Beginning 13

42 6 19
                                    


DAY 1

Sekolah, pulang, belajar, aktivitas, dan tidur. Itu itu saja kerjaannya hingga hari yang ditunggu-tunggu tiba. Dimana mereka akan menghadapi pelatihan. Sebenarnya beberapa dari mereka adalah atlet. Yeah... mereka sudah biasa dengan yang namanya pelatihan. Srikandi atlet panahan, Rezalki atlet silat, Ezulki Taekwondo, Yasirna atlet renang. Kalau Suma dan Keke memang bukan atlet. Tapi fisik dan mental mereka hampir bisa menyamai atlet. Suma anak pramuka, ia biasa hiking dan memimpin teman-temannya. Sementara Keke mungkin sudah dijelaskan di chapter awal. Ia suka sekali membantu papa dan mamanya bekerja.

Dengan alasan bermain bersama, keenam anak itu pun berangkat menuju markas. Hari Sabtu siang yang sangat panas. Untungnya mereka cepat sampai ke markas.

"Hai lagi guys! Siap untuk berlatih hari ini?" sapa Faisal yang menyambut mereka di ruang tamu.

"Insyallah siap, Sal!" kata Srikandi semangat. Padahal mah itu muka udah item karena kepanasan. Udah gitu bau asem karena mereka habis pulsek langsung ke markas. Belom ganti baju.

"Iya dehhh... Kalian ganti baju dulu aja. Ke ruangan yang kemarin tuh. Di dalam lemari sudah ada baju olahraganya. Bersih-bersih dulu juga boleh. Kita mulai jam 2 di gedung timur ya!" pesan Azreenal sambil mengambil berkas-berkas bertanda 'BP' yang bejibak. Kemudian ia masuk ke salah satu ruangan yang terletak di pinggir lorong bagian depan. Diikuti Faisal di belakangnya.

Rupanya mereka baru sadar di belakang kursi dan meja tamu ada dapur kecil. Hanya saja dibatasi oleh meja bar yang panjang. Ada kulkas, kompor, aneka peralatan masak, serta pencuci piring yang tersusun rapi. Beda banget sama dapur rumah yang berantakkan dan bahan masakan yang berserak. Asal ditaruh saja.

Bentar.... kok nampak kali ga pernah beres-beres yak???

Yang lelaki bukannya langsung anti baju malah delosor di karpet ruang tamu.

"Panaaassss....." keluh Ezulki sambil mengibas-ibas mukanya dengan majalah.

"Mau diguyur?" tawar Suma dengan wajah meledek.

"Gausah ditawarin dia mah. Langsung siram aja!" Rezalki gemas dengan adiknya itu.

Tidak ada jawaban dari Ezulki.

"Zul? Zul.... Eh?! Kemana dia?" Rezalki tampai mencari-cari.

"Tadikan disini sih? Kok aneh?" Suma juga ikutan mencari-cari.

"Apa dia ngambek ya? Kita jailin terus?" Rezalki merasa bersalah.

"Salah kita nih..... Yaudah deh kita ganti baju aja yuk!" Suma bangkit dan mencoba menghibur Rezalki.

Rezalki tersenyum tipis dan mengangguk. Mereka pun menuju kamar mereka tempat ganti baju mereka dulu.

"Hem... Si Zulki kemana ya?" tanya Suma sembari membuka pintu. Diikuti Rezalki di belakanganya.

"Masuk dulu saja deh" kata Rezalki.

Mereka pun masuk. Setelah itu mereka menuju kamar mandi. Suma membuka pintu kamar mandi. Baru saja terbuka, tiba-tiba....

BYUR!!!

"Hahahaha.....!!!! Kena kalian! Siapa suruh mau guyur ambo?!".

Rupanya Ezulki sudah mendahului mereka dan bersih-bersih duluan.
Suma secara refleks mengusap mukanya pelan. Setelah sadar ia langsung tersenyum hendak ketawa.

"Zul!! Kau ini bikin ka..." Rezalki belum selesai bicara sudah disiram dengan air dingin sisa menyiram Suma.

"Brrr...dingiiiinn....!!!" katanya terkejut. Ezulki tertawa lepas. Ia puas mengisengi kedua temannya itu.
Suma dan Rezalki berpandangan. Mereka tersenyum licik bersamaan.

Batik Prantau BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang