Eighth : A+

2.1K 470 29
                                    

Happy Reading~ ^^

“Kalau kamu berhasil mendapatkan nilai A, saya janji akan memberi kamu hadiah.”

“Se-serius, Kak?!"

Tentu saja, untuk apa saya berbohong. Makanya, buat sebaik mungkin tugasmu, kalau kamu dapat nilai dibawah A, jangan harap akan dapat hadiah dari saya.”

“Apa ini berlaku untuk semua anak kelas, Kak?”

“Ini hanya berlaku untuk kamu, Daniel. Tau kenapa?”

Kenapa?”

“Karena kamu sudah bersusah payah didepan mata saya sendiri untuk menyelesaikan tugas yang saya beri. Dan, entah kenapa saya merasakan ketulusan didalamnya.”

“Semua yang saya lakukan untuk Kakak Kucing selalu disertai ketulusan, kalau Kakak Kucing mau tau.”

“Oh ya? Kenapa bisa begitu? Kebetulan saya sedang ingin tau.”

Karena seperti yang sudah saya katakan, Kakak Kucing terlalu indah. Bahkan, sampai saat ini saya sebenarnya belum percaya kenapa Kakak Kucing memperkenalkan diri sebagai dosen magang.”

“Memangnya harusnya saya memperkenalkan diri sebagai apa?”

“Malaikat cinta. Harusnya sih seperti itu. Kakak Kucing dipaksa berbohong ya oleh makhluk-makhluk di kayangan agar tidak memberi tau manusia bumi? Beritahu saya, Kak!”

Daniel, ayolah! Jangan bodoh seperti itu!”

Bilang saja Kakak Kucing memang disuruh berbohong dan menyamar!”

“Astaga, bocah! Sudahlah, pokoknya kalau nilai kamu dibawah A, jangan harap bisa dapat hadiah dari peri kayangan seperti saya!"

"Kumpulkan tugas kalian kedepan!"

Seketika, gerombolan manusia memenuhi meja dosen. Berebut untuk memberikan tugasnya terlebih dulu.

"Hey, hey! Pelan-pelan! Tidak ada nilai tambahan apapun meskipun saya tau siapa-siapa duluan yang paling cepat mengumpulkannya ke meja!"

Daniel jadi yang paling terakhir mengumpulkan, lantas ia mengangguk takdzim menatap Seongwu.

"Ada apa?" tanya Seongwu.

"Kakak tentu ingat dengan janji hadiahnya, kan?"

"Saya bahkan belum menyentuh tugasmu barang se-inchi, Daniel. Kembali duduk sana."

"Baiklah, tapi Kakak Kucing tidak boleh ingkar janji."

"Kamu ini seperti anak TK saja, siapa juga yang akan ingkar janji."

Seongwu memeriksa tugas dari kelas yang ia ajar tadi siang dirumah. Kepalanya terlanjur penat saat di kampus tadi.

"Ah, Eunwoo memang selalu pintar." gumamnya pelan.

"Jaehwan, Jaehwan. Ck, kenapa bisa dapat C? Padahal, setauku dia yang paling lantang berteriak 'MENGERTI!' waktu itu."

"Jennie yang terbaik, nilainya selalu stabil."

"Anak ini, ck~ kenapa nilainya bisa begitu jauh berbeda dengan nilai Jennie, padahal setauku Sejeong dengan Jennie sangat dekat."

"Woah, Winwin yang pendiam itu bahkan bisa mendapatkan A, aku tak yakin Daniel bisa dapat A. Kkkk~"

"Tuhkan! Hyunbin temannya Daniel saja nilainya tidak jauh berbeda dengan Jaehwan, apa Daniel bisa dapat A ya?"

"Woah, Doyoung pintar sekali! Dia dapat A+! Anak ini benar-benar~"

Waktu berlalu; hanya tinggal satu kliping lagi, tertera nama Daniel Gunawan di sampul biru muda kliping itu.

"Kenapa aku jadi deg-degan begini ya?"

"Ah, Daniel tidak mungkin dapat A—"

"ASTAGA! APA-APAAN INI! KENAPA JARI-JARIKU BERGERAK SENDIRI MENILAI A+ DISINI? DAN, YA TUHAN KENAPA INI SANGAT BAGUS MELEBIHI APA YANG AKU MAUUU??! INI BAHKAN BISA DISEBUT PRA-SKRIPSI! YA TUHAN! ADA APA DENGAN ANAK ITU?!"

Seongwu sayang, kamu harusnya tau satu hal; kalau Daniel itu—bahkan lebih pandai dari Eunwoo ataupun Doyoung.

Terimakasih yang sudah memberikan dukungannyaaaa 😘

-Ra

Budak Cinta • OngNiel √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang