Gwen POV
Setibanya di bawah, aku melihat banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berlarian ketakutan
"Ck, merepotkan," dengusku malas
Dengan sekali hentak aku berlari untuk menembak lampu yang bertengger manis di tempatnya
Prankk
Lampu itu jatuh dan pecah tepat di atas kepala si musuh, cairan kental berwarna merah itu mulai mengalir
Tanpa menunggu waktu ku giring, ah salah. Maksudnya, ku ajak para mahasiswa ini untuk pergi dari sana
Saat sibuk menyelamatkan para mahasiswa, tiba tiba retinaku tak sengaja menangkap pergerakan seseorang
"Arthur?" gumamku bingung
Ah, sudahlah. Biarkan saja, itu urusannya bukan hak dan urusanku
Setelah semuanya selamat, retina ku kembali menangkap sebuah pergerakan lalu
"Double shit!!" Geramku
Dan dengan secepat angin kakiku dengan lincahnya berlari ke ruangan rektor
Jadi penyerangan tadi hanya kamuflase? Mereka membodohi kami? Wah, wah, wah, sungguh menyebalkan!
Tanpa pikir panjang ku tekan ear pic ku
"Kalian melihat nya?" tanyaku malas
"Ya, kami sedang menyusun strategi," ujar kedua kembar itu
"Akan memakan waktu lama jika markas yang menyusun strategi," dengusku
"Bagian ini milikku, markas tak boleh turun tangan!" tegasku tanpa terbantahkan
"Tapi G ini ak--"
"SUDAH KU BILANG! INI BAGIAN KU!! URUS SAJA URUSAN KALIAN!!!" murkaku
Dengan sekali sentak, ku lepaskan ear pic itu
Benar benar menyebalkan, semua misi dan tugasku seolah olah berakhir ditangan markas pusat
Apa kerennya aku jika semua misiku milik mereka? Aku bisa gilaaaa, sungguh menjengkelkan! brengsek!!
Arghh aku sudah terlalu banyak mengumpat, cih!
Langkahku semakin cepat, hingga aku pun tiba di depan pintu rektor atau sejenisnya. Aku tak mengerti, I'm not kidding by the way
BRUKKKK
Ku tendang pintu itu dan bisa dipastikan pintu itu terlepas dari engselnya
Oh pintu, sungguh malang nasib mu
Tepat saat aku mendongak semua tatapan orang yang berada di dalam ruangan itu tertuju padaku
"SIAPA KAU?!" tanya seseorang di antara mereka
Bisa ku pastikan 100%, bahwa orang itu adalah sang biang keladi semua kekacauan ini
"Apa urusanmu?" sinis ku
Ku larikan mataku untuk menjelajahi ruangan itu dan tatapan ku bertemu dengan tatapan datar seseorang
"Arthur?" gumamku sangat pelan
Yah, ku temukan Arthur yang sedang memegang tongkat baseball dan saat ku alihkan pandanganku ke arah lain
"Mereka?" pekik ku bingung
Yah pasalnya di sana, di belakang sang musuh. Ada rektor, serta beberapa mahasiswa yang mungkin ku kenal, ralat.. tidak ku kenal! Yah sudah dipastikan aku mengenal mereka setelah ku teliti baik baik wajah mereka, I'm kidding about that