Kalo memang kita tidak akur kenapa harus dipaksa akur?
Kita bukan kakak-adik yang menganut blood is thicker than water. Jadi mengapa harus berpura-pura akur?
Seringkali aku bingung harus membahas topik apa, seringnya kita diam seribu bahasa, sibuk dengan merangkai kata apa yang harus diucapkan agar tidak menyakiti. Atau sibuk dengan pikirannya sendiri-sendiri.
Tidak seperti kakak-adik yang lain yang selalu berteriak, cekcok setiap hari. Tanpa sadar, ada dinding tebal diantara kita yang tak dapat kita lalui. Tanpa sadar, ada perang dingin diantara kita, lebih dari dinginnya ac ditambah kipas.
Orang bilang kita tidak dewasa, terlalu mementingkan ego masing-masing sehingga tidak ada yang mau mengalah.
Tapi orang juga tidak tau, bahwa kepedulianku tidak kau gubris dan aku sadar, aku sudah terlalu capai. Sehingga apa yang semula peduli, berubah menjadi bodo amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bincang dan Bercerita
RandomMari duduk bersamaku di teras rumah sambil minum es teh ditemani tahu isi atau tempe mendoan. Obrolkan semua yang kamu rasakan, aku akan mendengarkan:)