Di siang yang terang benderang, Shakira menghabiskan Choco Ice miliknya karna kehausan. Ntah sudah berapa gelas ia menghabiskan Choco Ice di Cafe Happy Platter yang berada jauh dari rumahnya.
kelima temannya tengah sibuk pada laptopnya masing-masing, tapi bukan sibuk untuk sekedar bermain tetapi mereka tengah mengerjakan KTI yang akan dikumpul bulan depan. Tentu saja mereka harus kerjar kebut menyelesaikan KTI dengan menggunakan banyak laptop agar dapat mengetik.
"Shakira udah berenti minum esnya, lo udah ngabisin empat gelas es. Nanti lo sakit gimana" Peringat Koko, temannya yang berparas asian.
"Panas Ko, lo gak liat gue keringetan dari tadi"
"Ya Allah Shakira kita disini dari tadi adem anyem aja. Lagian juga ini cafe pake AC, mana banyak lagi. " Decak kesal Koko menahan kedongkolan nya.
"Liat noh diluar terik banget" ujar Shakira tak mau kalah.
"Kita ini di dalam ruangan ber-Ac. Kalo loh ngerasa panas paling lo yang gak sehat! "
Shakira mendengus keras.
Tapi jika dirasa-rasa tenggorokannya terasa panas, dan juga ia mengeluarkan keringat dingin bukan karna kepanasan. Walau begini matanya tak sayu.
Pada akhirnya Shakira kembali larut dalam tugasnya, setelah dua jam lamanya berada di depan layar laptop. Mata Shakira mulai memanas, bahkan air matanya keluar. Acil yang melihat temannya menangis segera mendekati Shakira.
"Lo kenapa Sha kok nangis?! "
"Gue gak nangis! Mata gue panas jadi keluar air. Kayaknya bener deh gue lagi gak enak badan mana tenggorokan gue panas banget"
"Kayaknya lo panas dalam deh"celetuk Irma
"Ya udah kita antar pulang aja ya" bujuk koko
"Tapi udah mau mendung, mungkin bentar lagi hujan" Timpal Kevin
"Kalo disini dia bisa pingsan, Shakira harus cepet-cepet istirahat"
Shakira hanya diam dan mengeluarkan handphonenya untuk memesan gocar.
"HAQI! "
Kepala Shakira sontak mendanga mendengar teriakan Reza. Matanya melihat Haqi yang berjalan mendekati Reza, tapi pandangan Haqi beralih padanya. Dengan cepat Shakira mengalihkan pandangannya.
"Kenapa? ""Lo ngapain disini, sendirian? "
"Hnm, Lagi ada urusan, kenapa emang? "Tanya Haqi dengan raut datar.
"Lo udah mau pulang?"
"Hnm"
"Lo kesini pake apa? "
"Mobil"
"Nah! Pas banget! Kebetulan nih Shakira kayaknya lagi gak enak badan lo bisa anterin dia ke rum-"
PLAK...
"Aduh, kenapa lo mukul gue Sha"
"Gue naik ojol aja"
Tentu saja Shakira tau kemana arah tujuan pembicaraan Reza dengan Haqi. Ia tak mau, cukup kemarin saja ia dibuat belingsatan karna nyanyian Haqi untuknya.
"Janganlah! Nanti lo pingsan gimana, kan berabe urusannya mana mau hujan lagi"
"Gue pesen go-car"
"Keburu lama Shakira, lo itu udah pucet banget"
Shakira menghela nafas lemah. Ia dalam keadaan bingung, sejujurnya ia tak mau berduan saja dengan Haqi. Tapi keadaan menuntut, Irma menebeng dengan Acil dan Hida menebeng dengan Reza karna mereka satu komplek. Koko rumahnya lebih jauh dari Shakira, kasihan jika dia harus memutar balik lagi.
Lagian juga Haqi dan ia satu arah, mana pula badannya sudah lemas. Dengan lemah Shakira mengangguk.
Ida memapah Shakira masuk ke dalam mobil Haqi. Haqi hanya mengiring di belakang sambil menggendong tas Shakira. Ia segera membukakan pintu untuk Shakira, setelah Shakia masuk ia menutup pintu kembali dan masuk ke dalam mobil. Tak lupa Haqi meletakkan tas Shakira di jok belakang. Ia membuka jendela untuk berpamitan pada teman-teman Shakira.
"Hati-hati Qi bawa mobilnya"
"Hnm"
"Lo jangan macem-macem ye sama Shakira"
"Hnm"
"Haqi mana doyan emak-emak kayak gue" celetuk Shakira menyenderkan tubuhnya dengan santai. Haqi menoleh ke arahnya dengan alis yang terangkat lalu ia membuang pandangannya ke depan dan berkata.
"Gue emang gak doyan yang kayak emak-emak, tapi Cinta"
"Anjayyy! "
"Ya Ampun Haqi! "
"Manteb bang! "
"Masuk pak Haqi! "
Shakira memukul keras bahu Haqi, sontak saja Haqi meringis kesakitan sambil mengelus bahu yang dipukul Shakira.
Boleh dibilang sakit, tapi tenaganya bukan kayak orang sakit. Kayak algojo"
Batin Haqi meringis."Udahlah, kalo mau pulang, sekarang. Nanti gue pesan go-car nih"
"Hnm"
"Duluan ya, Assalamualaikum " pamit Shakira.
"Waalaikumusallam, hati-hati"
Shakira mengangguk, Haqi pun menutup kaca jendela dan mulai menjalankan mobilnya.
Syahxi.e
KAMU SEDANG MEMBACA
Sok misterius (REVISI)
Teen FictionKarna gelar milyuner, keluarga nya perang saudara. Harta dan tahta membuat mereka kalap mata hingga membantai keluarga Haqiqi Hasbalah. Pembantaian tragis membuat Haqi Trauma hingga membentuk kepribadian remaja 16 tahun itu menjadi dingin dan tak b...