf-syarafku. Aku lupa kapan terakhir memghirup udara pagi sesegar ini.

"Omo!" Satu suara terkejut dari arah samping membuatku menoleh dan menyadari kalau ada perempuan cantik sedang terkejut melihatku.

"Kenapa kau di kamar itu?!" Tanyanya dengan bingung.

Tidak keren sekali memang, tapi aku tidak bisa berbicara untuk beberapa detik. Mataku sibuk memindai perempuan cantik itu. Wajahnya sedikit familiar dan ketika aku mengingat kalau perempuan itu adalah Suzy—yang namanya baru kuketahui tadi malam—aku langsung menatap perempuan itu dari kepala hingga ke ujung kaki.

Wow.

Satu-satunya hal yang bisa kukatakan adalah wow. Bagaimana bisa satu orang memiliki perbedaan yang signifikan seperti sekarang? Aku ingat sekali perempuan canggung dan kikuk semalam, yang nampak senang karena Aku tidak menginap dirumahnya, lalu berubah muram ketika aku mengatakan sebaliknya, pagi ini nampak begitu berbeda dengan semalam. Tidak ada celana panjang dan kardigan longgar yang menutupi tubuhnya, gantinya adalah kaus super ketat dan celana hotpants hitam kontras dengan warna kulit mulus itu. Dan kaki itu... Bagaimana bisa aku melewatkan kaki semulus dan secantik itu selama hampir tiga tahun berada di Hankook?

Batinku tertawa mengejekku. Dan itu... kenapa bajunya tipis sekali? Aku bisa melihat samar apa yang tercetak dari balik kaus ketat itu sekarang.

"Apa yang kau lihat?" Suara halus Suzy kembali menyadarkanku.

"Tidak ada." Jawabku singkat.

"Ada!" Suzy menggerutu. Pandangannya tak percaya dan nampak marah, lalu Suzy menggerakkan tangannya menutupi bagian dadanya sambil berkata, "Dasar mesum!"

Tubuhnya berbalik. Kupikir dia akan segera pergi masuk. Namun, sebelum ia sempat menutup pintu penghubung antara kamarnya dan balkon, aku langsung bersuara, sedikit mengejek walaupun maksudku tidak begitu. "Kita tinggal satu atap mulai semalam, kalau kau lupa. Jadi, perhatikan pakaianmu mulai saat ini kalau kau terganggu dengan tatapanku. Atau... kau memang mencoba menggodaku, hm?"

Aku bisa melihat wajah Suzy yang berubah memerah. Lalu, tanpa menggubrisku, dia mulai melangkah masuk dengan membanting pintu geser penghubung itu. Melihatnya, mau tak mau membuatku tersenyum.

Baiklah, sepertinya pilihan baik memilih tinggal disini. Aku akan semakin penasaran dengan perempuan yang menolak keberadaanku, atau mencoba menolak keberadaanku.

Brown DwarfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang