H

1.6K 82 2
                                    





















Lisa pov.

3 years before

Gua berjalan di koridor.

Seorang diri.

Pikiran gua menerawang jauh dari sana.

Entah bagaimana gua bisa terlanggar sama satu cowok nih.

Tampan.

Iya.

Sangat tampan.

"renjunnnn~" gua liat cowok itu berbalik,tersenyum lebar ke arah seorang cewek.

Manis. :)

"Yura."

Gua liat momen manis di antara mereka.

Dengan inisiatif sendiri gua berlalu dari sana.

Tersenyum sendiri.

Berharap bisa mendapatkan kekasih semanis cowok tadi.

"maaf! Yang disana!"

Gua berbalik, mata gua disipitkan, ga jelas.

"gua?"
Gua terus menerus nunjuk ke diri gua sendiri.

"iya! Kamu!"

Tap

Tap

Tap

Tapak kaki 'orang' itu dengan jelas bergema di kaki lima

"ini, kaca mata sama nametag lo" gua terus pake kaca mata gua

"maaf harus merepotkan kalian! " gua tunduk di depan mereka, gua liat ceweknya udah narik² tangannya. Memberikan espresi ga senang ketika cowok'nya' berbicara sama gua.

"ne? Ne. Lain kali jalannya liat ke depan, jan terlanggar lagi sama orang laen" dia terus tersenyum ke arah gua.

Deg,deg.

Jantung gua terus berdegup kencang.

Tapi segera gua hapuskan lamunan ga berarti yang sempat terlintas di pikiran gua

'woy lisa,cowoknya sudah punya pacar. Jan dikacau!' segera gua cubit pipi gua sendiri.

"makasih. Permisi" gua segera berlalu saat suara 'sang pacar' bergema memanggil nama cowok itu.

'Renjun. Huang Renjun'

"lis? Lo kenapa? Merah banget pipi lo?" gua terus liat kesamping gua,

Mark.

"ga ada papa mark"

"bohong"

"yang benar aja"

Gua tersenyum lagi. Mengingatkan gua ga bisa punya cowok semanis 'dia'.

Renjun pov.

Gue berjalan di koridor.

Sudah masuk jam 6.00 sore.

Tiba masanya untuk gue pulang.

Gue bersenandung kecil.

Brak!

dijodohin;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang