Akhirnya aku menyelesaikan kuliahku di usia 22 tahun dengan nilai yang sangat memuaskan meski sedang hamil muda yang tentunya tak mudah bagi wanita yang sedang berbadan dua.
Usia kandungan yang sudah mulai mencapai 8 bulan ini sangat-sangat membuatku bersikap diluar kemauanku. Akhir-akhir ini bahkan taehyung tak pernah tidur pulas karena kelakuanku. Bahkan sudah satu bulan ini yeontan dititipkan dirumah ibu karena aku yang selalu bersin jika berada di dekat yeontan.
Ada perubahan dirumah kami terutama dalam hal kamar. Semenjak aku mengandung kami menjadi satu kamar dan kamar taehyung kami jadikan untuk kamar tamu karena tak jarang teman-teman taehyung masih sering menginap dirumah kami.
Ruangan disebelahku kini berlaih fungsi menjadi tempat pakaian, sepatu dan tas milik kami karena memang terhubung oleh kamarku dan hanya dibatasi oleh pintu berbahan kayu dengan ukuran setengah badan.
"Jjang-ah hari ini mau kemana?" Tanya taehyung seraya menempelkan telinganya pada perutku yang membesar.
"Ke mall" jawabku dengan nada datar.
"Atas permintaan tuan putri aku akan mengantar sampai ke tempat tujuan" ujar taehyung yang langsung melingkarkan tangannya pada pinggangku.
"Iyalah kau yang antar, kalau bukan kau siapa lagi yang akan mengantarku" jawabku masih dengan nada yang sama.
"Jjang-ah, kalau kau besar nanti jangan cari istri seperti eomma. Eomma-mu ini menyeramkan" ujar taehyung seraya mengelus-elus perutku.
Tanpa memperdulikan ucapan taehyung aku masuk ke dalam mobil dan meninggalkan taehyung yang masih diam di tempat.
"Mau beli apa di mall?" Tanya taehyung seraya mengelus perutku sesekali.
"Kau mau makan apa?" Bukannya memberi jawaban, aku malah balik bertanya pada taehyung yang kini terkekeh mendengar kalimat yang keluar dari mulutku.
"Makan kamu saja ji" jawab taehyung.
"Ya! Apa aku terlihat seperti sapi yang besar huh?" Tanyaku yang entah kenapa jadi emosi. Taehyung tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaanku.
Taehyung kini tengah memainkan ponselnya dan dalam hitungan menit lagu trot-lagu kesukaan suamiku ini menggema di dalam mobil bahkan tak jarang dia ikut bernyanyi.
"Jangan racuni anak kita dengan lagu seperti bodoh" ujarku yang langsung merebut ponselnya.
"Biarkan bakatku menurun padanya ji" ujar taehyung seraya berusaha untuk merebut ponselnya lagi.
"Jadi penyanyi trot maksudmu?" Tanyaku yang sudah mematikan musik sial yang selalu mengingatkanku dengan resepsi pernikahan jin oppa.
"Yap! Benar sekali" ujarnya seraya menepuk-nepuk kepalaku dan mengacak rambutku setelahnya.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya kami sampai di salah satu pusat perbelanjaan yang salah satu pemegang saham terbesar adalah kim taehyung-pria yang kini tengah berdiri di depan pintu otomatis seraya berkata "open the door" dan membuat kedua satpam yang sedang berjaga disana terkekeh melihat kelakuannya.
"Jangan malu-maluin" ujarku seraya menarik sebelah telinganya.
"Jjang-ah eomma menarik telinga appa lagi" dia mengadu pada anak kami yang masih dalam kandungan.
"Dia akan lebih sayang eommanya daripada appanya" ujarku seraya mengambil alih tasku yang dipakai taehyung sejak kami menginjakkan kaki di mall ini.
Dia tidak menanggapi ucapanku dan sibuk berjalan sambil sesekali menggerak-gerakan bokongnya dengan sengaja karena aku berada sedikit di belakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (?)| Season 1 [END]
FanfictionAku si gadis ceroboh dengan pria menyebalkan dikehidupanku. Cover by: @iu_taehyung 🙏