Setelah hampir setengah hari Sakura dan Sasuke menghabiskan waktu ditaman dengan anak-anak yayasan. Lebih tepatnya Sakura yang menghabiskan waktu bersama mereka, Sasuke hanya duduk diam memperhatikan Sakura dari kejauhan.Mereka sekarang tengah makan siang disebuah cafe yang tidak jauh dari taman. Cafe ini tidak terlalu ramai hanya ada benerapa pelanggan dan mayoritas mereka pegawai ditoko atau kantor sekitarnya.
Makanan yang Sasuke dan Sakura pesan sudah berada didepan mereka, Sakura mulai memakan ramennya dengan semangat sedangkan Sasuke makan sepaghetinya dengan pelan. Sesekali onyx iyu melirik kearah Sakura.
" Tadi apa yang katakan kepada konohamaru sehingga dia menangis. Kau tidak menyakitinya bukan?" Pertanyaan tiba-tiba Sakura membuat Sasuke mengurungkan sepagethi yang sudah didepan mulut.
Alis Sasuke saling bertuat, Ia mencoba mengingat kejadian tadi. Ah, Sasuke ingat sekarang tentang anak tadi.
" Aku tidak berbuat apa-apa. Hanya mengatakan yang sebenarnya." Sepagethi yang masih mengantung akhirnya masuk kemulut Sasuke.
" Benarkah? Lalu kenapa Konohamaru bilang kalau kau akan membawa ku pergi " Ujar Sakura bingung.
" Kau mengenal mereka?" Bukannya menjelaskan kebingungan Sakura, Sasuke malah balik bertanya.
" Ah, tentu saja. Aku kenal mereka semua. Mereka anak yayasan yang sering aku kunjungi setiap aku libur." Jawab Sakura antusias, bibir tipisnya tertarik penuh kesisi kanan dan kiri sampai matanya meyipit.
" Kau sering ke yayasan? Sejak kapan?".
Sakura mencoba mengingat awal mula ia pergi ke yayasan kanker itu.
" Mungkin sekitar satu bulan lalu. Itu sebuah yayasan kanker. Disana banyak anak yang terkena kanker dan orang tua mereka meninggalkannya sendiri diyayasan." Ujar Sakura sendu.
" Mereka terkena kanker diusianya yang terbilang masih belia" Sakura tersenyum miris " Namun bodohnya orang tua mereka meminggalkannya begitu saja. Padahal hal utama yang membuat mereka bisa bertahan adalah dukungan orang terkasihnya. Namun sayang mereka kurang beruntung" Emerald itu mulai berair mengingat perjuangan para malaikat kecil yang berjuang tanpa dukungan dari orang terkasih mereka.
" Kau menangis?" Onyx gelap Sasuke tak bisa beralih dari wajah sendu Sakura. Onyxnya seperti terhipnotis untuk selalu memandang Sakura.
" Ah.. Maaf. Aku memang cengeng." Jari telunjuk Sakura mengusap anak air diujung matanya.
" Tak apa."
Hati Sasuke kembali berdesir, entah sudah berapa kali dalam hari ini hati Sasuke berdesir karena Sakura.
Sasuke meremas dadanya dengan kuat, perasaanya campur aduk sekarang. Ada perasaan asing menelusup kerelung hati Sasuke, ketika melihat sisi lain dari Sakura.
Namun dengan bodohnya Sasuke menepis rasa itu, membuangnya jauh-jauh dan tetap bertahan dengan perasaan samarnya.
Mereka kembali larut dalam makanan mereka. Sakura melirik kearah Sasuke saat sedang sibuk dengan ponselnya.
" Kau sibuk sekali dengan ponselmu. Apa ada masalah dikantor?."
Mendengar suara Sakura, Sasuke refleks meletakan kasar poselnya keatas meja." Seperti itu lah..."
" Apa tidak sebaiknya kau kembali kekantor saja." Ujar Sakura membuat Sasuke mengernyitkan dahi.
Sasuke hendak bertanya pada Sakura, namun suaranya terpotong dengan dering ponsel Sakura.
" Ah,, Sebentar.." Sakura memngambil ponselnya dari tas dan meletakan benda pipih itu ke telinga kanannya.
" Moshi-Mhosi..." Sapa Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart's
FanfictionEmerald memandang kosong lurus, tak ada ekspresi diwajah pucatnya ia lebih mirip seperti mayat hidup sekarang. Onyx yang biasanya lembut sekarang memandang sendu kearah gadis pujaanya. Rasa sesak mengeruak kerelung hatinya, ia lebih baik melihat wa...