Six

5 1 0
                                    


ADEGAN BERDARAH!!!

"ikutlah bersamaku" Taehyung menggandeng Exa dan menampakkan senyum menawannya.

Exa sedikit terkejut dengan ajakan Taehyung, seolah kalimat itu terus terngiang-ngiang di fikirannya. Ia sangat berharap agar bisa bersama dengan Taehyung.

Taehyung menggandeng Exa sampai rumahnya. Fikiran Exa sebenarnya sudah memikirkan apakah Dia dan Taehyung bisa bersama. Apakah dia sudah menemukan cara agar menjadi manusia seutuhnya?

"Maaf karena gak bisa nemuin kamu selesai ujian tadi. Anyway happy sweet seventeen Exa"

Exa terbelalak karena Taehyung sudah berusaha keras untuk menyiapkan hal kecil di hari spesialnya.

"Hei jangan bengong aja. Sini duduk makan dulu sup rumput lautnya"

"Terimakasih Taehyung-a sudah menyiapkan semuanya. Bahkan aku lupa jika hari ini hari lahirku" Exapun duduk dan memakan sup rumput lautnya.

"Supnya enak dari mana kamu belajar?"

"Rahasia dong" jawab lelaki tampan itu dengan  tawa khasnya.

"Exa-ya maaf karena aku tak bisa menjadikanmu sebagai kekasihku saat ini. Meskipun begitu aku akan selalu mencari cara agar kita tetap bersama"

"Bisa aku tiup lilinya sekarang?"

"Tungguuu! Ya! Exa bagaimana bisa kau meniup lilin tanpaku?"

Exapun terkejut lalu tertawa saat melihat Yoora dan Jungkook yang datang bersama dengan kotak yang mereka bawa.

"Kalian datang?"

Yoora memberikan hadiah kecil untuk Exa. Begitupun dengan Jungkook.

Setelah meniup lilin dan membagi kue Exa membuka kado dari sahabat-sahabatnya itu.

Dimulai dari Yoora yang memberi snow globe cherry blossom.

"Gomawo Yoora-ya..." Exa lanjut membuka hadiah dari Jungkook.

"Ya! Jeon Jungkook! Bagaimana kau bisa memberi hadiah yang sama kepada Exa!"

"But 1 get 1 hehe"

Ya benar, Jungkook memberikan sweater rajut yang sama kepada Yoora dan Exa.

Hari itu mereka habiskan dengan berjalan-jalan seperti menonton film di bioskop, bermain di time zoon dan berkaroke.

Pukul 01.15 Exa baru sampai rumahnya dan segera membersihkan diri lalu beranjak tidur.

Sungguh gembira sekali hari ini menurut Exa, tak bisa dipungkiri juga jika ia lelah.

Dengan perlahan Exa mulai terlelap.

Keesokan harinya ia kembali kesekolah dengan bus yang biasa ia naiki. Hari ini seperti biasanya, hanya saja sedikit lebih sendu.

Tak lama kemudian ia sampai di sekolahnya, ia telah melewati gerbang utama sekolah dan sekarang sampai pada gedung pertama yaitu aula sekolah. Ia melewatinya dengan langkah yang biasa saja.

Sampai pada sederetan ruang kelas ia baru merasakan kejanggalan. Karena ada siswa buta yang berlari tak menentu dan dibelakangnya terdapat siswa lain yang membawa seutas senar. Selama ia bersekolah baru kali ini ia melihat siswa buta.

Siswa yang memegang senar itu berhasil menangkap siswa buta dengan senar yang diletakan dileher si buta. Detik berikutnya ia menyilang senar itu hingga membuat leher si buta itu berdarah dan nyaris patah.

Melihat adegan tersebut tentu saja Exa terkejut dan membuat tubuhnya lemas. Ia ingin membalik badannya agar keluar dari sekolah namun seolah badannya kaku hingga ia hanya bisa mematung disitu. Tak lama kemudian datanglah Yoora, Exa sedikit lega karena sahabatnya itu datang.

"Yoora... ayo kita pulang. Sepertinya hari ini sedang tidak baik-baik saja"

"No! It's your turn. Han Exa Taka" Yoora berkata dengan datar dan meraih kedua tangan Exa. Saat itu juga Exa menyadari sebuah tanda di lengan kanan Yoora yang berbentuk merpati merah. Itu adalah tanda yang ia lihat juga pada lelaki yang tadi mengejar si buta.

"Nggak!" Exa kini sudah pucat dan semakin banyak keringat dari pelipisnya. Saat ini ia tak mempercayai siapapun. Ia mencoba melepas genggaman Yoora, namun ia tak bisa melepasnya padahal Yoora tak begitu bertenaga menggenggamnya.

Karena Exa semakin berontak, merpati merah yang ada dikulit putih Yoora mengeluarkan seutas senar merah dan langsung mengikat kedua lengan Exa. Membuat kedua pergelangan tangan Exa merah.

Kini Yoora memimpin Exa untuk mengikutinya tanpa harus menariknya lagi.

Pergelangannya semakin ia berjalan maka semakin sakit dan semakin kencang pula ikatannya membuat dirinya menitikkan air mata.

"Exa... jika ini mimpi kau hanya perlu untuk bangun! Han exa aku memaksamu untuk bangkit dari tidurmu itu! Ini adalah mimpi terburuk!" Exa berkata pada dirinya sendiri.

Sampailah ia dilantai teratas, Yoora memasukkan Exa kedalam ruangan bernuansa hitam.

"Tuan... ia telah datang" ucap Yoora.

Lelaki berjubah hitam yang membelakangi kedua gadis itu hanya mengangkat tangan kanannya agar Yoora meninggalkan Exa.

Lelaki itupun membalik badan dan menatap Exa tajam. Exa tak dapat mengenali wajah lelaki dihadapannya karena topeng yang menghalangi.

"Aku adalah sisi gelapmu. Aku adalah amarah, kecewa, egois dan pendendam. Saat ini kau bisa mengeluarkan sisi gelapmu. Disini! Hanya ditempat ini."

Exa sedikit mencerna ucapan lelaki dihadapannya itu. Lelaki bermata ungu gelap itu mengangkat tangannya disaat bersamaan salah satu benda terangkat juga dan diarahkan pada Exa. Benda itu mengenai pundak kiri Exa sehingga mengeluarkan darah segar.

"Hentikan! Tolong siapapun hentikan semua ini! Aku menyerah"

"Kau tidak sepayah itu untuk menyerah! Dan kau tidak sebodoh itu juga untuk tidak mengetahui hal ini"

Exa menghapus air matanya dan masih membiarkan tubuhnya dihantam oleh benda-benda beterbangan.

Setelah mencerna ucapan lelaki tadi Exapun melawannya dengan tidakan yaitu dengan menghindari benda tersebut. Namun salah. Ia malah semakin diserang dan sekarang tenaganya sudah terkuras habis.

"Sialan! Siapapun dirimu kau hanyalah ilusi, kau tak pernah nyata! Kau hanya bisa hidup ditempat gelap seperti ini! Kau hanya lelaki kesepian yang tak pernah dicintai oleh siapapun. Duniamu begitu gelap, cobalah datang keduniaku yang penuh kasih sayang"

Setelah itu barang-barang tak lagi berjatuhan. Lelaki itu membuka penutup kepala jubah hitamnya dan lagi-lagi exa melihat merpati merah, namun sekarang ditempat yang berbeda yaitu dileher. Dan lelaki itupun membuka topengnya.

Exapun terkejut melihat sosok dihadapannya. Bagaimana bisa ia melakukan hal itu pada dirinya?

Flashback

"Make a wish Exa"

Exapun menuruti ucapan lelakinya itu. Ia menutup kedua matanya dan membuat harapan.

"Aku ingin bersamanya, apapun yang terjadi"

"Bisa aku tiup lilinya sekarang?" Lelaki dihadapannya tersenyum. Hendak meniup lilin itu gadis ceroboh itu datang dengan kehebohannya

"Tungguuu! Ya! Exa bagaimana bisa kau meniup lilin tanpaku"

"O? Yoora Jungkook kau datang"

Yoora duduk dihadapan Exa dan menutup kedua matanya

"Aku akan selalu melindungimu apapun yang terjadi"

Yoora dan Exa meniup lilin berangka 17 itu.

Flashback End

...To be continue...

Take Me Where You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang