dirga

97 2 0
                                    

"Berapa menit lagi masuk?" tanya ku pada chelsi

"kira kira 30 menit lagi lah,kan ga apel pagi"

"kalo gitu gw keluar dulu chel, kalo udah masuk gurunya chat gw di WA ya"

"oke ra"ujar chelsi

Aku langsung keluar kelas dan melihat bangunan2 sekolah ku ini. Aku menyusuri anak tangga karna mendengar sekolah ini juga memiliki rooftop. Entah mengapa melihat pemandangan dari ketinggian membuat ku bisa meluapkan beban dihati ku.

Kubuka pintu di penghujung tangga yang menjadi gapura batas atap sekolahku, tidak terkunci sama sekali. sepi,damai,dan indah itulah yang aku rasakan saat menginjakkan kaki disini.

Ada sebuah kursi lusuh tetapi masih bisa digunakan. Lantai kasarnya yang agak basah karna dijatuhkan gerimis membuat suasana begitu damai terasa.

"Egghhh"

Aku mendengar suara rintihan seseorang yang terdengar dari balik tumpukan kardus yang tinggi. Apakah aku salah dengar? Tidak mungkin karna makin jelas di indra pendengaran ku bahwa itu suara rintihan seseorang.

Awalnya aku pikir bahwa itu arwah gentayangan di rooftop ini, tapi setelah aku memastikan ternyata seseorang tengah terluka disana.

Darah segar keluar di kakinya, kulihat banyak sekali blink dari botol2 kaca yang pecah berserakan.
Aku mematung, sejenak ingatan itu terulang lagi bagaikan mimpi buruk. Pusing melanda ku seketika. Tapi kutahan agar aku tidak pingsan. Tanpa sadar air mata ku jatuh. Aku mulai terisak.

"ka- ki- lo-ber-darah"ucap ku disela2 tangis ku. Pusing semakin melanda ku.

Ku raih bahunya untuk membuka dasinya, dengan wajahku yang sangat kacau sambil air mata yang tak henti2 nya mengalir. Lagi lagi pusing ini melanda ku. Membuat badan ku kadang tak stabil dan hampir saja jatuh jika lelaki di depan ku ini tidak menahan pinggang ku.

Author pov.

Dirga masih bingung dengan apa yang dilalukan gadis didepannya ini.
Tangan dan bahu nya bergetar hebat, dia masih terisak dan masih tetep membuka rangkaian dasi di leher dirga, dirga yang melihat itu hanya bisa terdiam, dan sesekali merintih karna tanpa sengaja fara menyenggol beberapa kali kakinya.

Dengan keberaniannya fara meraih kaki dirga dan mencabut perlahan blink besar yang tertancap disana.
"ta-tahan hiks seben hiks bentar"

"da- da rah hiks darah hiks"
Dirga hanya diam,sedari tadi wanita ini bergumam Darah tapi masih bisa di dengar dirga, pandangannya fokus pada wanita yang tengah berada didepannya saat ini, tidak berhenti menangis dan sesekali gadis itu menggelengkan kepalanya, dirga hanya diam menyaksikannya, seolah tak ingin melepaskan pandangan pada gadis itu.

"darah hiks da- da hiks rah"

Fara membalut luka dirga dengan dasi dirga yang ada di tangannya.merasa tak cukup karna luka tersebut begitu besar fara juga melepas dasi nya dan membelutnya agar luka itu tertutup.

"ini hiks biar hiks ga hiks in- hiks infeksi"

Dirga masih diam tak bergeming dan masih terpaku menatap fara. Seketika fara bener2 tidak tahan atas pusing yang melanda nya sejak tadi bertambah menjalar rasanya.

Dalam keadaan masih berjongkok fara seperti mau kehilangan kesadar.dirga yang menyadaru itu langsung mengeratkan pegangannya pada pinggang fara.

Dan pada saat itu jugalah fara benar benar tak bergeming. Gadis itu Pingsan

******

Haiiii maaf ya baru upload cerita🤗, tolong bantu vote cerita aku ya 💙
Guys, aku berharap banget.💙 Biar semangat aku lanjutinnyaaaa.. 🤓😂Tolongg yaaaa💛
Dan kayanya nanti sebagian mau aku private gituuu🙄
Lafyuuuuuu😍
Happy reading guys🤗😆

My Bad Wild BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang