01

136 43 37
                                    

Sinar mentari pagi yang menembus kain tipis di jendela kamar seorang gadis yang tadinya masih setia memejamkan mata, kini mulai mengucek-ngucek matanya sambil duduk di tepi ranjang ketika mendengar beberapa kali ketukan pintu di kamarnya.

Floren lalu bangkit berdiri dan membuka pintu kamar.

"Non, ini sudah jam 6:45. Apa non gak mau sekolah? Nanti telat non."

"Aahh bibi ganggu aja deh, Floren ngantuk banget tau."

"Maaf non, tapi tadi tuan nyuruh bibi bangunin non sebelum beliau berangkat ke kantor."

"Nanti aja deh jam 8, sekarang Floren mau lanjut tidur, bye bi."

Sebelum Bi Ina menjawab, Floren langsung menutup pintu kamarnya kembali.

Jika Floren sudah berkata seperti itu, otomatis ia tidak akan ke sekolah. Bi Ina hanya bisa mengelus dada melihat tingkah Floren yang selalu begitu setiap di bangunkan untuk ke sekolah.

Sebenarnya dulu ketika masih SMP, tingkah Floren tidak seperti itu.

Bahkan ketika mamanya meninggal dunia saat dia berusia tujuh tahun, Floren masih menjadi anak yang penurut kepada papanya, Adam.
Tapi, ketika memasuki jenjang SMA, Floren berubah 180 derajat menjadi anak yang sulit di atur dan seringkali melanggar tata tertib sekolah.

Floren semakin berulah saat papanya memutuskan untuk menikah lagi lima bulan yang lalu.

Saat itu, Floren sangat tidak menyetujui pernikahan tersebut. Karena menurutnya tidak boleh ada yang menggantikan posisi mamanya.

Namun papanya tetap memutuskan menikah lagi, sejak saat itu Floren menjadi lebih sering melawan papa nya.

Bahkan sekarang pun papanya selalu bolak-bolak balik ke luar negeri karena mama tirinya itu tinggal di London untuk mengurusi butik. Alhasil, Floren lebih sering hanya bersama bi Ina di rumah.

Papanya hanya tinggal di rumah selama dua minggu setiap satu bulan, itu pun lebih sering papanya habiskan di kantor untuk meeting.

Papanya memang gila bekerja. Waktu dua minggu setelahnya ia habiskan dengan istri barunya.

Meskipun ada Bi Ina yang selalu setia menemaninya, Floren selalu merasa kesepian. Oleh sebab itu, ia selalu keluar malam bersama dua sahabat nya, Dita dan Nadin.

Seperti malam ini, seperti biasa Floren dan kedua sahabatnya pergi ke mall untuk shoping dan nonton bioskop.

"Kayaknya malem ini ada yang mau nraktir kita lagi deh, Nad."

"Iya nih, udah lama kayaknya gak ada traktiran."

"Gak usah ngode deh lo pada, kayak orang susah aja." Balas Floren dingin.

"Sialan." Ucap Dita dan Nadin serempak.

"Lo kenapa lagi sih Flo?" Tanya Dita.

"Gue bosen."

"Itu mulu jawaban lo."

"Karena emang itu yang selalu gue rasain kalo di rumah."

Dita dan Nadin pun langsung bungkam. Mereka tahu kalau Floren sudah begini, pasti masalah papanya.

Mereka terkadang kasihan dan prihatin melihat Floren, meskipun dia di beri fasilitas mahal bahkan ATM yang selalu penuh dengan jutaan uang, tetap saja Floren kekurangan kasih sayang seorang ayah.

****
Saat sudah memasuki area mall, Floren, Dita, dan Nadin langsung membeli tiket bioskop. Nadin mengusulkan untuk membeli tiket film comedy, Floren dan Dita setuju saja.

Setelah selesai membeli tiket, mereka berjalan menuju bioskop. Tetapi, di waktu yang bersamaan sepasang kekasih juga berjalan di depan mereka sambil bergandeng tangan, Floren melihatnya.

Sial, batinnya.

Floren tiba-tiba berlari begitu saja berlawanan arah dari pintu masuk bioskop, Nadin dan Dita kaget dan langsung ikut mengejar Floren.


"Ehh, Flo...Floo..." panggil mereka berdua sambil terus mengejar Floren yang berlari begitu cepat.

Floren masuk ke mobilnya. Tak lama, Nadin dan Dita sampai dan ikut masuk ke dalam mobil.
Napas mereka terengah-engah karena mengejar Floren tadi.

"Huhh..hh, gila Flo lari lo cepet banget sumpah." Ucap Dita terengah-engah.

"Lagian lo kenapa sih kok tiba-tiba lari gitu?" Sahut Nadin.

Floren masih tetap diam sambil memandang lurus ke depan.

"Ditanya malah diem aja, elah." Ucap Dita.

"Gue capek, kita pulang aja."

"Lah terus tiketnya?" Ucap Dita bingung.

Floren tidak menjawab dan langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Nadin dan Dita yang tidak mengerti akan sikap Floren yang tiba-tiba berubah hanya memilih diam.

******

Alhamdulillah bisa update hehe.
Gimana nih bagian 01? Sorry yaa kalo rada ga jelas atau ga suka :)

Jangan lupa vote&coment nya ya guys :*
Yang ikhlas ngasih nya haha

Salam manis :*


FLORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang