HANYA RINDU #SM16

96 5 3
                                    

Note : Mohon puter lagu di mulmed untuk baca part ini. Atau kalau kalian punya lagu hanya rindu harap di nyalakan berulang2.

Sekembalinya Haqi dari rumah Shakira, senyum tipis Haqi terlihat di wajah tampannya. Bahkan kedua adiknya turut heran melihat kakak pertama mereka. Dengan santainya Haqi duduk di sofa tepat ditengah-tengah Alwa dan Alwan yang kini menatapnya penasaran.

"Kenapa?" Tanya Haqi melihat kedua adiknya yang berwajah sama.

"Lagi seneng kayaknya" celetuk Alwan kembali menatap telivisi dan memakan keripik kentang yang berada di tangannya.

"Kakak habis ngapain?" Tanya adik perempuannya yang berkuncir dua. Haqi menggelengkan kepalanya menjawab kedua tanggapan adiknya. Dengan gemas Haqi merentangkan tangannya dan menarik sikembar ke dalam dekapan.

Ia mencium kedua pucuk kepala adiknya yang kini malah semakin menempel padanya. "Hari ini ada pr?" Tanya Haqi yang dijawab anggukan yang sangat kompak. "Sudah shalat isya nanti kita belajar dan ngerjain pr kalian, Kakak mau mandi dulu" Ujar Haqi dan melepaskan rangkulan pada adiknya dan segera menuju kamarnya untuk mandi dan beristirahat.

Saat waktu Isya tiba, Haqi beserta kedua adiknya melakukan shalat berjamaah dan belajar serta mengerjakan pr sesuai akan perintah Haqi. Hingga Haqi rasa telah cukup waktu belajarnya, ia menyuruh kedua adiknya kembali ke kamar dan segera beristirahat untuk memulai hari baru esok.

Ya besok.

Haqi menghela nafasnya saat mengingat akan esok harinya. "Lebih baik cepet tidur". Pikir Haqi segera menyusul kedua adiknya yang telah tidur terlelap.

Ditengah malam gelap yang disertai hujan deras terlihat keluarga yang tengah bersenda gurau bahagia tanpa terlihat takut akan badai hujan diluar rumah. Rumah mewah nan besar itu tampak ramai ketika kedua anak kecil yang berumur 4 tahun tengah berebut mengganggu sang kakak yang tengah mengerjakan tugas sekolahnya.

Haqi kecil menatap gusar kedua adiknya yang terlihat imut dengan kedua pipi yang gembul serta mata bulatnya. Semua perlatan menulisnya diambil oleh kedua adiknya yang kini tertawa saling menjaili satu sama lain.

"Alwa... Alwan siniin pensil sama penggarisnya ya... Kakak mau ngerjain pr. Lagian gak boleh mainin ini nanti kecolok di mata loh ..." Ujar Haqi dengan lembut dan berusaha mengambilnya.

PUK

"Aduh". Bukannya barang yang kembali tapi malah pukulan kecil di tangan Haqi. Alwan sang pelaku pemukul kini berlari sambil memeletkan lidahnya. Bahkan, Alwa ikut berlari dan tertawa melihat wajah nelangsa kakaknya.

Happp...

Kedua anak kembar itu terkejut saat merasa badanya terangkat menjauhi lantai yang mereka tapaki. Namun wajah terkejutnya berubah senang saat melihat Abi mereka yang mengendong mereka sekaligus di lengan kanan dan kiri.

"Hayooo gangguin kakak kan... Gak boleh gitu"

Haqi merasakan usapan di kepalanya dan mendonga melihat wajah cantik Uminya yang memakai kerudung putih. Di tangan uminya terdapat toples cookies kesukaannya. Haqi berbinar dan segera mengambil toples cookies dan mencium pipi uminya.

"Makasih umi"

"Sama - sama sayang"

Pada akhirnya Sari membantu anaknya melanjutkan mengerjakan tugas sekolah yang dibantu Maru yang kini tengah bermain dengan kedua anak kembarnya agar tidak mendekati Haqi dan menganggu. Setelah selesai mengerjakan tugas sekolah, Haqi dan kedua adiknya segera masuk ke dalam kamar besar yang berisi tiga ranjang.

Sok misterius (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang