Beginning 10

35 7 2
                                    


"Selamat datang semuanya! Akhirnya kalian sampai juga!" kata seorang anak laki-laki berkacamata proyek warna kuning transparan dan jas laboratorium. Rambutnya rapi, giginya putih, dan mukanya yang berkulit sedikit gelap nampak bersih dan segar. Badannya tegap dan  cara bicaranya menyenangkan. Senyumnya manis dan cakep.

"Emh... Maaf...kami mau bertemu Faisal. Ia mengundang kami kemari" kata Suma.

Anak itu tampak heran. Namun akhirnya tersenyum dan tertawa kecil.

"Hahaha..." tawanya dan ia pun membuka kacamata proyeknya. Ia menampakkan senyumnya seraya menjunjukkan dirinya.

"Eee..." Srikandi bingung. Begitu juga dengan kawan-kawannya yang saling pandang. Masih bingung dengan apa yang anak ini maksud.

"Hei! Kalian kenapa? Tak kenal siapa aku?" kata anak itu. "Akulah orang yang mengundang kalian" lanjutnya sambil tersenyun lebar.

"HAH??!!" sontak saja keenam anak itu terkejut bukan main!

"Ini Faisal?!" seru Rezalki bingung. Dahinya masih berkerut.

"Ga mungkin! Faisal gak kayak gini! Ia punya tahi lalat di pipinya!" kata Yasirna.

"Dan pakai kacamata bulat!" tambah Keke.

Anak itu tersenyum dan tertawa kecil. Ia mengeluarkan kacamata buat dan sebuah tahi lalat tempel. Lalu memasangkan benda-benda itu diwajahnya. Mereka mendelik. Ini baru Faisal!!!

"E..ehh..?? Kok...kok bisa?" heran Suma.

Sementara itu Ezulki tidak tangung-tangung maju. Ia mendekatkan wajahnya ke Faisal sambil memerincingkan mata. Berkali-kali ia menyopot-pasang kacamata dan tahi lalat palsu itu di wajah Faisal. Faisal nampak tidak terganggu. Malah cekikikan dan membiarkan Ezulki mengutak-atik make-upnya itu.

Sementara Ezulki berfokus pada Faisal, yang lainnya memasang wajar datar. Rezalki mengusap-usap rambutnya, kesal dengan apa yang adiknya perbuat. Sementara Suma berdecak-decak sambil menahan tawa.

"Zuulll...!!! Udah deh! Itu Faisal kok! Jangan bikin dia risih!" tegur Rezalki. Ia masih memasang wajah datar.

"Iya Zul! Itu Faisal! Aku percaya kok, we!" kata Srikandi dengan muka cerah. "Kenapa kamu  merubah penampilanmu disekolah, Faisal?" tanyanya kemudian.

Keke mengangguk. "Iya...kan lebih cakep begini".

"Iya, Faisal! Kenapa?" tanya Yasirna tidak sabar.

Faisal tersenyum. Ezulki sudah menghentikan aksinya. Kini ia dirangkul Rezalki. Biar gak kemana-mana, katanya.

"Yah... Aku sedang menyamar" jawabnya singkat namun tetap cakap.

"Hah?! Buat apa?" tanya Suma makin bingung.

"Akan kuceritakan sambil jalan yuk? Ada yang mau bertemu dengan kalian" katanya santun. Ia pun mempersilahkan teman-temanya masuk dan memimpin perjalanan mereka.

Dari ruangan tadi, mereka berbelok dan menyusuri lorong terang. Di temboknya terdapat poster digital berlapis kaca. Poster itu didominasi warna merah maroon dan terdapat beberapa warna lain yang berfungsi sebagai aksen menarik. Sembari mereka berjalan poster-poster besar yang memanjang itu mengiringi mereka.

Poster itu sedikit gambar. Paling hanya motif batik yang berwarna-warni dari berbagai daerah di Indonesia. Lebih banyak tulisan besar yang memotivasi dan disusun dalam berbagai font unik. Salah satu yang paling menarik bertuliskan 'WE DO IT FOR NATIONS UNITY'.

Srikandi sibuk memerhatikan poster-poster itu sembari berjalan dan mendengarkan penjelasan Faisal.

"Sebelumnya kami minta maaf atas ketidaknyamanan kalian saat berjalan kemari. Kami bukan mau mengerjai kalian atau yang lainnya. Itu sebenarnya bagian dari sebuah tes kami. Mungkin sekarang kalian bingung. Tapi ga apa... Aku dan rekanku akan membuat kalian merasa lebih baik" kata Faisal sembari mereka menyusuri jalan.

Batik Prantau BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang