Peringatan! Terdapat percobaan bunuh diri.
***
Siang itu suasana di kafe tempat Hye-Jin bekerja sangat ramai pengunjung.
Fokus gadis itu terpecah memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang sebesar 200 juta won dalam waktu tiga bulan.
"Hye-Jin, meja nomor 15 memanggil pelayan. Berhenti melamun Hye-Jin Ssi, kafe hari ini sangat ramai. Jika bos yang memergokimu melamun kau bisa langsung dipecat," tegur Won-Ah teman kerja Hye-Jin.
"Iya, maafkan aku," balas Hye-Jin lalu bergegas mendatangi meja nomor 15.
"Kau lama sekali," gerutu pengunjung kafe.
"Maafkan saya, Nona."
Gadis cantik di hadapannya ini menyerahkan buku menu makanan dan kertas list order.
"Saya ulangi pesanannya, ya. Es Americano satu, chamomile tea satu, sandwich daging tanpa sayur satu, roti lapis stroberi satu, dan kentang goreng keju satu."
Gadis itu mengangguk sebagai pertanda bahwa pesanannya telah sesuai.
"Baik, mohon ditunggu dan pesanan akan segera saya antar."
Hye-Jin berjalan menuju pantry. Dia menyerahkan kertas list order tersebut pada Won-Ah.
Tidak butuh waktu lama menyiapkan pesanan meja nomor 15.
Won-Ah menyerahkan nampan berisi pesanan meja nomot 15 pada Hye-Jin.
Ketika sampai di meja nomor 15, Hye-Jin sangat terkejut melihat lelaki yang menggagalkan percobaan bunuh dirinya yang kedua.
***
Setelah Hye-Jin bertemu dengan para gangster di gang kecil dekat rumahnya. Dia berjalan menuju gedung sekolahnya dulu.
Gadis itu menuju atap sekolah. Dirinya benar-benar tidak memiliki harapan. Dia tidak akan pernah bisa mengumpulkan uang sebanyak 200 juta won, meski pun dia bekerja selama 24 jam non stop selama 10 tahun. Uang sebanyak itu tidak akan berhasil ia kumpulkan.
Dinginnya angin malam menusuk hingga menembus ke dalam kulitnya. Suhu pada malam itu berkisar 8° celcius.
Hye-Jin berdiri tepat di ujung atap. Sekeras apa pun hidupnya, Hye-Jin tidak pernah menangis lagi. Terakhir kali ia menangis ketika ibunya meninggal.
"Eomma, aku akan menyusulmu. Kita akan bahagia bersama di alam sana," bisiknya lirih.
Satu ... dua ... ti ....
Sebuah tangan kekar melingkari pinggang Hye-Jin dan menariknya turun dari ujung atap. Hal tersebut menyebabkan keduanya terjerembab.
"Hei! Apa yang kau lakukan, Nona?" Pemuda yang menariknya berteriak dan menampar pipi Hye-Jin. Posisi pemuda itu tepat berada di atas tubuh Hye-Jin.
"Nona, sadarlah akan perbuatanmu!"
Hye-Jin mendorong secara kasar pemuda di atasnya.
"Terserah aku ingin melakukan apa pun. Jangan hentikan aku," teriak Hye-Jin marah. Gadis itu bangkit dan akan melompat.
Pemuda menyebalkan di hadapannya itu justru kini memeluk erat Hye-Jin dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You [Jung Chanwoo]
Fanfiction"Jika kau tidak menyelamatkanku, hidupku akan jauh lebih baik." - Kim Hye-Jin. *** IF YOU Revisi : 2022 ©Copyrights 2018 Story by @melonmilkshake