Dua: Beautiful Disaster

82 0 1
                                    

Aku berlari menyusuri lorong-lorong sekolah dengan cepat. Kalau bukan karena jam wekerku yang mati aku pasti tak perlu berlari bagaikan dikejar-kejar setan begini. Dan jam pelajaran pertama hari ini adalah sejarah dengan guru ter-killer di dunia, Mrs. Gail. Bunuh aku sekarang juga! Aku berhenti sejenak, menghirup oksigen masuk kedalam paru-paruku. Tinggal melewati 2 kelas lagi, aku sampai dikelasku.  Aku melanjutkan kegiatanku berlari pagi disekolah lagi, 12-1... 12-2... 12-3! Kelas ku! aku mengintip dari balik jendela sebentar, Mrs. Gail sudah berada disana.  Aku berjalan mendekati pintu, menghirup oksigen, dan mulai membuka pintu kelasku. Wish me luck!

“maaf, saya telat” ucapku begitu masuk yang disambut dengan tatapan tajam Mrs. Gail.

“kenapa kamu telat? Kamu bangun jam berapa? Liat gak ini jam berapa? Kamu telat 15 menit!” cerocos Mrs. Gail galak.

Aku hanya bisa menundukkan kepalaku. Dasar perawan tua! Pantas saja tak ada yang mau dengannya. Aku saja tak bisa membedakannya dengan singa.

“duduk sana!” perintahnya. Aku segera melangkahkan kaki-ku menuju bangku kosong disebelah Alvino yang kini tengah mencoba menahan tawanya. Alvino sialan! Sahabat macam apa dia.

“kalo mau ketawa, ketawa aja kali” sindirku pada Alvino tanpa menoleh kearahnya.

“sorry deh, Ra... Abisnya lo sih, kenapa bisa telat coba?” tanya Alvino masih menahan tawanya.

“jam weker gue tuh mati. Dan nyokap baru bangunin jam 6 lewat 10. Belom gue mandinya, macetnya dijalan. Masih untung gue Cuma telat 15 menit” jawabku sebal.

“makanya kalo tidur tuh jangan kayak kebo”

“ih, kan udah gue bilang jam weker gue mati! Gue gabisa bangun tanpa jam weker”

“yaudah, udah... lo udah ngerjain tugas sejarah kan?”

“tugas sejarah? Emang sejarah ada tugas?”

“jangan bilang lo belom ngerjain?” Alvino mentapku horror.

“yaenggalah, orang gaada tugas kok” kataku ngeyel.

“ada, Ra! Tugas minggu lalu, harus dikumpulin sekarang. Masa lo lupa sih?”  Alvino segera merogoh tasnya dan mengeluarkan kertas-kertas yang penuh dengan tulisan ceker ayam khas Alvino, “nih, yang ini”

“Al... gue lupa... gue gak ngerjain...” habislah riwayatku hari ini.

“mampus lo, Ra. Kena sembur singa yang lagi pms”ucap Alvino menakutiku.

Aku hanya bisa terdiam, membayangkan bagaimana nasibku nanti dan apa hukuman yang akan kuterima sembari berdoa agar singa betina yang sedang pms itu lupa akan tugas yang ia berikan minggu lalu.

“ya anak-anak, sekarang kumpulkan tugas yang saya berikan minggu lalu”

DEG.

Aku menatap Alvino horror, “habislah riwayat gue, Al...”

“yaudah nih, pake aja tugas gue” Alvino menyodorkan kertas-kertas tugasnya.

Aku menggeleng cepat, “gak mau, itukan tugas lo, masa gue yang pake”

“ya kalo gak kayak gitu, lo bisa kena amukan Mrs. Gail plus hukuman yang gak manusiawi”

“ayo cepat kumpulkan” ucap Mrs. Gail lagi saat melihat masih ada beberapa murid yang belum mengumpulkan tugasnya didepan.

“udah sana kumpulin” kataku pada Alvino yang masih menyodorkan tugasnya ke arahku.

Too Little Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang