bab 1

1.9K 22 3
                                    

Tika

     Bunyi bel berdentang keras pertanda jam mata kuliah berakhir. Aku segera melirik ke arah pintu kelas. Disana sudah berdiri pria bertubuh tinggi dengan ransel di punggungnya yang kukuh. Oh, siapa lagi kalau bukan pacarku, Roby. Tadi dia mengirim pesan yang berisi ingin mengajakku nonton film.

     "Pulang dengan Roby?" Tanya Annie, sahabatku, dari kursi belakang.

     "Iya, Ann," Jawabku seadanya seraya memasukkan agenda ke tas. "Aku duluan ya, bye!"

"Have fun, dear!"
    
     Kubalas Annie dengan senyum cerah, lalu melesat keluar kelas menemui Roby.

     Kutepuk pundaknya dan pria Arab itu spontan menoleh ke arahku. Senyum semringah pun langsung tepat di wajah manisnya.

     "Sudah selesai, sayang?" Tanyanya yang langsung kujawab dengan anggukan senang.

      "Ayo!" Roby menarik tanganku lembut dan kami berjalan sambil berpegangan tangan.

     Hampir tiba di parkiran kampus, seseorang mendekati kami. Dia berbicara dengan nada cepat pada pacarku dan aku hanya terus memandangi tanganku dan Roby yang saling melingkupi.

     Saat tak ada lagi suara yang kudengar, aku menegakkan leher seketika mood- ku hilang dan wajahku berubah masam begitu melihat orang didepanku ini. Aku tahu dia ingin mengambil Roby dariku karena hal-hal yang menyangkut keorganisasian kampus. Dan sebentar lagi, tanpa perlu diragukan, Roby akan memilih urusan organisasinya itu karena dialah ketuanya!

"Sayang, maafkan aku. Tiba-tiba James..."

Kan! Apa kubilang

     "Iya, tidak apa-apa, aku mengerti. Pergilah." Aku tersenyum manis, padahal hatiku kecewa.

     "Besok saja ya, aku janji." Ratunya menunjukkan rasa bersalah. Aku ingin memberinya senyum lagi, tapi hatiku yang kecewa seakan membekukan bibirku. Ini bukan yang pertama kalinya dan aku tahu, ini bukan menjadi yang terakhir.

     "Nanti malam aku telepon," Katanya, lalu mencium pucuk kepalaku sesaat.

     Aku hanya mengangguk malas selagi memandang Roby yang kian jauh, pergi bersama temannya. Hingga Roby benar-benar tak terjangkau lagi oleh pengelihatanku, aku baru memutuskan untuk berjalan keluar dari area kampus. Ku susuri jalan dengan lesu menuju rumahku yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari kampus. Udara sore yang sejuk setidaknya bisa menenangkan hatiku yang kecewa.

     Aku meneruskan kuliah di Universitas Alaska Fairbanks yang terletak di salah satu negara bagian Amerika, Alaska. Aku sekeluarga pindah dari Indonesia ke negara ini dua tahun lalu, tepatnya saat ayahku dipindahtugaskan oleh atasannya. Mau tidak mau, aku sekeluarga harus mengikuti ayah. Bagiku, kehidupan kami di Indonesia sudah baik, apalagi semua saudaraku menetap di Indonesia. Namun tidak dapat kupungkiri, pindah ke luar negeri memberiku pengalaman hidup yang baru. Setelah dijalani, rasanya menyenangkan, apalagi aku mendapatkan teman sebaik Annie dan seorang pria yang menyayangiku, Roby. Yah, walaupun aku tahu, posisiku dalam hidup Roby bersaing ketat dengan urusan keorganisasinya.

"TIKA!"

     Spontan aku menoleh ke sumber suara. Sambil menajamkan mata, kulihat seorang pria sedang bersandar di pintu mobil sport. Tangan kanannya melambai ke arahku, seolah isyarat aku harus mendekat padanya. Namun, aku bergeming.

mine: novel by atikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang