WARNING : TYPO BERSERAKAN.
Onyx Sasuke membulat namun sedetik kemudian kembali tenang seperti biasanya.
Srek.
Sasuke tiba-tiba berdiri dan langsung berlalu, Sasuke tak mengubris panggilan dari orang yang disana.
Pikiranya kosong. Nyeri lagi dan lagi menyapa sudut hatinya, pandangan Sasuke menjadi kosong. Sasuke tak tau kemana ia membawa laju mobilnya, yang memenuhi otaknya sekarang adalah orang yang selama ini berada disisinya tanpa ia beri rasa sedikit pun.
Sasuke memberhentikan mobilnya disebuah taman dipinggir kota, taman itu terlihat sepi hanya ada beberapa anak kecil yang tengah bermain.
Sasuke turun dan berjalan menuju mesin minuman, mengambil satu kaleng kopi setelah memasukan satu lembar uang ia kemudian duduk dipinggir taman.
Sasuke menghela nafas lelah, ia menengguk kopi kaleng itu. Wajahnya mendongkak menatap langit yang mulai gelap.
" Apa yang terjadi padaku? Kenapa tiba-tiba terasa sakit? ". Iner Sasuke bertanya.
Ia mengarahkan pandangannya ke sekumpulan anak yang tengah asik bermain pasir. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum samar ketika melihat anak laki-laki yang tengah bertengkar dengan anak perempuan.
Deg.
Sasuke menunduk ringan, ingatannya berlabuh ketika ia pergi ketaman dengan Sakura waktu itu. Mengingat tawa ceria Sakura mampu membuat hatinya menghangat, ia bahkan sudah lupa kapan terakhir kali ia melihat Sakura lepas seperti itu. Dan sekarangpun Sakura sama, selalu diam dengan senyumnya.
" Apa yang harus kulakukan!!" Geram Sasuke menjambak rambutnya sendiri.
.
.
.
.
.
." Ah benarkah? Otou-san akan segera pulang?." Tanya Sakura antusias.
" Tentu saja. Bukan kah pernikahanmu sebentar lagi, mana mungkin tou-san akan mengabaikannya." Ujar Kizashi dengan senyum lebar disebrang sana.
Air muka Sakura berubah sayu, emeraldnya melirik kebawah menatap sepatu fletnya. Ia sampai mengabaikan perkataan Kizashi dan sibuk dengan pikirannya.
" Sakura? Kau masih disana? Sakura!".
Sakura tersentak " Ah iya Tou-san aku juga sangat senang dan tak sabar." Ujar Sakura berusaha tenang." Baiklah, aku tutup telfonnya dulu."
" Iya, semoga tou-san baik-baik saja."
Tut.. tut.. tut..
Jemari Sakura merosot dengan lemah, pandanganya tiba-tiba mengabur. Samar-samar suara isakan mulai terdengar , Sakura menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Isakan itu semakin lama semakin menjadi, apa yang harus ia lakukan. Jika dugaannya selama ini benar. Jika Sasuke dan Hinata benar-benar...
" Argh..." Sakura mengeram frustasi.
Apa yang harus ia lakukan? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa yang akan orang tuanya rasakan kalau mengetahui semua ini?. Kepala Sakura tiba-tiba terasa pening.
Drt..drt..drt.
Sakura melirik ponselnya, dengan engan Sakura meraih ponsel pintarnya.
Sasuke-kun is calling.
Sakura menarik nafas dalam sebelum menempelkan ponselnya ketelinga kanannya.
" Moshi-moshi..." Ujar Sakura seriang mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart's
FanfictionEmerald memandang kosong lurus, tak ada ekspresi diwajah pucatnya ia lebih mirip seperti mayat hidup sekarang. Onyx yang biasanya lembut sekarang memandang sendu kearah gadis pujaanya. Rasa sesak mengeruak kerelung hatinya, ia lebih baik melihat wa...