2. (a) Berhenti jadi Bodoh

102 22 26
                                    

Berhenti jadi bodoh dengan mengharap sesuatu yang tidak pasti.

¤¤¤

Sinar matahari sedang terik-teriknya siang ini, tapi gadis berseragam SMA itu malah berdiri didepan gerbang sekolah seorang diri.

Gadis berambut ikal itu mengikat rambutnya tinggi-tinggi merasa kepanasan. Ia berkali-kali melihat jam tangan dan ponselnya bergantian.

"Ngapain lo disini Mil?" tanya seorang pemuda yang sedang mengendarai motor dan berhenti tepat didepan gadis itu.

"Nungguin jemputan lah. Ngapain lagi?" Milan menjawab malas.

"Biasa aja kali, jawabnya. Bareng gue aja, nggak dijemput lo paling," cowok itu menoyor kepala Milan pelan.

"Ogahh, bosen dibonceng lo mulu. Gue lagi nungguin kak Lion tau!" sahut Milan ketus.

Marcel memutar bola mata malas, Lion adalah cowok kelas tiga yang menjadi kakak kelas kesayangannya Milan. Pantas saja kalau Milan rela menunggu cowok itu sampai panas-panasan begini.

"Oke, gue juga nggak mau repot-repot boncengin elo." Marcel menyalakan motornya dan menarik gas pergi.

"Cih, kayak gitu kok cowok" Milan menendang nendang kerikil didepannya, harusnya Marcel menemaninya sampai Lion datang menjemput bukannya meninggalkannya sendirian. Dasar cowok cap kutu panda!

Milan sudah menunggu hampir dua jam tapi Lion belum juga menampakkan batang hidung. Kalau bukan karena janji, pasti Milan sudah pulang bareng Marcel dari tadi.

Milan mondar-mandir didepan sekolah, Lion mana sih? Padahal milan sudah menunggu dari pulang sekolah sampai jam empat sore, tapi Lion belum datang.

Lion bilang, selepas pulang bertanding ia akan langsung menjemput Milan, ia janji akan mentrakti Milan kalau dia menang basket. Milan juga sudah berjanji akan menunggu Lion.

Ah, mungkin Lion masih tanding final atau dia ada halangan jadinya telat. Milan mencoba menelfon tapi handphone Lion tetap tidak bisa dihubungi.

Karena sudah terlalu sore, Milan memutuskan pulang berjalan kaki.
Rasanya Milan ingin menangis saja, apa mungkin Lion PHP-in Milan? Tapi nggak mungkin, setau Milan dia adalah satu-satunya cewek yang dekat dengan Lion, semua orang juga tau.

Suara handphone memecah lamunan Milan tertulis 'Kutu Panda is calling..' di layar hp-nya.

"iya Cel?" tanya Milan dengan suara parau.

"Lo dimana?" terdengar suara Marcel diseberang sana.

"Gue lagi makan ice cream di Lotus, lo mau gue beliin?" Milan menjawab berbohong, ia malu bilang kalau Lion tidak jadi menjemput. Marcel pasti akan menertawakannya sampai rambutnya beruban.

"Oke, gue tunggu pesanan gue." telephone dimatikan, Milan mendesah kecewa.

Mana mungkin Milan beli ice cream? Kalau punya uang pasti dia sudah pesan ojek online daripada beli ice cream, dasar kutu panda nggak peka.

Milan menendang kaleng soda didepannya, sialnya keseimbangannya malah oleng dan ia jatuh sampai lututnya menghantam pinggiran jalan. Haha benar-benar hari yang sial.

Milan sudah bersiap menangis menahan perih, sampai terdengar suara motor berhenti disampingnya. Milan mendongak melihat wajah yang tidak tertutup helm.

"Marcel?" seru Milan pelan. Ia besorak didalam hati seperti melihat superhero yang datang menyelamtkanya.

"Mana ice cream gue? Kok lama," tanya Marcel polos.

Ah..... kutu panda, babi hutan, ekor kerbau, semua hewan di alam liar itu adalah kamu Marcel.

About Teenagers StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang