Dua - Biola

1.7K 213 53
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***


Bebas. Satu kata yang mampu membuat seorang Krist Perawat tersenyum bahagia—walaupun dia sendirian. Jelas sendirian, sang ibu pastinya sibuk dengan pekerjaannya dan harus meninggalkan anak semata wayangnya. Lalu Krist, dia bisa melakukan apapun sesukai hatinya.

Di Bangkok, dia tidak sebebas ini. Dia harus kenyang ketika sang ayah menyuapinya dengan berbagai les yang harus ia telan. Jack Sangpotirat melakukan itu karena memiliki harapan yang tinggi terhadap putra satu – satunya tersebut. Jack ingin, agar kelak Krist bisa memimpin perusahaan yang sudah dibangun keluarganya sejak lama.

Namun, disisi lainnya, sang ibu pun juga berharap Krist menjadi model atau artis seperti dirinya tapi, ibunya tidak terlalu memaksakan kehendaknya dibanding sang ayah, sedangkan Krist sendiri lebih mencintai biola. Biola itu seperti teman dalam hidupnya, sedangkan sang ibu melarang keras bahkan sepertinya sangat membenci alat musik gesek tersebut.

"Krist, maafkan ibu, sepertinya kau harus belajar mandiri mulai sekarang. Sudah beberapa kali Ibu menelpon agen pekerja rumah tangga. Namun, sepertinya tidak ada yang mau bekerja di sini, jadi mulai hari ini Ibu akan beri kau uang jajan lebih supaya kau bisa beli makanan di luar saja. Ibu sibuk, tidak akan sempat memasak untukmu," Nan tergesa-gesa mencium kening Krist lalu segera masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan Krist sendiri.

"Baguslah. Sendiri lebih baik, lagipula aku hanya mau Bibi Mod bukan yang lain. Aahh... aku jadi merindukan mereka. Apa kabarnya, ya? Lebih baik aku menghubungi mereka saja," gumam Krist.

Ia segera meraih gagang telpon dan menekan nomor telepon rumahnya di Bangkok. tersambung, dan Krist tak sabar ingin segera menyapa ibu kedua-nya tersebut.

"Halo, Bibi Mod. Ini aku Krist."

"N'Krist? Oh astaga... Bibi kangen sama N'Krist. N'Krist baik-baik saja, kan disana? Tidak nakal, kan? Apakah di sana Nong makan dengan baik? Apa tidur Nong cukup? Jangan terlalu banyak begadang, ya...," cerocos Mod penuh kerinduan membuat Krist berkaca-kaca mendenganya. Wanita yang seumuran dengan ibunya tersebut begitu sayang dan perhatian padanya. Dia mengkhawatirkan Krist seperti anaknya sendiri, Krist terisak tapi, dia berusaha untuk tetap bersikap ceria.

"Terima kasih, Bibi Mod sudah mengkhawatirkan aku. Aku baik-baik saja dan makan dengan baik, Bibi Mod dan Paman Suchart jangan sedih, ya. Kalian berdua harus selalu sehat agar suatu saat bisa bertemu lagi denganku. Umh... bagaimana dengan Ayahku, Bi?"

"Tuan sedang ada tugas ke luar negeri. N'Krist rindu sama Ayah?"

"Tidak. Aku hanya rindu sama Bibi Mod dan Paman Suchart. Ya sudah, kalau begitu aku tutup teleponya dulu ya, Bi. Kapan-kapan kita sambung lagi," setelah mendengar jawaban dari Mod, Krist menutup telepon rumahnya. Dia duduk di kursi dengan setengah membantingkan badannya, 'Sepertinya Ayah tidak peduli lagi denganku? Dia senang aku disini? Jangan-jangan kata Ibu benar, Ayah mau menikah lagi dan punya anak lain yang lebih bisa diandalkan dibanding aku?' hati Krist berucap miris dan dia benar-benar merasa ada sayatan didalam dadanya.

Biola Kematian [Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang