Fourth : Sick

2.8K 536 45
                                    

Happy Reading~ ^^

Serius abis ini enggak lagi kok :(

"Miss?"

"Iya? Kenapa Daniel?"

Miss Luna ngalihin perhatian sepenuhnya ke Daniel yang baru saja mengangkat tangannya.

"Saya boleh izin ke unit kesehatan? Kepala saya pusing, Miss." kata Daniel.

"Oh, silahkan. Perlu diantar, Daniel?"

"Tidak usah, Miss. Terimakasih. Saya permisi." Daniel meninggalkan kelas.

Perlu diingat, ia tak berbohong atau hanya mencari alasan agar tak mengikuti kelas Miss Luna.

Tapi, kepalanya memang benar-benar pusing sekarang, setidaknya tidur sebentar di unit kesehatan bisa membuat pusing di kepalanya menjadi sedikit hilang.

Bruk!

Daniel menubrukkan dirinya di kasur unit kesehatan yang tidak ada empuk-empuknya itu.

"Ah, masa bodo deh tulang gue remuk. Yang penting gue bisa rebahan." gumam Daniel sembari menutup matanya.

"Sakit banget kepala gue, anj—"

"Kamu kenapa?"

Sontak Daniel membuka matanya begitu mendengar suara manis itu terdengar di telinganya.

Iya, suara dari calon bidadari surga-nya nanti. Ceilehhhhh :v

"E-eh? Kak Seongwu?"

"Saya tanya kamu kenapa? Bukannya harusnya sekarang jam kuliah? Kenapa malah tidur disini?"

Daniel menyadari satu hal; Kakak Kucing-nya ini ternyata sangat cerewet.

Tadinya, Seongwu ber-inisiatif menjaga ruang kesehatan saat melihat penjaganya sedang istirahat dan makan di kantin.

Dan, tiba-tiba ia menemukan Daniel disini. Sedang berusaha tidur dengan nyaman di kasur sekecil itu juga dengan badannya yang sebesar gaban.

"Kepala saya sakit, Kak. Ingin istirahat sebentar." jawab Daniel, berusaha mendudukkan tubuhnya.

"Tidak usah bangun, tiduran saja. Kamu sudah makan atau belum?"

"Hehe, belum Kak." jawab Daniel sekenanya. Memang benar kok dia belum makan apapun dari tadi pagi.

Pantas saja kepalanya pusing begini, ia baru sadar kalau semalam dia hujan-hujanan ke supermarket membeli camilan. Huh! Kekanakan!

Seongwu menggelengkan kepalanya pelan, "Tunggu disini, saya belikan roti." katanya kemudian.

"Eh, tidak usah repot begitu, Kak."

"Akan lebih repot lagi jika sakitmu tak kunjung sembuh."

"Sungguh, saya tak ingin makan apapun."

"Jangan kekanakan begitu, Daniel! Lepas tangan saya, saya mau beli roti dulu untuk kamu."

Ah, demi mendengar Kakak Kucing-nya itu meninggikan suaranya, Daniel menyerah.

"Baiklah, tapi jangan salahkan saya kalau Kak Seongwu kerepotan."

"Tidak sama sekali dasar beruang!

Tolong ingatkan Daniel untuk bernapas sekarang.

"Kalau didiamkan, kamu bisa demam nanti." kata Seongwu sabar.

Keadaannya kini Seongwu tengah menyuapi Daniel roti selai kacang, dengan Daniel yang senyum-senyum seperti orang kurang waras gara-gara diperhatikan oleh calon bidadari surga.

"Kenapa Kak Seongwu tau saya suka rasa kacang? Jangan-jangan kita jodoh?" tanya Daniel jahil.

Seongwu hanya menggedikkan bahunya, "Saya hanya asal ambil tadi." jawabnya kemudian, tak memperdulikan perkataan Daniel.

"Apa yang membuatmu menjadi seperti ini?" tanya Seongwu, kini ia tengah membuang bungkus bekas roti yang sudah habis kedalam tempat sampah. Lalu, melangkahkan kakinya menuju tempat obat—meracik beberapa obat untuk diminum muridnya itu.

"Menjadi apa? Mencintai Kakak? Ah, tidak usah ditanya. Kak Seongwu kan manis, baik hati juga ramah. Apa yang bisa dibenci dari Kakak?"

Tuk!

"Aduh, sakit Kak!"

Daniel mengerang; pasalnya Seongwu baru saja memukul kepalanya. Sakit sekali rasanya, apalagi di keadaan sedang pusing seperti ini.

"Makanya jangan bicara omong kosong seperti itu!" Seongwu mencebikkan bibirnya, membuat Daniel gemas setengah mati.

"Maksud saya, kenapa kamu bisa sakit seperti ini?" tanya Seongwu lagi.

"Ah, itu.. Semalam saya lari dari rumah menuju supermarket untuk beli camilan, hujan-hujanan. Jadi deh pusing sekarang." jawab Daniel enteng.

"Dasar bodoh!" kata Seongwu sambil tersenyum geli, lantas memberi Daniel obat-obatan tadi.

"Terimakasih, Kakak Kucing." Daniel menerima obat-obatnya, lantas menunjukkan senyum gigi kelincinya kepada Seongwu.

"Berhenti memanggil saya seperti itu."

"Apa? Kakak Kucing?"

Mengangguk, "Iya, berhentilah."

"Tapi, kenapa? Kak Seongwu kan memang mirip kucing."

"Itu tidak lazim diucapkan murid kepada dosennya, Daniel."

Hehe :) hehe :)

Terimakasih yang sudah memberikan dukungannya! 😗😗😗

-Ra

Budak Cinta • OngNiel √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang