DEKAT DI HATI #SM11

78 8 2
                                    

Haqi menghidu aroma teh melati yang berada digenggamannya, Sesekali ia meneguk tehnya pelan. Pandangannya tak lepas dari Shakira yang berbaring di atas kasurnya. Ibu Shakira pun mengulurkan aroma terapi ke hidung Shakira agar gadis itu cepat sadar.

"Engh... "

Saat mendengar desis Shakira, Haqi segera meletakkan cangkir tehnya dan beranjak mendekati Ibu Shakira. 

"Shakira, bangun nak" Rina menepuk pelan bahu Shakira dengan sayang. Matanya masih menyiratkan cemas. 

Shakira membuka matanya dengan lemah, ia melihat Rina yang menatapnya dengan cemas. Namun baru saja Shakira akan menyandarkan tubuhnya pada tumpukan bantal mata ibunya telah berubah tajam. Shakira meringis ngilu.

"Kamu ini bandel banget, tadikan sudah Bunda bilang jangan kerja kelompok dulu. Untung ada Haqi yang nganterin kamu. Kalo kamu pingsan di jalan pas bawa motor gimana?! "

Shakira memejamkan matanya dengan bersalah.

"Iya Bunda maaf. "

"Lain kali gini aja terus, maaf hampir seribu tapi gak pernah didengerin"

Shakira mengangguk patuh, Haqi menahan kekehan geli dari bibirnya. Akhirnya dia tau kenapa Shakira itu judes, cerewet, agresif. Karna asalnya dari ibunya sendiri. Lihatlah sampai sekarang pun Rina masih memarahi Shakira yang terdiam dan tertunduk.

Karna tak tahan Haqi mengelus bahu Rina dengan pelan.

"Tante... Mending Shakira istirahat dulu"

Rina mengerjapkan matanya tersadar bahwa Haqi ada di dalam kamar bersama ia dan anaknya. Dengan perasaan tak enak Rina berujar

"Maaf ya nak kalo kamu pusing denger pidato tante"

Haqi mengangguk maklum. Akhirnya Rina pun mengelus kepala Shakira yang masih terbalut hijab dengan pelan.

"Yasudah, kamu istirahat ya. Bunda mau ambil makan sama obat kamu. Badan kamu itu panas banget"

Shakira mengangguk lagi.

Rina mengajak Haqi untuk keluar dari kamar Shakira, Rina masih berujar tak enak pada Haqi.  Haqi hanya mengangguk dan mengangguk mencoba memahami. Rina lebih dulu keluar diikuti Haqi dibelakangnya.

Saat Rina lebih dulu menuruni tangga, Haqi menutup pintu kamar Shakira dengan perlahan.  Shakira masih mengawasi hingga pintu itu tertutup dengan rapat, matanya mulai terpejam lagi. Namun baru saja matanya tertutup, suara pintu yang dibuka kembali dengan tergesa-gesa membuatnya kembali sadar dan terduduk.

Kepala Haqi menyembul di antara pintu, poninya berjatuhan membuat pancaran tampannya berkali lipat tambah.

"Jangan sakit, lo harus sehat supaya hidup gue gak sunyi"

Bum

Shakira menahan nafas dengan wajah yang memerah, karna sadar telah menahan nafas, Shakira menghembuskan Nafasnya dengan memburu. Ucapan Haqi sukses membuatnya tambah meriang. Kepalanya semakin senut dengan gejolak geli di perutnya.

Dasar playboy kulkas
Batin Shakira menggerutu.

Lain halnya dengan Shakira yang menggurutu,  Haqi mengacak rambutnya kesal dengan wajah yang memerah pula. Bahkan telinganyapun turut memerah. Dengan gemas Haqi menepuk-nepuk bibirnya dengan tangan kanan. Kakinya melangkah menuruni tangga.

"Mulut-mulut apa inii"

Hingga tiba dia duduk di sofa depan tangannya masih tak diam, Rina mengerut bingung saat melihat Haqi menepuk mulutnya sendiri.  Bahkan saat ia berjalan mendekatpun Haqi tak sadar, setelah meletakkan kantung Plastik di atas meja Rina memanggil.

"Haqi?  Kamu kenapa nak? "

"Hahh? "

Haqi mengerjap matanya malu, ia tersenyum kikuk saat melihat ibu Shakira terkekeh geli melihat kelakuannya. Rina mendudukkan diri didekat Haqi.

"Kamu kok sudah bisa bawa mobil?  Sudah ada sim? "

"Sudah ada tante"

"Emangnya umur kamu berapa? "

"Saya delapan belas tante, waktu itu saya telat masuk SD jadi ketuaannya sekarang"

Rina mengangguk paham. Rina mengambil bungkusan kantung dan menggusur ke arah Haqi.

"Oh iya ini dibawa ya, terimakasih sudah mengantar Shakira. "

"Iya tante sama-sama, kalau gitu Haqi pulang dulu tante, Assalamualaikum "

"Waalaikumusallam"

Setelah menyalimi tangan Rina, Haqi melangkah keluar rumah untuk kembali ke dalam mobilnya, baru saja ia duduk dan menstrater mobilnya Haqi baru ingat bahwa tak ada Akshan disana.

Mengangkat bahu acuh, Haqi menjalankan mobilnya menuju rumah.

                                      🍁

Sesekali Haqi melihat jam di pergelangan tangannya yang masih menunjukkan pukul sembilan, setengah jam lagi ia harus menunggu bel istirahat berbunyi.  Guru cantik yang berdiri di depan kelas masih menerangkan materi seni tari yang tak sudah-sudah membuat kepala Haqi pusing.

"mending gue disuruh selesai-in tiga puluh soal kimia dari pada mantengin pelajaran ini" Pikir Haqi.

"Nah sampai sini ada yang mau bertanya? " tanya Mei, guru cantik itu.

Namun hanya kesunyian yang menjawab pertanyaannya. Tak sengaja mata Mei menangkap pergerakkan Haqi yang tengah menutup mulutnya menahan uap kantuk.

"Nah Haqi ada yang mau ditanya? "

Sontak Haqi menggelengkan kepalanya dengan keras. Mei terkekeh melihatnya. Dia tau bahwa Haqi termasuk muridnya yang tak suka pelajaran seni, walaupun ia menguasai seni di bidang musik. 

" gak kerasa ya udah mau istirahat, yasudah ibu akhiri Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh "

"Waalaikumusallam Warahmatullahi Wabarakatuh"

Dengan tergesa-gesa Haqi membereskan bukunya, Alvi menghampiri Haqi dan tersenyum.

"Yok ke kantin, Roma sama Ega udah nunggu di kantin, Ayo Hari ini Hari apa Qi? "

"Rabu"

"Tepat, kita ngamen broh Hari ini "

Haqi mengangguk, mereka pun berlalu pergi menuju kantin. Namun saat melewati kelas Shakira, Haqi memperlambat laju langkahnya dan melihat ke dalam kelas.  Tanpa sadar bahunya terkulai lemas saat tak mendapati Shakira di dalam kelas.

Pasti gak masuk

Alvi yang menyadari menepuk bahu Haqi dengan semangat Dan berkata.

"Tau gak Qi kita nyanyi lagu apa hari ini? "

Haqi mengangkat bahunya acuh

"Dekat di hati, taukan lagunya"

"Hnm"

" nah kira-kira lo sama Shakira gitu, jauh dimata namun dekat di HATI" seru Alvi

"Berisik" sentak Haqi dengan mempercepat jalannya meninggalkan Alvi yang terpingkal-pingkal di belakangnya. Tawa Alvi semakin keras bahkan ia terduduk memegang perutnya saat matanya menangkap wajah Haqi memerah sampai ke telinga.

"Kurang ajar Alvi"
Umpat Haqi yang berjalan semakin cepat.

Sok misterius (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang